Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
Semoga rasa cinta itu segera mereka ya pak" tutur nek astri penuh harap.
"Itu sudah otw bu" kakek Bima tertawa dan meninggalkan meja makan.
Semetara di dalam kamar Elvano meringkuk di ranjang, saat diruang makan dia sudah merasa tak enak badan, kepalanya tiba-tiba berdenyut nyeri hanya saja dia menahan tidak ingin membuat yang lain khawatir.
Kiara yang menyusul Elvano di kamar merasa khawatir melihat Elvano yang tidur memeluk badannya. Kiara menghampiri Elvano memegang dahi Elvano.
"Kamu demam El" Kiara panik, badan Elvano menggigil dan mengeluarkan keringat dingin.
" Aku tidak apa-apa hanya ingin istirahat sebentar" gumam Elvano lirih.
"Bagaimana ini" Kiara berpikir apa yang harus dia lakukan
"Ah iya! nenek!" Kiara meninggalkan Elvano sendiri berlari mencari nenek Astri.
"nek! nenek!" teriak Kiara panik
Nenek Astri yang sedang asik melihat drama kesayangannya di temani kakek Bima terkejut mendengar teriakan Kiara.
"Ada apa pak kok Kiara teriak-teriak" tanya nenek Astri beranjak dari duduknya.
"Entahlah bu, ayo kita datangi" kakek Bima beranjak dari duduknya kebetulan pas Kiara menemukan mereka di ruang keluarga.
"Nek! itu nek! itu nek!" gara-gara panik, Kiara jadi blank.
"Ayo nek cepetan" Kiara menarik tangan nenek Astri berjalan menuju kamarnya.
"Suamimu kenapa sayang" tanya nenek Astri sesampainya di kamar Kiara.
"Entahlah nek, tadi pas Kiara masuk dia sudah seperti ini" Kiara membantu Elvano membenarkan posisinya.
"tidak apa nek, saya hanya lelah ingin istirahat" ucap Elvano lemah.
Kakek Bima mengambil ponsel dan menghubungi seseorang di seberang, tak lama sambungan terhubung,
"Hallo! ada om, tumben om menghubungiku? apa pinggang om encok lagi" canda pria di seberang sana.
"Jangan banyak omong! cepat kesini bawa peralatanmu, menantuku sakit" jawab kakek Bima ketus.
"Apa!!" pria itu terkejut
"Apa Adrian kembali om?" tanya pria itu yang mengira suami mendiang sahabatnya itu datang.
"Bukan! cepatlah kau kemari Ferdi" Kakek Bima meninggikan suaranya.
"I-iya om iya om, sabar om sabar, ini aku berangkat" Ferdi mengambil perlengkapannya dan melajukan mobilnya ke rumah kakek Bima.
Om Ferdi adalah seorang dokter dan dia adalah sahabat mendiang ibu Kiara yang selalu setia menemani sampai akhir hayat, dan diapun tidak menikah sampai saat ini.
mendengar suara deru mobil Kiara keluar membukakan pintu untuk sahabat ibunya
"Masuk om" Kiara membawakan tas kulit warna hitam milik dr. Ferdi
"Siapa yang sakit Kiara" tanya Ferdi
"Sudahlah om nanti saja tanyanya urgen nih" ucap Kiara menarik tangan Dr. Ferdi menuju kamarnya.
Ferdi mengernyitkan dahi saat melihat ada seorang laki-laki muda berbaring lemah di ranjang Kiara.
"Nanti saja tanyanya, periksa dia dulu" perintah kakek Bima yang paham akan kebingungan Ferdi.
Ferdi memeriksa Elvano yang terbaring lemah di ranjang.
"Tidak ada yang serius dengannya hanya masuk angin saja, kalau ada persediaan penurun panas berikan saja, kalau tidak ada akan aku berikan resepnya" dr. Ferdi berdiri di samping ranjang dan memasukkan stetoskop di dalam tas kulitnya.
"Baiklah! apa saya sudah bisa mendengarkan penjelasan" tanya dr. Ferdi.
"Ekhem! Kiara! kamu disini saja, temani suamimu" ucap kakek Bima, sontak membuat mata dr. Ferdi membulat terkejut akan penuturan kakek Bima.
"Suami?" dr. Ferdi terkejut mendengar Kiara sudah menikah, seketika wajahnya sendu
"Kita bicara di luar saja" ucap kakek Bima dan beranjak keluar kamar Kiara diikuti nenek dan dr. Ferdi.
