NovelToon NovelToon
Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Aku Menolak Menjadi Pemeran Figuran

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:43.3k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Naya wanita cantik yang berumur 27 tahun mendapati dirinya terbangun didunia novel sebagai pemeran tambah yang berakhir tragis. Naya merasuk kedalam tubuh Reka remaja cantik yang berusia 18 tahun. Reka memiliki keluarga yang sangat amat menyayanginya, mereka rela melakukan apapun demi kebahagiaan Reka. Meskipun memiki keluarga yang sangat amat mencintainya sayangnya kisah percintaan Reka tidak berjalan dengan baik. Tunangannya Gazef lebih memilih pemeran utama wanita dan meninggalkan Reka. Reka yang merupakan pemeran tambahan akhirnya menjadi batu pijak untuk kebehagian Gazef dan Rosa, Reka harus mati demi kebahagiaan pemeran utama dalam novel.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Arsad dan Arsan sangat panik saat mereka masuk ke dalam kamar Reka dan menemukan adik mereka tergeletak tidak sadarkan diri di lantai. Dengan cepat, mereka berdua mengangkat tubuh Reka ke tempat tidur, memeriksa tanda-tanda vitalnya dengan penuh kecemasan.

"Reka! Bangun! Apa yang terjadi?" Arsad mengguncang bahu Reka dengan lembut, berusaha membangunkannya.

"Reka, tolong jangan seperti ini. Tolong buka matamu," kata Arsan dengan suara gemetar, wajahnya pucat.

Reka merasakan pipinya ditepuk-tepuk pelan, suara samar-samar mulai terdengar di telinganya. "Reka... Reka, bangun!" suara Arsan terdengar panik, diiringi isakan tangis yang tertahan. Perlahan, kelopak mata Reka mulai terbuka, pandangannya masih buram dan kepalanya berdenyut hebat.

"Reka, tolong bangun. Jangan tinggalin kami," suara Arsad terdengar putus asa, dia menepuk-nepuk pipi Reka dengan lebih keras, mencoba membangunkannya.

"Reka, kamu dengar aku? Bangunlah, aku mohon!" isak Arsan, air mata mengalir deras di wajahnya.

Reka mencoba menggerakkan bibirnya, berusaha merespons panggilan mereka. "Arsan... Arsad..." suaranya lemah, hampir tak terdengar. Pandangannya perlahan mulai fokus, melihat wajah kedua kakaknya yang penuh dengan kekhawatiran dan air mata.

Arsan menggenggam tangan Reka erat-erat, "Terima kasih Tuhan, kamu sadar. Tolong jangan buat kami khawatir lagi," katanya, masih terisak.

Reka mencoba tersenyum, meskipun kepalanya masih berdenyut. "Maaf... aku tidak bermaksud membuat kalian khawatir," ucapnya pelan, berusaha untuk bangun meskipun tubuhnya masih terasa lemah.

"Reka, apa yang terjadi? Apa yang membuatmu pingsan?" tanya Arsad, nada suaranya khawatiran dan panikan.

"Kepalaku... terasa pusing... mungkin karena terlalu lelah belajar," katanya pelan, mencoba menenangkan mereka. Ia tidak berani mengatakan yang sebenarnya tentang ingatan-ingatan yang tiba-tiba menyerbu pikirannya.

Arsan memandang Reka dengan penuh kekhawatiran, "Kamu pasti terlalu memaksakan diri. Kamu harus lebih banyak istirahat."

Reka mengangguk pelan, "Iya, aku akan istirahat. Maaf membuat kalian khawatir," ucapnya, meskipun dalam hatinya ia masih diliputi kegelisahan tentang ingatan-ingatan yang baru saja ia terima.

"Nanti kami akan memanggilmu saat makan malam sudah siap," kata Arsad lembut, menepuk bahu Reka dengan penuh perhatian.

"Iya, jangan pikirkan apa-apa dulu. Fokus saja pada kesehatanmu," kata Arsan menambahkan.

