NovelToon NovelToon
Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Dibuang Karena Hamil Anak Perempuan

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Lari Saat Hamil / Single Mom / Janda
Popularitas:20.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Dicampakkan saat sedang mengandung, itu yang Zafira rasakan. Hatinya sakit, hancur, dan kecewa. Hanya karena ia diketahui kembali hamil anak perempuan, suaminya mencampakkannya. Keluarga suaminya pun mengusirnya beserta anak-anaknya.

Seperti belum puas menyakiti, suaminya menalakknya tepat setelah ia baru saja melahirkan tanpa sedikitpun keinginan untuk melihat keadaan bayi mungil itu. Belum hilang rasa sakit setelah melahirkan, tapi suami dan mertuanya justru menorehkan luka yang mungkin takkan pernah sembuh meski waktu terus bergulir.

"Baiklah aku bersedia bercerai. Tapi dengan syarat ... "

"Cih, dasar perempuan miskin. Kau ingin berapa, sebutkan saja!"

"Aku tidak menginginkan harta kalian satu sen pun. Aku hanya minta satu hal, kelak kalian tidak boleh mengusik anak-anakku karena anakku hanya milikku. Setelah kami resmi bercerai sejak itulah kalian kehilangan hak atas anak-anakku, bagaimana? Kalian setuju?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buah hati pelipur lara

Melihat putrinya jatuh tersungkur dengan kepala terluka hingga mengeluarkan darah, membuat Zafira naik pitam.

"Kamu keterlaluan, mas. Regina itu putri kamu, kenapa kamu tega kasar begitu?" sentak Zafira dengan air mata bercucuran. Ia tak kuasa melihat luka di dahi sang putri. Biarpun tidak begitu besar, tapi luka itu terlihat cukup dalam hingga darahnya tak berhenti mengalir.

"Salahkan anakmu mengapa menggigitku. Anjing saja takkan menggigit tuannya, tapi anakmu ... "

"Dia anakmu juga, mas. Darah dagingmu dan dia bukan anjing, sialan!" sentak Zafira.

Untuk pertama kalinya ia mengumpati suaminya sendiri. Emosinya sudah membuncah dan sulit untuk ia redam kembali.

"Kau yang sialan, brengsekkk! Ini salahmu, mengapa hadir dalam hidupku. Dan jangan salahkan aku tidak mengakui anakmu sebab yang ku inginkan hanyalah anak laki-laki. Kau dengar, hanya anak laki-laki, bukan anak perempuan seperti dia yang hanya bisa menyusahkan!" sentak Refano dengan suara meninggi.

"Mas, jaga mulutmu, bagaimana pun mereka adalah anak-anakmu!"

"Ada apa ini?" tiba-tiba suara bariton menginterupsi pertikaian antara suami istri itu. Itu adalah suara dari Marwan, ayah Refano. Sorot matanya tak kalah tajam dan dingin dari Refano. "Jangan membuat keributan pagi-pagi!" desisnya dengan sorot mata mengintimidasi. Kemudian ia pun segera beranjak menuju ke arah ruang makan. Jangan pikir dia akan membantu ataupun membela Zafira sebab doktrin lebih penting memiliki anak laki-laki justru datang dari bibirnya. Budaya patriarki memang masih mengakar kuat pada dirinya.

"Ma, sakit," cicit Regina.

"Kak Regi ... hiks ... hiks ... hiks ... " Refina terisak melihat kakak perempuannya terluka dan berdarah.

Khawatir dengan keadaan dahi Regina yang masih saja mengeluarkan darah, Zafira pun segera menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Sebenarnya ia belum puas meladeni suami dan ibu mertuanya itu, tapi ia tetap harus berpikir logis. Keadaan putrinya lah yang lebih utama kini.

"Refi jaga kak Regi dulu ya! Mama ambil tas dulu sebentar. Kita akan membawa kakak ke rumah sakit, mengerti!"

"Mengerti, mama," jawab Refina patuh. Ia pun segera duduk di kursi belakang sambil memeluk tubuh sang kakak. Mereka berdua terisak bersama. Bila Regina terisak karena kesakitan, maka Refina terisak karena melihat kakaknya kesakitan. Sungguh mereka saudara yang saling menyayangi. Meskipun mereka kerap bertengkar, tapi sebenarnya mereka saling menyayangi satu sama lain. Bila yang satu disakiti, maka yang lainnya akan membela.

