Hidup tak selalu sesuai apa yang kita inginkan.Saat uang dijadikan tolak ukur,saudara pun terasa orang lain.Saat kita berada dibawah tak ada yang mau mengakui saudara tapi saat kita punya segalanya semua sanak saudara datang mendekat. "Kau harus sukses nak,biar bisa membeli mulut-mulut yang sudah menghina kita"kata-kata dari ibu masih terngiang sampai sekarang.
Sandra terlahir dari keluarga miskin dan selalu di hina oleh adik ipar sendiri. Mereka selalu menganggap bahwa orang miskin itu tidak pantas bersanding dengan keluarga mereka.
Nasib siapa yang tau,sekarang boleh di hina karna miskin tapi kita tidak akan pernah tau kedepannya seperti apa. Lalu bagaimana nasib Sandra apakah ia bisa membeli mulut - mulut orang yang menghina keluarganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Saat ayam berkokok,suara muazin mengalun merdu memanggil hambanya untuk menghadap sang pencipta. Cahaya matahari pelan-pelan merangkak mengantikan cahaya bulan. Sandra tersentak dari tidurnya,perlahan membuka matanya yang masih terasa berat.
Duduk sejenak di pinggir kasur mengembalikan kesadaran. Lalu melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sebelum melaksanakan sholat subuh.
Biasanya setiap pagi ada ibu yang membangunkan dan menyiapkan sarapan.Tapi kini hanya kesunyian yang menemani. Tak terasa air mata meleleh membasahi pipi mulus gadis itu. Ia menangis tanpa suara.
Kurasakan dadaku sesak,kubuang nafas kasar berulang kali untuk mengurangi sedikit beban di dada. Entah apa yang aku lakukan sekarang? Hidup sendiri tanpa ada yang menemani. Ya Allah ringankalah takdir hamba,engkau pasti mengujiku sesuai batas kemampuanku.
Setelah berbenah dan sarapan gadis itu berangkat menuju tempat kerjanya yang sudah empat tahun digeluti.
Nampak beberapa karyawan mulai membuka toko dan sebagian lagi mulai berbenah. Sementara Sandra menuju meja kasir yang sudah setahun belakangan ini, dia pegang semenjak Ria mengundurkan diri karna mengikuti suaminya ke kota lain.
Mbak Ria yang memusuhi dirinya sudah menikah dengan laki - laki pilihan orang tuanya. Setelah menikah langsung di boyong suaminya ke tempat ia bekerja yang jauh dari kota ini.
"Pagi anak-anak, Apa kabar hari ini? Suara barito pak Toni pemilik toko menyapa karyawannya ramah.
"Pagi pak bos,Alhamdulillah baik." jawab kami berbarengan.
Disamping pak Toni ada seorang gadis manis. Kulitnya putih,bibir merah merona, rambut hitam terurai. Gadis itu tersenyum manis kearah kami.
"Perkenalkan ini Wati keponakan saya,dia akan bertugas dibagian keuangan. Dia baru lulus kuliah dari salah satu universitas ternama di jakarta. Saya harap kalian bisa membantunya." Ujar pak Toni bangga.
Gadis yang bernama Wati itu tersenyum kepada kami,kamipun membalas senyumnya.
"Hai saya Wati,mohon bantuannya." Ucapnya singkat.
"Ya sudah,untuk perkenalannya cukup segitu dulu. Ayo anak-anak kita lanjut. Itu sudah ada beberapa langganan yang datang. Layani mereka dengan baik." Ujar pak Toni menyudahi.
Kami pun bubar ,kembali ketempat masing-masing melayani pembeli. Kesibukkan mulai tanpak disana sini. Pembeli datang silih berganti hingga tiba waktunya istirahat makan siang.
"Sandra gimana kuliah kamu?" tanya Alya.
"Alhamdulilah tinggal sedikit lagi aku wisuda ,Al." jawab Sandra dengan hati yang gembira.
"Wah,selamat ya San. Aku yakin kamu sesudah ini pasti bakal jadi orang sukses." puji Alya yang sedari pertama Sandra kerja sampai saat ini adalah satu - satunya teman baik bagi dirinya.
"Aamiin." kedua tangan Sandra menyapu wajahnya mengaminkan doa Alya.
"Kira - kira kapan kamu wisuda ,San?" tanya Alya penasaran.
"Tunggu di acc dulu jadwalnya Al. Doain aja moga tahun ini aku wisuda dan lulus dengan nilai terbaik." ujar Sandra berharap.
"Itu pasti.dong." kekeh Alya.
"Kamu masih lama?" tanya Sandra.
"Dikit lagi,kamu mau apa?" tanya Alya.
" Aku mau sholat dzuhur dulu,kamu mau bareng ga?" tanya Sandra .
"Ok. Ini dikit lagi. Tunggu bentar ya." Alya buru - buru menghabiskan makan siangnya lalu bergegas ke musholla samping toko melaksanakan kewajiban sebagai seorang hamba yang taat.
...****************...
Terimaksih buat pembaca setia karya - karya aku. Terimaksih like dan komennya,tanpa kakak2 semua aku bukanlah siapa2 dan tidak akan mungkin sampai di titik ini. 😊😘😍🙏
Tinggalkan jejak dengan memencet tombol like dan komen yang banyak agar Author semangat menulis bab selanjutnya😊😘😍🙏