"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Istimewa untuk Alexa (Part 1)
'Maaf Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi'
Lagi dan lagi Axel gagal menghubungi Azizah, nomornya berhari-hari tidak aktif, begitu pula dengan aplikasi hijaunya.
"Apa jangan-jangan hapenya rusak?"
Gumam Axel.
Kalau kemarin Ia masih tidak perduli mau aktif atau tidak kini otaknya mulai memikirkannya.
Azizah selalu on kapanpun, bahkan pernah sekali waktu Axel mengirimkan pesan singkat di tengah malam, dan yang mengejutkan, Azizah dengan cepat membalasnya.
Tapi sekarang, bahkan wanita yang masih berstatus istrinya itu sama sekali tidak mengirim pesan apapun, tidak seperti biasanya, dalam satu hari minimal 10 pesan singkat yang Axel dapatkan dari Azizah.
'Jangan terlambat makan'
'Jangan lupa sholat'
'Jaga kesehatan'
'Semangat kerjanya suamiku'
'Kangen'
'Lagi ngapain mas?'
'Kamu sehat?'
Dan masih banyak lagi. Tapi tidak pernah ada satupun pesan-pesan itu yang Axel balas. Saat itu Dia sangat benci dan muak pada Azizah.
Axel kembali menscroll riwayat pesan dari istrinya itu.
Terakhir kali Azizah mengirim bukti pembayaran rekening listrik dan Air. Struk belanja bulanan dan catatan sisa uang bulanan, tanpa embel-embel apapun. Hanya ucapan 'terima kasih' di bagian paling akhir dari bukti pembayaran-pembayaran itu.
"Gue harus ke Depok besok. Tapi setelah memberi kejutan pada si brengsek Alexa"
Depok adalah tempat Axel menyewakan rumah untuk Azizah setahun setelah pernikahan mereka, lebih tepatnya mengasingkan wanita itu agar jauh dari kehidupannya.
Axel berusaha memejamkan matanya tapi sangat sulit, ada perasaan tidak sabar menunggu besok. Tapi sepertinya bukan karena tidak sabar memberi kejutan pada wanita kelelawar itu. Apakah Axel tidak sabar untuk segera menemui Azizah?
Meski sedikit terlambat tapi Axel yakin bisa memperbaiki semuanya. Kini benaknya di penuhi rasa bersalah karena telah sangat menyakiti tak hanya hati namun juga fisik Azizah.
Haah, Axel merasa waktu di malam ini berjalan lebih lama dari biasanya, rasanya sudah tidak sabar ingin cepat menyambut pagi hari nanti.
****
Keesokan harinya...
Axel sudah berdandan rapi dan perfeksionis seperti biasa, namun kali ini bukan pakaian kantor yang ia kenakan, melainkan pakaian cashual.
Hari ini sengaja segala urusan kantor Ia serahkan kepada Linda dan juga Asistennya di Kantor. Karena Axel akan menjadikan hari ini menjadi hari paling bersejarah untuk Alexa.
Radit dan Vano sudah berada di lokasi yang sudah Ia tentukan. Hanya kurang Darren. Semenjak hari itu Darren benar-benar tidak pernah menampakkan diri sama sekali didepannya.
Axel sungguh menyesal. Ia pasti akan meminta maaf pada sahabatnya itu. Tapi setelah membalas dendam pada Alexa.
Ting!
Bunyi notifikasi di handphonenya mencuri atensi Axel yang tengah mengenakan jam tangan kesayangannya.
'Semua sudah beres Xel'
Axel tersenyum miring saat membaca pesan dari Radit.
"Bersiaplah Alexa ku sayang. Sudah cukup Kamu bermain-main denganku. Sekarang giliranku yang jadi pemain. Aku pastikan Kau benar-benar akan menangis darah!"
Desis Axel dingin. Matanya menyiratkan kemarahan yang membuncah.
Sudah tidak sabar rasanya Dia melihat kehancuran wanita yang pernah ia perjuangkan dengan tulus nyatanya selama ini hanya modus.
Padahal Ia sampai merelakan hubungannya dengan sang kakek merenggang, bahkan kehilangan sahabatnya, Darren.
Yang terberat adalah, bertahun-tahun Ia telah salah menyakiti seseorang yang seharusnya Ia lindungi, Azizah. Istrinya yang tak pernah Ia anggap ada.
Axel membuang nafas berat.Tidak mau membuang waktu, Axel segera meluncur ke tempat dimana Radit dan Vano sudah menunggunya.
"Gue udah di jalan menjemput mangsa Kita, pastikan jangan sampai ada kesalahan"
"Beres Xel!"
Terdengar suara Radit dari seberang telepon.