Setelah mengatakan itu, Zafira pun segera berlarian masuk ke dalam rumah dan mengambil tas berisi dompetnya. Tak lupa ia memasukkan ponselnya.

Saat Zafira masuk ke dalam rumah, dua bersaudara itu pun saling berkeluh kesah, "Refi, kasihan mama. Mama sedih dimarahin papa. Semua salah kakak, kalau kakak nggak gigit papa, pasti papa nggak akan marah ke mama," ujar Regina merasa bersalah karena Zafira bertengkar dengan Refano.

"Bukan, bukan kak Legi yang salah. Yang salah Lefi, Lefi udah pecahin guci Oma jadi Oma malah sama mama. Kakak cuma mau tolong mama tapi papa malah malah-malah. Papa jahat, Lefi benci sama papa." Refina mengerucutkan bibirnya. Air matanya mengucur deras teringat bagaimana Liliana memarahinya tadi. Kemudian ibunya datang untuk membela, tapi malah dimarahi ayahnya.

Kemudian keduanya kembali berpelukan sambil menangis.

"Regi sayang papa, tapi papa ... hiks ... hiks ...hiks ... nggak sayang Regi sama Refi."

Keduanya meraung. Zafira yang baru saja masuk ke dalam mobil tak kuasa menahan sedih. Hatinya pilu. Perihnya merajam kalbu.

'Yang sabar ya, sayang. Maafkan mama yang belum bisa memberikan kebahagiaan yang utuh pada kalian. Maafkan mama yang belum bisa meluluhkan hati ayah kalian. Semoga, suatu hari hati papa mencair dan mau menyayangi kalian,' batin Zafira yang masih berusaha dan berjuang untuk meluluhkan hati suaminya. Namun, sampai kapankah kesabaran itu bertahan? Kesabaran setiap manusia itu ada batas. Mungkin bila kesabaran itu telah mencapai batas maksimal, saat itulah segalanya sudah terlambat.

...***...

Zafira baru saja keluar dari rumah sakit. Tampak dahi Regina kini telah tertutup kain kasa. Setelah diperiksa, lukanya memang tidak lebar, tapi cukup dalam. Alhasil, dahi sebelah kanan Regina harus dijahit sampai 5 jahitan. Hati Zafira benar-benar pilu. Bekas luka di dahi putrinya memang perlahan akan membaik. Bekasnya pun bila diobati pasti akan hilang dengan sendirinya walau tidak sepenuhnya. Tapi bagaimana dengan luka hati? Zafira yakin, hati putrinya terluka mendapatkan perlakuan sedemikian rupa dari ayah kandungnya sendiri.

"Ma, jadi sekolah Regi bagaimana? Mataharinya udah agak tinggi. Pasti ini udah terlambat kan, ma. Regi udah kesiangan, ma. Nanti Bu guru marah nggak ma sama Regi kalau Regi terlambat?" ujar Regina sambil melihat ke arah matahari yang sudah meninggi dari jendela kaca mobil Zafira.

Zafira tersenyum, bahkan saat sedang sakit pun putrinya itu masih memikirkan sekolahnya.

"Tadi mama udah telepon Bu Ulya kok, sayang. Mama minta izin kalau Regi sedang sakit jadi nggak bisa sekolah," tutur Zafira lembut. Sebisa mungkin ia tampakkan wajah ceria agar putri-putrinya bisa sedikit melupakan kesedihannya.

"Oooh," Regina ber'oh ria saja.

"Telus kita mau pulang ya, ma?" tanya Refina yang sudah melongokkan kepalanya di antara kursi yang Zafira duduki.

"Kalau nggak, emangnya kalian mau kemana? Mau main ke suatu tempat?" tawar Zafira yang ingin menghibur anak-anaknya agar tidak kembali bersedih. Sepertinya Refina masih takut untuk pulang ke rumah.

Kedua mata bocah cilik itu seketika berbinar, "ke mall aja ma, boleh? Regi mau ke Waktuzone, ya Refi ya, kamu mau kan?" tanya Regina dengan senyum cerahnya yang disambut dengan anggukan cepat dari Refina.

"Lefi mau, kak. Boleh kan, ma?" bujuk Refina dengan wajah memelas. Zafira yang tak kuasa menolak keinginan kedua putrinya pun lantas mengangguk membuat kedua bocah itu tersenyum girang.

