Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 27. Kencan.
Dalam obrolan diantara Nurul dan Disky. Dari meja belakang, ada Mona yang mata nya tak pernah berhenti menyisir pandangan ke kedua orang itu.
Mona meluruskan jari telunjuk ke arah meja makan nya Nurul
"Disky sama Nurul mereka berteman ya?"
"Iya Mon, gosipnya mereka berdua itu teman kecil bareng Nando" Novia menjawab.
Mona menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali "Perasaan banyak banget silsilah teman kecil di sekolah ini dah"
Nando yang sedari tadi tenang menatap layar ponsel, langsung bicara. "Gausah dipikirin neng, ngapain kamu repot-repot ngurus hidup orang?" Tatapan nya masih ke arah layar, omongan nya pun sudah pedas.
Baru juga pertama kali bertanya, gimana Mona mendalami tentang mereka. Mona yang bermata sebal itu pun langsung mengatup mulut rapat-rapat.
Dari arah sana, Nurul menyudahi obrolan nya dengan Disky, Nurul merasakan tidak nyaman saat di dekat nya, karena gadis itu cinta— nya sama Nando, bukan Disky.
**
Malam hari nya. Nando dan Mona baru saja mengobrol di balkon atas, jarak rumah sangat dekat. Kalau kencan, nando tak perlu buang banyak bensin, cukup memanggil namanya, Mona pun datang ke balkon itu.
Keduanya sedang saling menatap langit yang sama, hitam dan berkabut.
Sebentar lagi mereka juga akan menjadi pasangan hidup karena keinginan dari kedua orang tua.
Angin berhembus, menerbangkan anak rambut Mona yang lagi melongo.
Nando menoleh, dia seakan gugup tak mau bicara apa lagi "Hem" Nando berdehem sok cool, berusaha menciptakan suasana agar tidak canggung.
Mona menoleh "Kenapa a?"
"Keluar aja yuk, kita cari makan malam diluar"
Begitu mulut Nando menyemburkan kata, Mona langsung mengangguk kepala.
Mona bangkit dari duduk "Yaudah yuk, aku juga bosen disini, bentar ya ganti baju dulu"
Tak butuh waktu lama, Mereka telah sampai di restoran cepat saji KFC, Makanan yang dipesan Nando adalah yakiniku, gadis yang dia bawa membeli paket wings, paket dada, reguler kentang dan hamburger.
"Ini serius bakal habis neng?" Nando syok bukan main. Gadis itu mengangguk beri tanda iya.
"Kalau gak habis ya Aa tinggal bantu habisin, simpel kan?"
Nando menopang dagu menatap Mona dengan kerutan kening "Aku gak bisa makan sebanyak ini, ini kamu doyan apa laper?"
"Di desa, aku jarang makan enak gini, jangan komplen lah, kamu kok jadi bawel gini? Biasa nya pendiem juga"
"Kalau aku sama orang yang aku sayang, aku gak bakal bisa diem" Kata Nando dengan tatapan tajam. Mona memberhentikan kunyahan, mendongak kepala lalu menatap Nando.
"Si paling sayang, ujung-ujungnya pasti ninggalin"
Nando mengacak-acak rambut Mona "Cepet ah neng dimakan, jangan bawel"
"Lebih bawel kamu daripada aku, BWEK!!" Mona menjulurkan lidah.
Nando menyentil kening, Mona membalas di telinga. Keduanya mendadak bersenda gurau.
Gelak tawa Mona pecah saat wajah Nando di comeli saos olehnya "Kaya kumis kucing betina wajah kamu a HAHAHA"
"Neng... Neng" Nando bangkit, ia memilih untuk mencuci wajah di wastafel. hingga dia pun balik lagi ke meja makan, tiba-tiba kelakuan usil random Mona muncul lagi, dia menghilang dari sana.
"Kemana lagi tuh orang" Berdirinya Nando tepat di depan meja itu, dari belakang ada sebuah kata "DOR!" dan sentuhan pundak yang sama sekali tidak membuat Nando kaget.
Nando menoleh dingin, dia langsung memiting leher Mona dengan pelan hanya untuk mengajak nya berjalan merangkul dan melangkah kembali ke tempat duduk.
"Kaget kan kamu a?"
"Iya neng, aku kaget banget sampai bingung mau mereaksi nya bagaimana"