Dengan perasaan khawatir, Arsad dan Arsan keluar dari kamar Reka, menutup pintu dengan hati-hati agar tidak mengganggu istirahat adik mereka. Sesaat setelah pintu tertutup, mereka saling bertukar pandang, kebingungan dan kecemasan tergambar jelas di wajah mereka.

Arsad dan Arsan turun ke lantai dua menggunakan lift. Ketika pintu lift terbuka di lantai dua, mereka langsung bertemu dengan Lionel, yang tampak sedang berjalan ke arah mereka. Lionel mengerutkan kening melihat kedua adiknya keluar dari lift bersama.

"Dari mana kalian?" tanya Lionel dengan nada sedikit curiga.

"Kami dari kamar Reka. Dia pingsan tadi," kata Arsan yang lebih dulu menjawab.

Lionel menatap mereka dengan serius, "Pingsan? Apa yang terjadi?" tanyanya.

"Kami juga tidak tahu pasti, Kak. Reka bilang dia hanya merasa pusing, mungkin karena terlalu lelah belajar," ucap Arsad menambahkan.

Lionel menghela napas panjang, "Kalian pastikan dia beristirahat dengan baik. Kalau ada yang aneh atau kondisinya tidak membaik, segera beri tahu aku," ujar Lionel.

"Tentu, Kak. Kami akan jaga dia," kata Arsan mengangguk.

Lionel masuk ke dalam lift, sementara Arsad dan Arsan keluar dari lift dengan langkah berat. Mereka berjalan menuju ruang santai yang berada di lantai dua. Saat mereka memasuki ruangan itu, suasana menjadi lebih ramai. Teman-teman mereka sudah menunggu, termasuk Kael yang terlihat fokus dengan handphonenya.

"Kenapa kalian terlihat cemas?" tanya Kael tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphone.

Arsad duduk di sofa dan menghela napas, "Reka pingsan di kamarnya. Kami sangat khawatir."

Kael akhirnya meletakkan handphonenya dan menatap serius, "Pingsan? Apa yang terjadi?"

Arsan menjawab, "Dia bilang kepalanya pusing, mungkin karena terlalu lelah belajar. Tapi kita merasa ada sesuatu yang dia sembunyikan."

Kael yang mendengar kabar tentang Reka pingsan segera berdiri dari duduknya. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

Saat Kael akan berjalan pergi, Arsan menghentikannya dengan pertanyaan, "Kael, mau ke mana kamu?"

Kael menoleh dan menjawab dengan tegas, "Aku ingin menemui Reka. Aku harus memastikan dia benar-benar baik-baik saja."

Arsan menggelengkan kepala, "Reka sedang beristirahat. Kami sudah memastikan dia akan baik-baik saja. Lebih baik kita biarkan dia tidur dulu."

Kael berhenti sejenak, mempertimbangkan kata-kata Arsan. "Aku mengerti, tapi aku harus melihatnya sendiri. Setidaknya, hanya untuk memastikan."

"Tenanglah, Kael. Jika ada yang tidak beres, kami pasti akan segera memanggil dokter. Sekarang, yang paling penting adalah membiarkan Reka beristirahat."

Dengan sangat terpaksa, Kael duduk kembali di sofa dan mencoba memusatkan perhatiannya pada layar handphonenya. Namun, setiap notifikasi yang masuk, setiap pesan yang ia baca, terasa tak berarti dibandingkan kekhawatirannya terhadap Reka.

Hatinya diliputi kecemasan, meskipun ia berusaha menutupi perasaannya di depan teman-temannya.

Kael mengerutkan keningnya dengan kebingungan saat melihat akun media sosial Reka. Biasanya, setiap harinya, Reka selalu aktif membagikan foto-foto kegiatannya, namun kali ini, halaman Instagramnya terlihat kosong. Semua postingan yang biasanya menghiasi akunnya telah dihapus.

Rasa kekhawatiran Kael semakin memuncak. Ia merasa ada yang tidak beres, karena ini bukan kebiasaan Reka. Ia mencoba merenung sejenak, mencoba memahami apa yang mungkin terjadi. Pikirannya mulai melayang, mencoba membayangkan apa yang bisa membuat Reka menghapus semua postingan tersebut.

