NovelToon NovelToon
PESUGIHAN BAPAK

PESUGIHAN BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Hantu / Tumbal
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Vie Junaeni

Ratu tinggal di panti asuhan sejak kecil. Ia tak pernah menyangka kalau akan menjadi pewaris harta berlimpah milik Hadinata Praditha dari Desa Gandasturi. Akan tetapi, gadis itu malah disambut cibiran dan dikucilkan oleh para warga desa yang curiga kalau kedatangannya akan menambah musibah. Apalagi di desa tersebut tengah dilanda teror makhluk kerdil yang dianggap “peliharaan” pesugihan bapaknya.

Kedatangan Adam yang tengah melakukan kegiatan KKN di desa, membuat secercah kebahagiaan bagi Ratu. Adam yang juga menyukai Ratu, berusaha membela gadis itu. Namun, kejadian mengerikan yang menyisakan sebuah misteri muncul silih berganti menghantui.

Ratu dan Adam mulai curiga bahwa ada rahasia besar di balik pesugihan keluarga Praditha. Apalagi ketika nyawa mereka malah terancam menjadi sasaran makhluk kerdil dan juga seseorang yang misterius.

Mampukah Ratu dan Adam bertahan hidup untuk menghentikan teror makhluk kerdil di Gandasturi?


Note : Buat yang plagiat, ATM, auto kutilan sebadan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vie Junaeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 - Kematian Pak Sugeng Si Tukang Kebun

Bab 24 - Kematian Pak Sugeng Si Tukang Kebun

Malam itu sinar bulan mengintip dari celah tirai jendela saat Ratu berbaring sambil merenung. Gadis itu kini memilih menempati rumah belakang dari pada harus selalu bertatap muka dengan Mira dan Sari di rumah utama.

“Apa yang terjadi dengan tubuhku kemarin malam, ya?” gumamnya seraya menatap jari jemarinya.

Gadis itu ingat betul kala terbangun dengan jari-jari yang terdapat bekas darah. Sampai akhirnya kelopak matanya mulai redup. Rasa kantuk mulai menyerang. Tiba-tiba, suara ketukan di jendela mengejutkan gadis itu kala ia hampir saja terlelap.

Suara ketukan yang sama kembali terdengar. Ratu memastikan lagi kalau datangnya dari arah jendela kamar. Gadis itu bangkit lalu perlahan membuka tirai jendela. Tak ada apapun di sana. Lalu, ketukan lebih kencang membuatnya tersentak. Sekarang ketukan itu berasal dari daun pintu utama rumah belakang yang ia tempati.

Gadis itu membuka tirai jendela samping pintu utama secara sedikit. Ia terperanjat saat melihat kalau ada Pak Sugeng si tukang kebun sedang berdiri di sana. Ada apa gerangan pria tua itu datang ke rumah belakang di pukul sepuluh malam kala itu.

“Ada masalah apa datang malam-malam ke sini, Pak?” tanya Ratu saat membuka pintu.

“Tolong saya, Non,” lirihnya.

Tampak wajah ketakutan menghias lelaki renta berusia enam puluh tahun itu.

“Pak Sugeng memangnya kenapa? Mau minta tolong apa? Duduk dulu, Pak.” Ratu mempersilakan pria itu untuk duduk sejenak di kursi sudut ruangan.

Tiba-tiba saja, kandung kemih gadis itu terasa penuh. Ratu tak tahan ingin buang air kecil sehingga dia meminta izin untuk ke kamar mandi dulu. Setelah memastikan Pak Sugeng sudah duduk, Ratu segera bergegas ke kamar mandi.

Ratu yang selesai dari kamar mandi, lalu menghampiri Pak Sugeng. Meskipun pikirannya masih bingung perihal pertolongan apa yang dibutuhkan pria itu. Namun, Pak Sugeng terlihat sudah tertidur. Kepalanya bertumpu di atas meja.

"Loh kok, Pak Sugeng tidur,” gumam Ratu.

Ratu mendekat, menepuk pelan bahu pria tua itu karena ingin menanyakan perihal tujuannya tadi. Dengan ringan Ratu kembali mengguncang bahu Pak Sugeng. Namun, tubuh pria tua itu limbung dan jatuh dengan keras ke lantai. Suara berdebam terdengar. Gadis itu terperanjat dan mencoba mengguncang bahu pria itu lagi, tetapi tidak ada respon sama sekali.

“Pak, Pak Sugeng! Bangun, Pak!" serunya.

Tak ada embusan napas yang terasa di ujung rongga hidungnya. Rasa takut menyeruak dan membuat Ratu hendak berlari keluar rumah. Dia mau meminta tolong. Akan tetapi, gadis itu malah menabrak Mas Karyo yang baru saja tiba di depan pintu rumah belakangnya.

“Ada apa, Non?” tanya Karyo.

“Mas Karyo! Kok, bisa kebetulan ada di sini?”

“Mbok Mar bilang air keran di rumah ini mati. Jadi maaf saya baru bisa ke sini sekarang. Tadi sibuk banget seharian, Non. Terus saya lihat pintu rumah ini kebuka, jadi saya ke sini saja. Kenapa Non kelihatannya panik gitu?” tanyanya.

"Itu, Pak Sugeng, Dia meninggal, Mas."

Ratu menunjuk pria yang sudah tergeletak di sudut ruangan kala itu. Karyo terlihat terperanjat, ia langsung melangkah masuk dan mendapati Pak Sugeng sudah tak bernyawa. Pria itu sudah terbujur tak bernyawa dengan kulit tubuhnya terlihat membiru.