20 menit kemudian Axel sudah sampai di bawah apartemen Alexa. Sudah sejak pagi Alexa terus menghubunginya, mungkin sudah tidak sabar dengan hadiah yang Ia akan berikan.
"Halo, Aku udah di bawah, sayang!"
Sungguh, Axel sangat malas memanggil perempuan itu dengan panggilan sayang, namun demi rencananya berjalan lancar, Ia harus melakukannya.
"Kamu nggak jemput Aku ke sini sayang?"
Rengek Alexa dengan suara di buat manja seperti biasa. Membuat Axel ingin muntah.
"Kita akan terlambat sayang, cepatlah"
"Heuuum... Baiklah Aku ke bawah sekarang yah"
"Hmn"
Axel segera mematikan panggilannya. Menunggu Alexa dengan tidak sabar layaknya seekor singa yang menunggu rusa buruannya.
Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu mobil Axel.
Aaah ini Dia, mangsa yang di tunggu-tunggu sudah datang.
"Hai"
Ucap Axel singkat.
"Hmn... Lama banget sih Sayang jemputnya!"
"Sorry, Aku kesiangan"
"Ya udah nggak apa-apa. Karena hari ini spesial, Aku maafin"
Alexa segera masuk dan duduk di samping Kursi kemudi dimana Axel menyetir mobilnya sendiri.
Saat Alexa hendak mencium pria yang terlihat 10x lipat lebih tampan dari biasanya itu, Axel segera menghindar membuat Alexa sedikit terkejut dan merengut.
"Iiih Aku kan mau cium sayang!"
Sungut Alexa seraya mengerucutkan bibirnya.
"Jangan disini, banyak orang... Nanti aja, Okey?"
Axel berusaha menerbitkan senyuman termanisnya agar Alexa tidak curiga.
"Okeyy..."
Jawab Alexa setengah hati. Sejujurnya Ia memiliki sedikit perasaan pada pria disampingnya ini, apalagi mereka telah bersama selama 4 tahun, meskipun banyak kebohongan yang Alexa buat, tapi Alexa bisa merasakan bahwa Axel sungguh-sungguh mencintainya.
Tapi tetap saja perasaannya pada Victor jauh lebih besar, begitu juga dengan kecintaannya pada uang dan kebebasan.
Tak butuh waktu lama, Axel dan Alexa sampai di sebuah restauran yang sepertinya di reservasi khusus untuk mereka berdua saja.
Karena biasanya restauran ini sangat ramai. Tapi saat ini Alexa tidak melihat siapapun. Hanya dirinya dan Axel yang menjadi pengunjung.
Beberapa pelayan sudah berjajar rapi menyambut kedatangan mereka berdua. Sungguh Alexa menjadi sangat bangga juga bahagia, Dia merasa benar-benar seperti ratu.
Untuk hal-hal romantis seperti ini Axel memang tidak ada duanya.
"Sayang... Ini kamu siapkan buat Aku?"
"Yups .. tentu saja sayang, buat siapa lagi kalau bukan Kamu?"
"Oouuw... Sweet banget sih..."
ucap Alexa seraya mengecup pipi Axel.
'Sialan!' batin Axel tidak terima Alexa menciumnya.
Tak lama kemudian seorang pria berjas rapi menyambut mereka. Sepertinya beliau adalah manajer di restauran ini.
"Silahkan Tuan, Nyonya, di sebelah sini"
Pria itu mengarahkan Axel dan Alexa duduk di meja yang cukup besar berbentuk bulat tepat berada di tengah-tengah.
Di hadapan mereka sudah berdiri mini panggung dengan alat musiknya lengkap dengan layar LED berukuran besar.
"Jangan lupa, semua lagu yang Saya request khusus untuk wanita spesial di samping Saya ini"
Ucap Axel pada Pria itu seraya melayangkan tatapan misteriusnya.
"Tentu, Tuan. Sudah Disiapkan dengan sempurna"
Jawab Pria yang kira-kira berusia 50 tahunan itu.
"Bagus... Jangan sampai ada yang terlewat, ingat?"
"Siap Tuan Djaja"
"Thanks "
Pungkas Axel kemudian tersenyum kepada Alexa yang menatapnya haru. Manajer itu pun berlalu dari hadapan mereka.
"Ya ampun Sayang, Kamu ngasih Aku kejutan sampai segininya?? Makasih banyak yaa"
Ucap Alexa seraya mengulurkan tangannya ingin membeli wajah pria tampan di sampingnya itu, Namun Axel segera menahannya, kemudian menggenggamnya erat namun mengumpat dalam hati.
'****!! Jelalatan banget nih tangan!' batinnya memaki.
Bersambung
Kira-kira kejutannya apaa yaaa???
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️❤️❤️
Luuv banyak-banyak ❤️❤️❤️
axel harus menyesali seumur hidupnya