NovelToon NovelToon
Pocong Bintang Kos

Pocong Bintang Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Zombie / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:943
Nilai: 5
Nama Author: Deriz-Rezi

"Pocong Bintang Kos"

Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost

Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.

Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.

Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?

Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!

Salam Hormat
(Deriz-Rezi)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ritual Malam Berdarah.

Malam di Kos 13B semakin mencekam. Setelah kejadian di lorong tak berujung, Budi, Djigo, dan Pocong Hilarious tahu bahwa mereka tidak bisa lagi menganggap ancaman ini sebagai kebetulan. Djigo terlihat sibuk membolak-balik buku catatan tua yang ia curi dari ruangan cermin semalam.

“Djigo, apa yang kamu cari sebenarnya?” tanya Budi yang mulai lelah.

“Ada petunjuk di sini. Buku ini bukan sembarang buku, Bud. Ini seperti… buku panduan untuk mengungkap rahasia Kos 13B,” jawab Djigo serius.

Pocong melompat mendekat. “Kalau itu buku panduan, berarti kita bisa tahu bagaimana caranya menyelamatkan kos ini, kan?”

Djigo menggeleng. “Masalahnya, ada bagian yang hilang. Dan bagian itu adalah… cara menghentikan kekuatan di balik semua ini.”

---

Penemuan Simbol Aneh

Di dalam buku itu, mereka menemukan gambar simbol-simbol aneh yang mirip dengan yang ada di pintu lorong tak berujung. Ada satu simbol yang menarik perhatian mereka: gambar lingkaran dengan jejak tangan berdarah di tengahnya.

“Tunggu, ini kayaknya ada di dinding belakang kos!” seru Budi.

“Dinding belakang? Itu kan area yang nggak boleh dimasuki siapa pun,” ujar Pocong sambil gemetaran.

Djigo tersenyum kecil. “Justru itu yang membuatnya menarik. Kalau ada larangan, pasti ada sesuatu yang disembunyikan.”

Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk memeriksa dinding belakang kos pada tengah malam, saat penghuni lain sudah terlelap.

---

Malam yang Mencekam

Mereka menyelinap ke belakang kos melalui jendela dapur. Udara dingin menusuk kulit, dan suara jangkrik terdengar sayup-sayup. Ketika mereka tiba di dinding yang dimaksud, Budi merasa ada sesuatu yang aneh.

“Kenapa udara di sini lebih dingin daripada tempat lain?” tanya Budi sambil memeluk tubuhnya.

Djigo menunjuk dinding itu. “Lihat, simbolnya ada di sini!”

Simbol lingkaran dengan jejak tangan berdarah terlihat samar di dinding, tapi terasa berdenyut, seolah hidup. Pocong mendekat, mencoba menyentuhnya.

“Pocong, jangan sembarangan sentuh!” seru Djigo, tapi terlambat.

Ketika Pocong menyentuh simbol itu, dinding mulai bergetar dan terbuka, memperlihatkan lorong gelap yang menuntun mereka ke bawah tanah.

---

Ritual Berdarah

Mereka mengikuti lorong itu dengan hati-hati. Di ujung lorong, mereka menemukan sebuah ruangan besar dengan altar di tengahnya. Di atas altar, ada sebuah buku besar yang bersinar merah.

“Aku nggak suka ini,” bisik Budi.

Djigo mendekat ke buku itu dan mulai membacanya. “Ini adalah buku ritual. Buku ini adalah inti dari semua kekacauan di Kos 13B. Tapi ada satu masalah…”

“Apa lagi sekarang?” tanya Pocong.

“Buku ini hanya bisa dihancurkan dengan melakukan ritual tandingan. Dan ritual itu butuh…” Djigo terdiam, menelan ludah.

“Butuh apa?” desak Budi.

“Butuh darah manusia,” jawab Djigo pelan.

---

Keputusan Sulit

Budi melangkah mundur. “Tunggu. Aku manusia di sini! Jangan bilang darahku yang harus dipakai.”

Djigo mengangguk ragu. “Itu satu-satunya cara untuk menghentikan semua ini, Bud. Tapi… kita hanya butuh setetes darah, bukan pengorbanan besar.”

Pocong mencoba menenangkan Budi. “Santai, Bud. Aku akan jagain kamu. Kalau Djigo bohong, aku yang bakal pukul dia duluan.”

Budi, meski takut, akhirnya setuju. Ia menggigit bibirnya dan berkata, “Oke, kalau ini memang satu-satunya cara, aku akan melakukannya.”

Djigo mengambil jarum dari altar dan menusukkan ujungnya ke jari Budi. Setetes darah jatuh ke atas buku ritual, dan seketika, ruangan itu bergetar hebat.

---

Bayangan Kegelapan

Tiba-tiba, bayangan besar muncul di tengah ruangan, lebih gelap dan lebih menyeramkan dari Penjaga Lama. Bayangan itu memiliki bentuk seperti naga dengan mata merah menyala.

“Kalian berani mengganggu ritualku? Kalian akan menyesal!”

Djigo mundur panik. “Ini bukan bagian dari rencana!”

Pocong mencoba melindungi Budi, tapi bayangan itu terlalu kuat. Satu sapuan bayangannya membuat Pocong terlempar ke dinding.

Budi berteriak, “Djigo, apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Djigo menggenggam buku ritual dan berkata, “Kita harus membacakan mantra ini untuk menguncinya kembali!”

---

Melawan dengan Harapan

Ketika bayangan itu mendekat, Djigo dan Budi bekerja sama membaca mantra yang tertulis di buku. Sementara itu, Pocong dengan sisa kekuatannya mencoba mengalihkan perhatian bayangan itu.

“Hey, bayangan besar! Kenapa kamu nggak punya leher? Apa susah kalau mau pakai dasi?” ejek Pocong sambil berusaha melompat ke atas altar.

Bayangan itu terlihat bingung, memberi waktu bagi Budi dan Djigo untuk menyelesaikan mantra. Cahaya terang keluar dari buku ritual, melumpuhkan bayangan tersebut.

---

Akhir yang Menyisakan Pertanyaan

Ketika bayangan itu menghilang, ruangan kembali tenang. Buku ritual lenyap, dan dinding lorong mulai menutup.

“Kita berhasil,” desah Budi lega.

Tapi Djigo menggeleng. “Ini belum selesai. Kita hanya menutup satu pintu, tapi aku yakin masih ada banyak misteri lain di Kos 13B.”

Pocong mengangkat tangan. “Yang penting sekarang, kita istirahat dulu. Aku butuh waktu untuk mengembalikan kelucuan maksimalku.”

Mereka kembali ke kamar dengan perasaan campur aduk. Di luar kamar, lorong kembali sunyi, tapi simbol-simbol aneh tetap muncul di tempat yang tak terduga.

1
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
Deriz-Rezi: Aku maunya disemangati kamu(Kata poci)😁🤭
total 1 replies
Anonymous
🤣🤣ada ada aja
lanjutt kak
Anonymous
menarikk kak lucu 😁😁
Deriz-Rezi: Terima kasih Kak Dukung Terus karyaku ya kak🥰
Anonymous: semangattt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 terus kak buat karya nya
total 3 replies
Deriz-Rezi
Ditunggu cerita selanjutnya 💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!