NovelToon NovelToon
Rujuk

Rujuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Angst / Menikah Karena Anak
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesempatan kedua.

" Maaf ya bu, saya rasa ibu salah paham. Naura itu anak sahabat saya yang sudah meninggal. Dia meninggal sebelum bercerita siapa ayah kandung naura" ungkap bunda astrid, lalu menghela nafas panjang.

Wajah bu vanya yang tadinya penuh harap, kini redup mendengar cerita bunda yang membesarkan naura. Wanita paruh baya itu merasa dadanya sesak, seakan bernafas pun sulit baginya mengingat ucapan sang suami untuk tak banyak berharap.

Namun, sedetik kemudian dia mengingat sesuatu.

" Bu siapa nama ibunya naura ?" tanya bu vanya menatap lekat wajah bunda astrid.

" Namanya sarita bu" jawab bunda dengan singkat.

" Sarita! Apa maksud ibu, dia adalah Dokter sarita?" tanya bu vanya menatap lekat wajah bunda astrid.

Dengan alis terangkat, bunda astrid menatap lekat wanita yang baru pertama kali bertemu dengannya itu.

" Ibu kenal? Sarita memang seorang dokter bedah, dia bekerja dirumah sakit medika ... Rumah sakit besar yang sudah lama terbakar itu" ucap bunda astrid membuat bu vanya menangis.

" Ya Tuhan ... " gumam bu vanya sembari menutup mulutnya.

Bunda astrid hanya terdiam, dia tak paham dengan sikap wanita disampingnya yang tiba-tiba menangis itu.

" Saya pamit dulu bu, terima kasih informasinya " ucap bu vanya yang langsung beranjak dari tempat duduknya, setelah berjabat tangan dengan pemilik panti tersebut.

Bunda astrid hanya melihat saja kepergian wanita yang seumuran dengannya itu, sembari menggelengkan kepalanya ia pun masuk kedalam rumah.

" Loh bun, tamunya sudah pulang?" tanya euis yang membawa nampan berisi teh manis yang hangat.

" Sudah, ia cuma tanya-tanya doang " sahut bunda.

" Terus teh nya?" tanya euis bingung.

" Buat kamu saja biar cepat kurus" ujar bunda melihat tubuh euis yang semakin gembul itu.

Wanita muda itu hanya tersenyum malu mendengar guyonan ibu angkatnya itu.

...****************...

Disis lain, reva mengajak naura untuk makan diluar saja karena tak nyaman ada pak bos yang makan dikantin juga berbaur dengan karyawan lainnya.

Kini dua wanita itu duduk berhadapan disebuah resto favorit reva. Restoran dengan harga yang dibilang lumayan menguras kantong itu.

" Kamu yang traktir ya, duit aku mau aku kasih buat bunda separuh" ujar naura sambil melihat daftar menu makanan yang dipegangnya.

" Boleh, lo pesen aja ra gue udah di transfer ma bokap" ujar reva dengan berpangku tangan membiarkan naura memesan sendiri makan siang mereka.

Sambil menunggu makanan yang mereka pesan datang, dua sahabat itu mengobrol sambil bercanda. Kadang mereka membicarakan masa perkuliahan mereka yang penuh dengan kesialan.

Namun, naura sempat diam karena mengingat sesuatu.

" Oh iya, gimana perjodohan lo? Sukses" tanya naura sambil melirik pelayan yang membawa pesanan mereka.

" Makasih mas" ucap naura, saat pelayan laki-laki itu menaruh makanan dan minuman diatas meja.

" Jangan tanya soal perjodohan gue ra! Tuh cowok bikin gue bengek" ujar reva menatap pada pelayan yang menghidangkan makanan tepat didepannya itu.

Pelayan laki-laki yang masih muda itu merasa tertohok, apalagi reva menatap ke arahnya mengira pelanggannya itu membicarakan dirinya.

" Maaf mba, kalo saya membuat mba gak nyaman. Tapi, tolong jangan laporin ke manager nanti saya dipecat" ucap pelayan tersebut membuat reva menganga.

Sedangkan naura, hanya terkekeh pelan sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan mendengar perkataan pelayan tersebut yang salah paham.

" I-iya mas " jawab reva tergagap.

"Gila itu pelayan, dikira gue ngomongin dia" ujar reva dengan berbisik mencondongkan tubuhnya kedepan, setelah pelayan itu pergi meninggalkan meja mereka.

" Hus ... Kamu ngomong dijaga" sahut naura.

Mereka pun menikmati makan siang mereka dengan sesekali mengobrol dan juga curhat.

" Tapi ra, dia sekolah di SMK Prabu Wijaya. Bukannya itu sekolah lo sama jendral" ujar reva mengingat-ingat.

" Emang siapa nama calon suami kamu itu?" tanya naura sambil menyuapkan makanannya.

" Enak aja calon suami" bantah reva mendengkus sebal mendengar panggilan itu.

" Namanya Rijal Baskoro. Kenal gak?" tanya reva menyuapkan makanan terakhirnya, lalu mengusap mulutnya dengan tisu.

" Rijal Baskoro ... Kaya kenal" ucap naura mengingat-ingat.

"Kalo gak salah ia tim basketnya jendral" ucap naura sembari menyeruput jus alpukatnya.

" Oh ... " gumam reva memanyunkan bibirnya.

" Udah yuk kita balik" ajak naura sambil beranjak.

Mereka pun pergi ke kasir untuk membayar makanan mereka.

Tanpa mereka sadari, arfan tengah berada di restoran yang sama dengan mereka. Laki-laki itu tersenyum seringai melihat wanita yang sudah jadi mantannya.

" Sebenarnya, kamu lebih cantik dari pada elviana ... Naura ayu." ucap lelaki itu.

...****************...

