Cincin Ruang Pengubah Takdir
Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah, ujar nenek itu.
Baik Nek, padahal Ana memberikan nya dengan ikhlas, balas gadis kecil itu.
"Hatimu sungguh mulia, lihat bibi yang bersama kamu sedang mencari mu, senang bertemu dengan kamu Nak, ucap Nenek itu.
"Bi Ijah Ana disini, teriak Anabelle.
"Astaga, bibi kita kamu kemana, lalu kamu duduk disini sendiri, ucap Bi Ijah.
"Tadi ada nenek-nenek disini kelaparan, jadi biskuit ana, sudah ke berikan padanya sama uang 5 ribu pemberian bibi tadi,ucap Anabelle dengan polosnya.
"Lain kali jangan seperti itu sama orang asing ya, dan masri kita pulang, pak supir katanya sudah sampai di parkiran biasa, ajak mbok Ijah.
Mereka tiba dirumah dan mbok Ijah lanjut memasak, Anabelle juga ikut bantu memasak, bahkan di umur segitu dia sudah bisa memasak sendiri.
Malam harinya setelah isya, mbok Ijah berkata, bahwa besok sore anaknya akan datang menjemput nya, karena mbok Ijah sudah mengundurkan diri.
"Nak Ana, maafkan mbok karena tidak bisa lagi menemani nak Ana, mbok mau istirahat di kampung, jika sudah cukup istirahat, mbok akan kembali, tutur mbok Ijah.
"Terimakasih sudah merawat anak hingga sebesar ini, tolong tinggalkan alamat bibi, dan tulis nomor telpon bibi, suatu saat Anna akan berkunjung", ucap Anabelle.
"Ini titipan dari ibunya Nak Anna, bukalah, dan jika Nak Anna sudah siap, keluar lah dari rumah ini, bukan bibi tidak mau membawamu, tapi tempat tinggal sangatlah jauh, dan sangatlah susah, ucap mbok Ijah.
"Tidak apa-apa, Anna juga sudah bertekad akan pergi dari sini, 11 tahun Anna tak pernah lihat siapa ayahku dan kedua kakak ku, jadi percuma disinj, ucap Anabelle.
"Nak Anna mau kemana? Tanya mbok Ijah, cari kerja di pasar, di tempat langganan kita, tak apa gaji sedikit yang penting bisa makan, ucap Anna semangat.
"Ya sudah, mungkin itu lebih baik, tapi sebaiknya buka saja kotak peninggalan ibu Nak Anna, ucap Mbok Ijah.
Annabelle kemudian membuka kotak berukuran 30x30cm itu, didalamnya berisi sebuah surat dan beberapa dokumen, serta 2 ATM, dan buku rekening, atas nama ibunya.
Mbok Ijah juga memberikan kartu keluarga walau hanya fotokopian, mbok Ijah ambil saat disuruh pergi Foto kopi KK, sedangkan KTP asli ibunya Anabelle, mbok Ijah juga ambil saat membersihkan kamar ibunya Annabelle.
"Nak Anna simpan baik-baik semua benda ini, karena suatu saat akan berguna buat untukmu, coba lihat, ini adalah alamat rumah milik ibumu, lebih baik nak Anna pergi kesana saja dan tinggal disana, setelah bibi selesai urusan di kampung nanti bibi akan menemani kamu, ucap Mbok Ijah tidak tega meninggalkan Anna sendiri.
"Tidak apa-apa, mbok urus saja keperluan Mbok dan istirahatlah, jika sudah siap kasih tau Anna, tabungan Anna sudah cukup untuk beli handphone, makanya nomor bibi Anna minta, ucap Anna.
"Baiklah kalau begitu, bibi tinggal ke kamar bibi ya, besok kita pasar, bibi ingin berikan sesuatu untukmu, ucap mbok Ijah dan kembali ke kamarnya.
Di kediaman utama tempat ayah dan kedua kakaknya, Gerald dan Sarah, mereka sudah lupa akan kehadiran Anabelle,
Kedua kakaknya Anabelle, Gerald sudah berusia 18 tahun sedangkan Sarah 17 tahun hanya selang setahun, tapi keduanya terpaut jauh dengan si kecil Anabelle.
Ayah nya Anabelle bernama Sebastian, adalah pengusaha terkenal dimasa mudanya, dan menikahi seorang wanita biasa, bernama Alana Bachtiar, staff salah satu Bank Pemerintah ternama di Indonesia.
Publik hingga saat ini hanya mengenal 2 anak dari Sebastian Gunawan, karena hingga kini Sebastian Gunawan tidak pernah menikah lagi.
Di kamar Anabelle membaca surat peninggalan Ibunya yang di tulis 2 hari sebelum kematiannya.
Putriku Anabelle Rista, ibu tidak tahu umurmu berapa saat membaca surat ibu, maafkan ibu yang tidak bisa menemani mu tumbuh besar.
Ibu wariskan beberapa harta ibu untukmu, dan sebuah rumah kecil untukmu, ayahmu dari saat ibu hamil sudah tidak mau menerima kamu, dan kedua kakakmu.
Ibu yakin hidup mu pasti akan menderita, makanya ibu membeli rumah dan membuatkan ATM untukmu semua harta yang di berikan ayahmu sudah ibu masukkan dalam ATM 2 itu, bawa seluruh data yang ada yang ada dan datangkan ke Bank, jumpai wanita bernama Anita Lesmana dan dia akan membantuku, bawa liontin lumba-lumba itu juga saat bertemu dengannya.
Putriku, menjelang kematian ibu, seluruh keluarga besar Ayahmu sudah bersepakat menghapusmu sebagai bagian dari keluarga mereka, jadi jangan berharap apapun dari mereka.
Harta yang ibu berikan memang sedikit, tapi cukup untukmu hidup tanpa bekerja seumur hidup, bahkan jika suami kamu tidak bekerja sekalipun, tapi saran ibu carilah pasangan yang baik dan taat kepada sang pencipta.
Keluarga ibu sudah tiada, kecuali adik tiri ibu, dia tinggal di kampung, dan mungkin dia tidak tahu jika ibu sudah tiada, jika kamu berkenan datanglah ke kampung ibu, dan temuilah dia.
Sekali lagi jangan pernah berharap apapun kepada keluarga ayahmu, gunakan Bachtiar di belakang namamu.
Dari ibumu
Alana Bachtiar
"Jangankan berharap harta, kasih sayang saja tidak pernah ada, jangankan berharap kasih sayang, 11 tahun ini, sekalipun Anna tidak pernah melihat ayah dan kakak secara langsung, hahaha, monolog Anabelle.
Anabelle menyimpan kembali surat Ibunya dan membaca wasiat ibunya, dia juga melihat liontin lumba-lumba dan beberapa lembar foto ibunya bersama Anita Lesmana.
Saat Anna hendak meletakkan memasukkan isi dalam kotak yang dia taruh di atas kasurnya, dia melihat Cincin yang di berikan nenek yang di tolongnya.
Ketika dia hendak memasang di jarinya, tapi Cincin itu terlalu besar ukurannya, dia teringat omongan Nenek itu dan langsung mencobanya, berkesan konyol dan tidak masuk akal, tapi Anabelle yang polos melakukannya, darah dari jarinya di teteskan ke Cincin itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
siti rokayah
novel satu belum selesai sudah bikin lagi
2024-11-11
0
Wy Ky
keren
2024-11-09
0
Anonymous
j
2024-10-24
0