ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. dasar bodoh ~wensto~
...----------------episode 12----------------...
Suasana di ruang makan begitu tenang, hanya ada bunyi suara garpu atau sendok dan piring makan mereka berdua.
Pertama Alaric yang tidak pintar berbicara dengan seorang wanita dan kedua Ellisha yang merasa risih karena banyak yang melihatnya makan.
Namun keheningan itu berhasil di patahkan oleh Alaric, ia sudah mulai mempersiapkan diri untuk berbicara, walau merasa gugup. Jika Alaric bisa memilih, turun berperang atau berbicara dengan seorang wanita. Bisa di pastikan ia akan langsung memilih turun berperang tanpa berpikir dua kali.
"mm. Apa makanannya enak? maaf saya tidak tau makanan kesukaanmu, jadi saya meminta pelayan untuk masak semua makanan yang ada di kediamanku"ujar Alaric dengan gayanya, yaitu wajah datar dan mata yang tidak bisa lama-lama menatap Ellisha.
Mendengar itu, Ellisha sedikit tersenyum tak percaya, akhirnya seorang pria yang selalu Ketus kepadanya bisa juga berbicara dengan nada sedikit lembut.
"Aku tidak suka semua ini"serkah Ellisha. Ucapannya itu mendapatkan respon tidak terima oleh mereka yang mendengarnya. Apa lagi Wensto yang memang dari awal tidak suka pada Ellisha.
"Maaf Nyonya jika saya tidak menghormatimu. kami tau kami adalah wilayah miskin yang kekurangan bahan pangan. Tapi anda juga tidak harus memberikan kami masalah baru, makanan yang ada di hadapan anda, bagi kami sudahlah nikmat di wilayah ini"Ketus Wensto dengan nada sarkas.
"WENSTO DIAMLAH!"teriak Alaric. Suara yang dikeluarkam Alaric begitu menggelegar di ruang makan, sehingga membuat orang-orang yang berada disitu langsung terdiam ketakutan.
Ellisha yang melihat semuanya yang sedang tertunduk ketakutan, ia tanpa rasa bersalah kembali membuka suaranya.
Dengan nafas panjang dan suara lembutnya di tambah raut wajah memelas.
"Tuan... Jangan marah, yang aku maksudkan itu, aku tidak suka melihat banyak makanan yang di buat hanya untukku, ini terlalu mewah untukku sendiri, sedangkan di luar sana, rakyat kita masih kelaparan, aku meminta izinmu agar semua ini aku bagaikan kepada mereka, apa boleh?"
"oh?"ucap Alaric dengan raut wajah bertanya-tanya. "Baiklah, aku serahkan semuanya padamu, keputusanmu juga merupakan keputusanku jika itu baik untuk rakyatku sendiri"ucap Alaric dengan nada yang sudah mulai tenang, tapi raut wajahnya masih menunjukan rasa jengkel.
"Aku sudah memperingatimu untuk menjaga lisanmu yang kotor itu, untung saja ada Nyonya. jika tidak nyawamu tak akan selamat hari ini"bisik Zaint di samping Wensto.
Wensto yang mendengar itu hanya terdiam tertunduk dengan raut wajah masih menyimpan dendam.
"Okey... Makasih Sayang..."ucap Ellisha tersenyum manja kepada Alaric,
Alaric yang mendengar ucapan yang tidak biasa baginya itu hanya membeku menatap ke arah Ellisha dengan wajah penuh arti. Sedangkan Ellisha, kini kembali asik menikmati makanannya yang masih tersisa sedikit.
...----------------...
Usai sarapan pagi, mereka berdua pun menjalani tugasnya masing-masing. Alaric yang sibuk melatih prajuritnya karena dua hari kedepan mereka akan turun berperang, dan Ellisha yang malang kini berhadapan dengan Wensto, kepala pelayan mension, yang tidak menyukainya samasekali.
Wensto di tugaskan oleh Alaric, untuk mengajari apa saja tugas-tugas yang akan di lakukan oleh Ellisha sebagai Nyonya Duchess di Mension Dowson.
Ada 6 orang yang sedang duduk di taman luar mension di bawah pohon yang rindang.
6 orang tersebut terdiri dari Ellisha, Marya, Wensto dan ketiga lainnya terdiri dari Kepala dapur, dan dua pelayan wanita.
Posisi Ellisha sedang duduk di sebuah kursi taman dan di hadapanya ada banyak buku aturan dan buku kas keuangan, Marya yang berdiri di belakangnya dan 4 orangnya lagi berdiri tepat di hadapanya.
"Ehm. Akan saya jelaskan saja apa yang harus anda lakukan di kediaman kami sebagai seorang duchess"ucap Wensto dengan nada tidak sopan.
"hmmm..."dehem Ellisha yang tidak perduli akan kelakuan Wensto. Ia menganggap Wensto seperti dosen killernya kalau lagi marah. Dan itu sudah merupakan hal yang sangat biasa di pendengaran seorang mahasiswa dari abad 20.
