My Chicken Girl

Jian ternyata di bawa oleh Jung-il ke sebuah gudang karoke. Pria berkacamata ini langsung menyudutkan gadis lemah itu ke tembok.

"A-apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan gemetar.

Jung-il mempertajam penglihatannya dan menatap gadis didepannya. Melihat itu Jian menjadi takut. "Kamu orang itu kan?"

"Si-siapa? Aku tak tahu apa yang kamu katakan," jawabnya terbata.

"Diam Tikus, jangan memberontak! Katakan saja kamu pelakunya," ucap si pria berkacamata sedikit membentak.

"Pelaku apa?" Jian pura-pura tak mengerti.

"Kamu kan yang telah meretas semua dataku, memberitahu semua informasi tentang kami pada temanmu itu," jelasnya sedikit kesal.

"Ma-maaf aku hanya mencoba membantu," ucap Jian menunduk.

"Tapi aku cukup salut padamu, butuh waktu cukup lama aku menemukan dirimu," pujinya sambil berbisik ke telinganya

Jian menelan ludahnya kelu, ia takut pria didepannya akan melakukan sesuatu yang buruk padanya. Terlebih lagi jarak wajah mereka terbilang cukup dekat dan berhasil membuat jantung si gadis berdegup kencang. Suara nafasnya bahkan sampai terdengar olehnya membuat gadis ini memilih memejamkan matanya.

Seseorang pelayan karaoke tiba-tiba datang memergoki mereka berdua. Keduanya terkejut dan saat pria berkacamata itu lengah, itu kesempatan bagi gadis lugu ini untuk kabur.

Di dalam ruangan, Yeol yang mendapatkan penyataan tiba-tiba dari seorang gadis di depannya, langsung tertawa senang.

"Ha-ha-ha. Bicaralah yang keras aku tak mendengar mu," suruhnya.

Hyeri memejamkan matanya dan dengan lantang ia memberitahu ucapannya tadi.

"Aku bilang aku akan jadi pembantumu!"

Yeol menampilkan sebuah senyuman devil nya. Dengan gaya songong nya, pria itu mendekat kearahnya.

"Kamu yakin dengan ucapanmu?" tanya Yeol sambil menatapnya.

"Ya, mulai besok akan ku turuti perintahmu," jawabnya sambil mengangguk.

"Baiklah, tapi dengan satu syarat," pintanya.

"Hah, masih ada syarat? Apa syaratnya?" tanya Hyeri yang terkejut.

"Kamu panggil aku tuan dan ingat jangan pernah membantah perintahku atau aku akan buat orang-orang terdekatmu merasakan akibatnya," jawabnya menjelaskan.

Dengan sigap Hyeri menegakkan tubuhnya sambil mengangkat dua jarinya. "Ok ok aku bersumpah. Karena urusanku sudah selesai, bolehkah aku kembali?" Izinnya.

Yeol mengangguk-angguk mengizinkan. Gadis itu pun melangkah pergi untuk membuka pintu.

"Tunggu dulu!" Mendadak pria itu memanggilnya. Dengan malas Hyeri menoleh. "Aku minta kamu besok datang pagi-pagi ke rumahku," pinta si penguasa sekolah itu padanya.

"Hah gila ya, untuk apa?" tanyanya kembali mendekat.

"Ini tugas pertamamu, kamu harus membangunkan ku, menyiapkan semua kebutuhanku," jelasnya.

"Yah jangan kelewatan, kamu punya pembantu di rumahmu kan?" protes gadis itu kesal.

"Pokoknya kamu harus datang, ingat jangan membantah!" perintahnya sambil menunjuk.

"Baiklah aku pergi," ucap gadis itu terpaksa menyetujuinya.

Dengan senyuman puas, pria satu ini mempersilahkan Hyeri untuk pergi. Gadis itu membuka pintunya kasar dan membuat Gong Chil yang sedang menunggu menjadi terkejut.

"Woi kau mengejutkanku!" teriaknya keras pada gadis yang baru saja melewatinya.

Gadis itu terus melangkah tanpa menghiraukan perkataannya. Jian yang baru tiba terkejut mendapati temannya sudah keluar. Dengan perasaan bingung gadis itu segera berbalik dan mengikutinya. Mereka berdua berpapasan dengan Jung-il yang melangkah menghampiri Gong Chil. Jian terkejut dan langsung menundukkan wajahnya menghindari pria yang membawanya tadi. Sedikit gadis lugu ini melirik padanya. Seketika pria berkacamata itu langsung menoleh sambil menatap kepergiannya.

Jian sedikit kesulitan menyamakan langkah kaki Hyeri yang begitu cepat. Ia sedikit penasaran dengan apa yang terjadi padanya dengan Yeol.

"Hyeri, tunggu! Kamu terlalu cepat!" panggilnya sambil berlari.

Gadis itu seketika berhenti dan membuat Jian ikut berhenti mendadak. "Jian, apa keputusan ku salah? Aku merasa ini tak benar," tanya Hyeri padanya.

"Memang apa yang kamu katakan padanya. Kamu tak menghabisi Yeol kan?" Jian berbalik tanya ingin tahu.