"Horeee ... " sorak keduanya girang.

"Tapi dengan satu syarat!" Sontak saja kalimat yang diucapkan Zafira membuat kedua bocah itu berhenti bersorak. "Kalian jangan lompat-lompat ya! Mainnya yang biasa aja, biar nggak capek juga. Kan kalian masih luka. Regi luka di kepala, Refi, luka di kaki. Mama takut lukanya berdarah lagi, kalian paham?"

"Paham mama. Yeay, makasih mama. Sayang mama." Seru keduanya bersamaan membuat Zafira tersenyum. Dalam hati Zafira bersyukur, di tengah kesedihannya, ia masih memiliki dua buah hati yang selalu siap jadi pelipur laranya.

Setibanya di mall, Zafira pun segera mengajak kedua buah hatinya makan di gerai ayam goreng. Mereka bertiga pagi tadi belum sempat sarapan, sedangkan jarum jam sudah menunjukkan hampir pukul 10. Perut kedua putrinya pasti sedang sangat lapar saat ini. Begitu pula dirinya. Kondisi tubuh yang tengah berbadan dua, tentu saja membuatnya lebih mudah lapar. Sebenarnya ia sudah kelaparan sejak pagi tadi. Namun sarapannya harus tertunda sebab pertengkarannya dengan Refano dan Liliana. Belum lagi Regina yang terluka dan harus segera mendapatkan penanganan membuatnya harus menahan lapar lebih lama.

Setelah kenyang, barulah Zafira mengajak kedua putrinya bermain di Waktuzone. Keduanya bermain dengan ceria. Regina dan Refina hanya memainkan permainan yang tidak begitu menguras tenaga seperti capit boneka, puzzle bobble, dan Tekken tag tournament.

Setelah bermain hampir dua jam lamanya, akhirnya mereka pun berhenti. Karena sudah masuk jam makan siang, Zafira pun hendak mengajak kedua buah hatinya makan siang, tapi mereka menolak karena merasa masih kenyang. Kemudian Zafira memutuskan untuk membawa mereka ke kedai es krim dan keduanya pun setuju.

Tapi saat mereka berjalan menuju kedai es krim, tiba-tiba Regina melihat keberadaan ayahnya di salah satu restoran yang ada di mall tersebut. Awalnya Zafira tidak percaya saat Regina memberitahukannya, namun saat ia mengarahkan pandangannya ke arah jari telunjuk sang putri, mata Zafira terbelalak sebab di sana suaminya tidak sendirian saja, melainkan bersama seseorang yang Zafira kenali. Hatinya terluka, apalagi saat jemari lentik seseorang itu mengusap sudut bibir suaminya menggunakan tisu dengan begitu lembut dan perhatian. Zafira hanya bisa menatap nanar. Semoga apa yang terlihat tidak seperti apa yang ada dalam pikirannya.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Des Nita
Buruk
Wanti Suswanti
cemburu bilang bos jangan dipendam jadi kayak singa akhirnya...
Yulianthy Ethi
Lumayan
Yulianthy Ethi
Buruk
yunna
Luar biasa
meris dawati Sihombing
Ndak logis itu thor...mosok ngorbankan anak2..Rmh tangga..mn ada anak udah dewasa takut dgn ancaman emaknya. hadeuhhh..
suka2 entelah thor..😛
Siti musyarrif
Luar biasa
Siti musyarrif
suka ceritanya thour
Shinta Kristina
Luar biasa
Kadek Yuni
Biasa
Lee Fay
Masih blm bsa diterima, seakan si refan sangat tolol krna gak bsa ngatasi liliana
Lee Fay
Bjirr enk bgt hukumannya lgsung mati, pdhal ayu menderitanya berpuluh2 tahun
Lee Fay
Blunder bgt thor, sumpah! Next cerita jgn ngaco lgi ya
Lee Fay
Tetap gak masuk akal thor, klo mau buat alasan yg logis dong. Alasanmu aneh! Kacau bgt konfliknya
Eka Nur Aisah
👍👍
Esti Esti
Alhamdulillah
Esti Esti
harusnya saskia mandul aja 😭😭
Esti Esti
nyimak
pupus
Luar biasa
Trisna
itu Reno pasti
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!