Mendapat respon tersebut, Wensto melanjutkan kembali ucapannya, sebenarnya ia merasa sedikit takut, karena saat melihat Ellisha dia seperti melihat tuanya Alaric, namun karena rasa sombongnya lebih tinggi dari rasa takut, Wensto tetap tak peduli.
"Sebagai seorang duchess tentu anda yang akan mengatur keuangan di Mension ini, saya sudah menyiapkan buku kas yang sudah lama saya atur. Sekarang itu akan menjadi tugas anda, dan perkenalkan ini kepala dapur disini, ada sesuatu yang akan dia sampaikan juga"tunjuk Wensto ke orang yang berada di sampingnya.
Mendengar itu Ellisha membuang pandangannya ke arah kepala dapur tersebut
"Bicaralah, apa lagi keluhan mu?"tanya Ellisha serius.
"a.a.a.a.a" seorang pria paru baya, berbadan gendut itu tak kuasa mengelurkan suaranya.
Mendengar itu Ellisha sedikit terdiam hampir tertawa, ia mengerutkan alisnya dan tersenyum menenangkan.
"Jangan takut pak, bicaralah.. Aku akan mendengarkan dengan baik"ucap Ellisha sopan.
"Maaaaf Nyonya sepertinya kita mulai kehabisan makanan... Dan dua hari lagi tuan dan para prajurit akan turun berperang.... aku tidak berani meminta uang kepada tuan karena aku tau mereka pergi berperang karena sudah tidak memiliki uang lagi.... BAGAIMANA INI NYONYAA... MEREKA BERPERANG TANPA ASUPAN TENAGA, ITU SAMA SAJA DATANG UNTUK MENYERAH KAN DIRI UNTUK DI BUNUH OLEH MUSUH... HUAAAAA"pecahlah tangisan dari seorang pria paru baya berbadan gendut itu.
"ck! Ini semua karena dia. Makanan kita habis hanya karena untuk menyenangkan dia. Kita liat apa yang bisa ia lakukan. HM!"bisik Wensto, namun bisa terdengar oleh Ellisha.
"sudah, sudah jangan bersedih lagi pak.. Maaf siapa namamu pak?"tanya Ellisha dengan tenang.
"Hiks.. Na_nama saya Buyan. saya kepala dapur disini, saya yang mengurus bahan makanan dan masakan yang akan di siapkan kepada orang-orang di Mension ini"ucapnya sambil mengusap air mata dan air di hidungnya.
"baik... Aku akan memanggil kamu koki Buyan saja yah?"ucapnya tersenyum, selesai itu ia menjatuhkan pandnganya ke buku kas, dengan hati yang sudah siap, Ellisha mengambil buku kas tersebut dan membukanya.
Dengan wajah serius, ia mulai membaca setiap rincian keuangan yang ada di buku tersebut.
"APA!? UANG BULANAN YANG DI BERIKAN OLEH ISTANA HANYA 30 KOIN PERAK SAJA!? INI TIDAK MUNGKIN! BAHKAN UANG HASIL BERPERANG PUN HANYA 100 KOIN PERAK. apa-apaan ini? Semasa aku menjadi Ratu aku yakin bahwa aku memberikan uang jatah perang di Wilayah selatan akan kemenangannya sebesar 1000 koin emas! Apa kamu yakin ini yang kalian dapatkan? Kamu tidak salah menulisnya kan? Wensto?"Teriak Ellisha hampir gila karena membaca buku kas tersebut.
"TIDAK. Aku tidak pernah salah. jika aku salah, aku bersedia mati untuk negaraku sendiri"ucap serius Wensto tapi masih dengan nada sombongnya.
"WAAH SHIBA*, ternyata Menteri yang selama ini ku beri kepercayaan telah korupsi dan menipu diriku. HAHAHA ternyata seluruh istana sudah 100 persen di kuasai oleh para tikus got, Staylo jangan salah kan aku. Aku akan memerangi kalian semua sampai kalian yang akan mengemis-ngemis uang di kediamanku! Liat saja nanti HAH!"Ucap Ellisha kesal sendiri.
"MARYA"teriak Ellisha langsung berdiri di kursinya
"YA nyo_nyona? kenapa kamu meneriaki aku?"kaget Marya. Karena dia tidak jauh dari Ellisha.
"KOKI BUYAN!"Teriaknya lagi kepada buyan. Respon buyan pun sama dengan keadaan Marya.
"kalian berdua bawa aku ke dapur, dan setelah itu aku ingin bertemu dengan Tuan Duke, sekarang juga. Aku tidak mau pertanyaan dan penolakan. Ikut saja apa yang aku perintahkan"ucapnya langsung berjalan duluan, dan diikuti oleh keempat pelayan di belakangnya. Marya, Buyan dan kedua pelayan wanita. Mereka meninggalkan Wensto yang tidak mau ikut campur.
*heh kita lihat saja masalah apa yang akan kamu buat, setelah ini kamu akan di habisi oleh tuan, dasar bodoh*batin Wensto memperhatikan mereka pergi.
BERSAMBUNG...