"Ada sesuatu yang tidak beres," gumam Kael pelan, seraya mencoba mencari tahu lebih lanjut. Ia berharap bisa menemukan jawaban atas keanehan ini, dan tentu saja, berharap bahwa Reka baik-baik saja.

Sementara itu ditempat lain. Di dalam kamar Reka, suasana tenang dan damai menyelimuti ruangan. Lampu redup menerangi kamar itu dengan lembut, menciptakan aura yang hangat dan menyenangkan. Di ranjangnya, Reka terbaring dengan posisi yang nyaman, wajahnya terlihat tenang dalam tidur nyenyaknya.

Napasnya bergerak perlahan-lahan, mengikuti irama yang stabil dan teratur. Rambutnya yang panjang dan hitam terurai di atas bantal, menambah kesan keanggunan dan ketenangan dalam keseluruhan gambaran.

Begitu dalamnya tidur Reka sehingga dia sama sekali tidak terganggu oleh suara apapun di luar sana. Dia terlihat begitu damai dan rileks, seolah-olah tidak ada kekhawatiran atau kecemasan yang mengganggunya.

Dalam dunianya yang tenang, Reka merasakan kebahagiaan dan kedamaian yang jarang dia rasakan di tengah keriuhan dan kekacauan kehidupan sehari-hari. Dia membenamkan dirinya dalam tidur yang dalam, menikmati setiap momen keheningan dan ketenangan yang diberikan oleh tidurnya.

Di dalam kamar yang sepi itu, Reka merasa aman dan terlindungi. Tidak ada yang bisa mengganggu kedamaian dan ketenangan yang dia rasakan dalam tidurnya yang nyenyak. Baginya, tidur adalah pelarian dari segala kegelisahan dan ketegangan yang mungkin dia alami di dunia nyata.

1
Batara Kresno
Luar biasa
Murni Dewita
👣
Yui
Luar biasa
Dede Mila
baca
Aisyah Suyuti
seru
Black Moon
Masih nunggu up nya, Thor.
renaa.
di chapter sebelumnya si arsan manggilnya cebol, trs micro sister, lah skrg malah kunti bogel 🙂
zakia Mutmainah
kenapa harus nolak reka? padahal kalo reka sama kael itu pasti cocok banget
Black Moon
Kalo Gw jadi Kael juga pasti mikirnya ke arah situ, sabar ya Kael tapi bukan itu yg mau dibicarakan 🙈
✓🥀 forever
suka/Heart/

smngt Thor
Moly
Lanjut...
charis@ŕŕa
up 1 lg dong
Erni Nofiyanti
pusing bacanya muter2,
Erni Nofiyanti
kirain mukanya rusak
Midah Zaenudien
cukup bagus cuma aku belum faham alur x
@ImIm: *Biar typo
@ImIm: Reka aka naya dipaksa sama author buat mengikuti cerita novelnya dimana Reka aka naya harus mati. Karena Reka menolak dan mencoba mengubah alur cerita biara tidak mati akhirnya author (penulis novel) memutar waktu. Dibagian pertama Reka berhasil memutuskan pertunangan tapi Reka tidak tahu kalau keluarganya mencelakai Rosa dan Gazef pemeran utama dalam cerita novel makanya Reka sempat bingung kenapa dia tiba-tiba ke tarik kembali ke awal cerita dimana dia masih berstatus tunangannya Gazef. Dibagian kedua dimana Reka menembak Gazef disitu titik awal Reka sadar kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada pemeran utama maka Reka akan di tarik paksa kembali ke titik awal cerita.

Semoga paham dengan penjelasannya
total 2 replies
Black Moon
Ditunggu up selanjutnya, semangat Author
Lippe
kata cebol dengan berat hati masih keterima. Tapi..... MICRO???
semungil itu😭😭😭😭
Neng Rusyanah
Luar biasa
Grey
apa jangan² karena perasaan kael? author nya terlalu terobsesi sama peran si kael? atau author nya terobsesi sama ending dari pemeran utama yg dia ciptakan?
Grey
kirain gegara kata rawrr nya😂🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!