"Apa kalian sudah tidak menganggapku lagi, Kiara sudah aku anggap anakku sendiri" ucap Ferdi sedih karena merasa terabaikan.
kakek menghela nafasnya
"Semua terjadi begitu saja Fer, pria itu menolong Kiara yang tenggelam dan mereka adalah korban salah paham warga, jadi dengan terpaksa aku menikahkan mereka" ucap kakek Bima sendu.
"Lagi om, melakukan lagi om, apa om lupa bagaimana Salma, om menikahkan dengan orang asing dan berakhir seperti sekarang, dia pergi tidak kembali sampai salma meninggal om, dan sekarang om melakukannya pada Kiara" ucap Ferdi menahan emosinya.
"Maaf om! aku tau aku tidak punya hak disini, aku bukan siapa-siapa, aku pamit pulang dulu om" Ferdi beranjak meninggalkan rumah kakek Bima dengan penuh rasa kecewa.
Ferdi melajukan mobilnya keluar dari halaman rumah kakek Bima, di pertengahan jalan dia menepikan mobilnya.
"Maafkan aku Salma, aku tidak bisa menjaga anakmu, aku hanya berdoa semoga ayahmu tidak melakukan kesalahan yang sama" ucap dr. Ferdi bermonolog, dia sangat tau bagaimana menderitanya salma waktu di tinggal suaminya. Dia juga menyesal karena mendukung hubungan Adrian dan Salma.
Setelah menghapus air matanya dia kembali melajukan mobilnya.
Nenek Astri memegang tangan suaminya, dia tau perasaan suaminya saat ini.
"ibu yakin pak Elvano tidak akan sama dengan Adrian, dan ibu juga mengenal Adrian, Adrian laki-laki yang baik, dia sangat mencintai Salma pasti ada sesuatu yang menghambat dia" ucap nenek Astri menenangkan suaminya dan Kiara mendengarnya dari balik tirai.
Kiara tadi keluar mengambil kotak obat tidak sengaja dia mendengar perdebatan kakek Bima dan dr. Ferdi
Air mata Kiara meluruh begitu saja, Kiara hanya tau wajah ayahnya dari foto lama pernikahan ayah dan ibunya.
Sedari kecil dia tidak merasakan kasih sayang ibunya karena beberapa hari melahirkan ibunya sudah berpulang, sedangkan untuk seorang ayah dia mendapatkan kasih sayang seorang ayah dari dr. Ferdi walaupun tidak bisa setiap waktu tapi dr. Ferdi setiap hari selalu berkunjung, membawanya jalan-jalan.
Kiara menghapus air matanya dan kembali ke kamar. Dia mengambil air di kamar mandi dan mengompresnya.
"Bangun dulu El minum obatmu" Kiara membantu Elvano memasukkan obat tapi Elvano tidak bisa menelan obatnya.
"Bagaimana suhu badannya bisa turun kalau minum obat saja tidak bisa" Kiara putus asa memasukkan obat Elvano ke mulutnya dan meminumkan lewat mulut,, yah gitu dah ribet banget saya menjelaskannya.
akhirnya Elvano bisa menelan obatnya dan Kiara bernafas lega, Kiara menyelimuti Elvano dan mengompres dahinya.
"Semoga saja dia tidak sadar kalau aku sudah menciumnya, hitung-hitung balas budi, kemarin dia menolongku dengan cara yang sama" gumam Kiara.
"mommy!! maafkan Vano mom" igau Elvano gelisah dalam tidurnya.
"Maafkan aku, karena menolongku kau terjebak seperti ini" Kiara memegang tangan Elvano seketika Elvano berhenti merintih dan mulai tidur dengan nyaman. Elvano memegang erat tangan Kiara, Kiara membaringkan diri di samping Elvano, memandangi wajah Elvano yang pucat.
"Dalam keadaan sakit pun tidak mengurangi kadar ke gantengannya, kalo memandangmu terus seperti ini bisa-bisa aku jatuh cinta, sayangnya kau tidak mencintaiku" tanpa dia sadari benih-benih cinta sudah tumbuh di hati Kiara dan diapun memejamkan mata hingga malam menjelang dan melewatkan makan malam.
Nenek Astri berniat membangunkan Kiara tapi dia tidak tega melihat cucu dan cucu mantunya tidur dengan berpelukan nenek Astri tersenyum dan keluar kamar menutup pintu.