"Harusnya aku menghabisinya saja tadi," jawabnya dengan kesal.

"Hyeri benarkah?" Jian mendadak menutup mulutnya terkejut.

"Aku tak menghabisinya, tapi sepertinya aku jadi bodoh karena menerima tawarannya," jelasnya.

"Tawaran? Tawaran apa?" Jian kembali bertanya.

"Aku setuju untuk menjadi budaknya mulai besok," jawabnya.

"Apa? Kamu yakin?" Jian tak percaya.

"Ya dengan begini semua hutangku padanya lunas dan ia tak menyakiti orang terdekatku," jelasnya.

"Baiklah Hyeri, aku mendukungmu dan jika kamu butuh bantuan jangan sungkan-sungkan meminta bantuan padaku," ucap Jian sambil menepuk bahu temannya.

"Terima kasih Jian, sekarang aku pulang dulu," pamitnya.

"Hem aku juga. Sampai jumpa besok!" Jian juga berpamitan.

Keduanya saling melambaikan tangan berjalan ke satu arah yang berbeda. Hyeri merasa langkah kakinya menjadi berat, otaknya penuh dengan pikiran. Ia terus membayangkan apa yang akan terjadi padanya besok. Hari-hari di masa sekolahnya akan menjadi sibuk mulai besok. Harapannya untuk bisa bersekolah dengan tenang harus pupus karena kesalahannya sendiri. Suasana kota Daegu yang masih lumayan rame, tersematkan satu orang yang berjalan penuh dengan kesediaan. Gadis satu ini sedikit meneteskan air matanya karena telah membuat ayahnya kecewa. Harapan sang ayah adalah menginginkan anaknya bersekolah dengan tenang sampai lulus dan mendapatkan hasil yang sempurna. Tapi kini hanya bisa mengikuti dimana takdir akan membawanya.

...____________🐔❤️🐔____________...

Krining! Krining!

Suara alarm terus berbunyi di atas kepala gadis yang masih nyenyak dalam tidurnya. Gadis satu ini merasa sangat malas untuk bangkit. Ia bahkan melupakan janjinya dengan si penguasa sekolah.

Pria tampan yang sudah rapi menunggu kedatangan pembantu barunya itu. Ia terus memperhatikan jam tangannya, lantaran waktu sudah lewat dari yang di tentukan

"Kemana dia? Sudah jam berapa ini aku butuh sarapan," gerutunya kesal. Yeol semalam langsung memecat semua pembantu dirumahnya setelah tahu Hyeri akan menjadi budaknya nanti. Ia sedikit menyesal karena telah memecat semua pembantu di rumahnya jika tahu gadis itu belum juga datang sampai sekarang.

"Hyeri, kamu tak sekolah? Sudah jam berapa ini!" teriak sang ayah dari bawah memanggil putrinya.

Hoam!

Lenguh gadis itu mulai membuka matanya sambil mengambil alarmnya yang terus saja berbunyi. Mata ia melebar setelah tahu jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Seketika gadis satu ini langsung melempar jam bekernya dan segera beranjak untuk bersiap. Dengan cepat ia mandi dan memakai seragamnya lalu turun ke bawah.

Hyeri mencomot satu ayam goreng yang baru saja matang dan segera pamit ke ayahnya.

"Hati-hati itu masih panas," ucap sang ayah memperingati.

"Ayah, aku berangkat dulu," pamit putrinya buru-buru.

"Iya hati-hati!" teriak sang ayah berpesan. Shim Yong Dae menggeleng melihat tingkah putrinya yang begitu.

Gadis itu berlari keluar sambil menggigit ayam goreng miliknya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya membuat dirinya berhenti mendadak.

"Astaga hampir saja," ucapnya sambil masih menggigit ayam di tangannya.

Pemilik mobil tersebut membuka jendela mobilnya dan tampaklah pria tampan memakai kacamata hitam menyambutnya.

"Oi gadis ayam, kamu terlambat! teriaknya kesal.

Hyeri yang tahu itu siapa tanpa sadar membuka mulutnya hingga membuat ayam yang sedang di gigitnya terjatuh ke tanah.

"Ye-yeol kenapa kamu datang kesini?" tanyanya yang terkejut.

"Yah sudah ku bilang panggil aku tuan!" protesnya.

"Oh maaf tuan," ucap Hyeri membenarkan. Dengan segera gadis itu mengelap kedua tangannya yang penuh minyak ke baju seragamnya.

Yeol yang menurunkan kacamatanya memandang jijik ke arah gadis tersebut.

"Joroknya," ucapnya.

"Maaf aku terlambat datang," ucap Hyeri langsung menunduk.

"Sudahlah ayo masuk!" suruh Yeol padanya segera.

Hyeri mengangguk-angguk dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia memberikan tisu pada gadis tersebut untuk membersihkan tangannya.

"Ini bersihkan tanganmu, jangan buat mobilku kotor dan bau minyak," suruhnya sambil menaruh sekotak tisu di pahanya.

Dengan sebal, gadis itu mengambil beberapa tisu untuk membersihkan tangannya. Setelah itu baru pria itu melajukan mobil ke sekolah

................................🐔❤️🐔..................................

...Bersambung...