Malam harinya naura langsung pulang ke panti asuhan, ingin bertemu gala sekalian memberikan separuh uang gajinya pada bunda. Sekedar meringankan saja, meski sebenarnya tak cukup untuk memenuhi kebutuhan panti.

Namun, baru sampai depan rumah matanya melebar melihat sosok tak asing berbaur dengan anak-anak panti. Bahkan ia mendengar langsung percakapan sosok itu dengan jena.

" Mamah pulang!" teriak salah satu anak perempuan berusia 5 tahunan, yang langsung beranjak dan berlari untuk mendapatkan pelukan.

Semua orang menatap ke arah pintu, begitupun sosok tersebut yang langsung beranjak dari tempatnya duduk.

Semua anak-anak itu bergantian memeluk naura, namun satu anak yang wanita itu rindukan justru tak ada diantara mereka.

" Hai! naura " ucap sosok lelaki itu dengan nada sungkan.

" Iya jen, tumben kamu disini?" tanya naura pada sosok lelaki tesebut yang ternyata adalah jendral.

" Cuma mau ketemu bunda sekalian ... Gala " jawab jendral, lalu memasukkan mulutnya ke dalam dan menunduk.

" Ya sudah duduk saja, aku mau ketemu gala" ucap naura berjalan masuk hendak melewati jendral, namun suara lelaki itu membuatnya menoleh.

" Gala lagi merajuk! Dikamarnya, sama bunda" ucap jendral yang naura angguki.

Wanita muda itu berjalan ke arah kamar anak lelaki disusul dengan jendral.

Sementara didalam kamar gala menangis sesenggukan menutupi wajahnya dengan bantal. Bunda astrid yang duduk ditepi ranjangnya terus mencoba membujuk anak lelaki itu.

" Sudah nak, jangan nangis lagi" bujuk bunda.

" Aku akan berhenti nangis, kalo om jendral pulang" ucap gala dengan suara tersenggal-senggal.

" Gak boleh gitu, itu gak baik om jendral itu papa kamu gala. Bukannya dulu kamu mau ketemu sama papa, tiap hari loh nenek denger kamu berdo'a agar bisa ketemu papa. Sekarang, setelah dikabulkan Tuhan kamu malah gak mau ketemu" bujuk wanita paruh baya itu lagi sambil mengusap kepala anak laki-laki itu.

" Aku gak mau ketemu om jendral, karena udah nyakitin mamah. Nanti aku jadi anak durhaka, karena belain orang yang nyakitin mamah nek" ujar gala masih dengan suara tersenggal.

" Ya gak gitu ga, terus gala maunya gimana?" tanya bunda mengerutkan dahinya.

" Gala mau mamah sama om jendral akur, gak berantem kaya waktu itu. gala gak mau punya orang tua yang berantem terus, nanti kaya temen gala. Katanya mama papanya berantem terus dan pisah, lalu menikah lagi. Gala gak mau punya mamah papa tiri nek" papar anak lelaki itu mengungkapkan keinginannya.

Hati naura dan jendral bak diremas mendengar keinginan gala yang sederhana itu, tapi semua itu seakan hanya sebuah harapan yang mustahil.

Kedua mata mereka bertemu, namun bibir mereka tertutup rapat seakan kelu bahkan hanya untuk menenangkan hati seorang anak.

Naura berjalan pergi, meninggalkan kamar itu yang masih terdengar suara isakan tangis anaknya. Sementara jendral, hanya melihat dan diam dengan hati yang dipenuhi rasa bersalah.

Lelaki itu mengepalkan tangannya dan menghela nafas panjang, lalu menyusul ibu dari anaknya.

" Bolehkah aku bertanya?" tanya jendral memberanikan diri, meski ia tahu jawabannya karena pernah menanyakannya. Namun, mendengar keinginan sang anak hatinya seolah pantang untuk mendengar penolakan.

" Apa?" tanya naura menoleh ke arah jendral.

" Sungguh, tak ada kesempatan kedua untukku?" tanya jendral menatap wanita yang sudah menjadi mantan istrinya.

1
Vajar Tri
jangan ada pencurian Thor kasian panti asuhan 🥹🥹🥹🥹🤧🤧🤧
Vajar Tri
penasaran aku loh 🫣
Saidah_noor: dukung terus ya kakak ...
total 1 replies
Vajar Tri
😱😱😱😱 jadi Karena kebakaran mereka terpisah 🥹🥹🤧🤧🤧
Happy Kids
tapi tega sama gala wkwkwk
Happy Kids
ah smakin ruyam kl rahasia rahasiaan
Happy Kids
kok jd punya jena yg positif y?
Saidah_noor
makasih kaka...🥰
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Sara Budi
hii... cerita kamu bagus💙
jgn lupa mampir ceritaku yaa
Sara Budi: hot summer boyz
Saidah_noor: judulnya apa? lain kali mlipir...
total 2 replies
Lala
lanjuuuut
Vajar Tri
seperti biasaa aku diam tak bicara 🤭🤭🤭🤭 kasih kesempatan lahk please 🥹🥹🥹
Vajar Tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳
Ponikem Pemalang
lanjut thor.....
semangat up thor...
Saidah_noor: makasih kaka...🥰
total 1 replies
Vajar Tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
🫣🫣🫣 thor jangan bilang kalau mereka sebenar nya kembar
Vajar Tri
eh lampir sini Luh w bikin pecel ayam 😤😤😤
Vajar Tri
OOO Biang kerok nya di lampir 😤😤😤😤
Vajar Tri
ohohoyyy jen baik2 lahk bicara nya gak sah pake urat sama nada tinggi .... 🤨🤨🤨
Vajar Tri
uwahhhh lanjut Thor penasaran aku loh
Vajar Tri
jujurlah pada jendral 🥹🥹🥹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!