“Apa yang dilakukan Pak Sugeng di sini selarut ini?” tanya Karyo sembari memeriksa keadaan Sugeng.

“Dia bilang mau mau minta tolong sama aku. Terus wajahnya cemas banget. Tapi, tadi aku tinggal ke kamar mandi sebentar,” aku Ratu menjelaskan.

“Panggil Tomo sama yang lainnya ke sini sekarang!” titah Karyo.

"Iya, Mas.” Ratu segera berlari ke rumah utama.

Orang yang ingin ia temui pertama kali tentu saja Siti. Lalu, setelah membangunkan Siti dan Mbok Mar, ia meminta mereka untuk memanggil para pekerja pria untuk membantu Pak Sugeng.

...***...

Adam dan rekan lainnya datang setelah dihubungi oleh Siti atas permintaan Karyo malam itu. Setelah mengecek keadaan Pak Sugeng, ia menjelaskan ke pada semuanya kalau Pak Sugeng terkena serangan jantung. Ratu hanya terdiam terlarut dengan pikirannya yang kalut. Padahal dia hanya meninggalkan Pak Sugeng barang sebentar, tetapi setelah ia kembali, pria tua itu malah duduk meringkuk.

‘Ada apa sebenarnya ini? Kenapa Pak Sugeng datang mencari ku untuk minta tolong? Duh, coba tadi aku nggak kebelet pipis,’ batin Ratu.

“Kenapa, Tu? Ada yang ingin kamu bicarakan?” Adam mendekat pada Ratu.

“Aku juga nggak tahu, Dam. Dia datang dengan wajah ketakutan buat minta tolong ke aku. Tapi, aku tinggal sebentar ke belakang buat pipis, masa pas aku balik dia udah meninggal,” kata Ratu.

“Mungkin dia mau minta tolong minta diobati. Dadanya sakit mungkin, terus mau minta tolong sama kamu,” ucap Adam.

“Nggak gitu, Dam. Dia gak kelihatan sakit. Dia cuma kelihatan ketakutan. Kalau emang dia mau minta tolong diobati, dia bisa datang ke Siti atau Mbok Mar. Ini jelas banget tujuan dia ketemu aku. Tapi, aku nggak paham pertolongan apa yang dia mau dari aku,” jawab Ratu.

Adam akhirnya diam tak mau berdebat dengan Ratu lagi. Gadis itu terlihat masih terguncang. Sementara itu, Mas Karyo dan pekerja pria lainnya terlihat mengurus jenazah Pak Sugeng bersama Adit dan Sule.

“Mbok, apa si Mbah gak punya keluarga yang bisa dihubungi?” tanya Siti pada ibunya.

“Dia punya anak perempuan yang ikut suaminya di kota. Tapi, Mbok nggak tau nomor telepon atau alamatnya. Udah lama juga anaknya Sugeng gak pulang kampung,” jawab Mbok Mar.

“Kasian ya si Mbah, cuma punya anak satu terus gak bisa dihubungi. Sebatang kara jadinya di sini. Sekarang dia meninggal pun keluarganya gak tahu,” ucap Siti.

Adam tampak melihat ke sekeliling rumah sembari berpikir keras. Kenapa ia tidak bisa menemukan arwah Pak Sugeng? Apa ada sesuatu yang menahan arwahnya sehingga ia tidak bisa ditemui? Paling tidak jika Adam bisa melihat keberadaan arwah Pak Sugeng, ia ingin bertanya mengenai tujuannya menemui Ratu malam itu.

Sementara itu, Nyonya Mira dan Sari tak banyak bicara. Mereka menyerahkan tanggung jawab sepenuhnya pada Karyo dalam menguburkan jenazah Sugeng. Sesekali, Mira menatap ke arah Ratu. Namun, ketika gadis itu mencoba membalas tatapan wanita tersebut, Mira langsung mengalihkan pandangan.

“Ti, temani aku tidur malam ini, ya?” pinta Ratu pada Siti.

“Lagian kenapa Non pakai pindah segala sih ke rumah belakang? Kan, kalau udah kejadian kayak gini–”

“Kamu tahu kan alasan aku? Mau temani aku apa tidak?” potong Ratu.

“Iya, Non, saya temani.” Siti mengangguk setuju.

Adam yang masih ingin mendengar cerita selanjutnya dari Ratu, ingin mendekat. Namun, Sari buru-buru memotong langkah pemuda itu.

“Mas Adam, mama mau ketemu sama Mas Adam, Adit, dan juga Sule. Ayo ikut aku, di sana sudah dibikinkan teh sama cemilan!” ajak Sari.

Adam melihat Ratu dan Siti yang sudah menjauh. Akhirnya, ia memilih mengikuti Sari karena Adit dan Sule sudah turut serta mengajaknya.

...********...

...To be continued ...

1
Haryati
selamat berjuang menuntaskan misteri Adam ..
Zuhril Witanto
lagi thor🤭
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
gimana mau ada...pastilah arwahnya di sekap ma pesugihan pak Hadi .kan Karyo pernah bilang kalau wabah penyakit nya ilang bakalan ada yang mati sebagai ganti
Mama Jasmine
curiga sama Karyo yg bunuh pak sugeng
tah dikasi racun atau apa ???

ahhhh curigaan mulu kan gara2 kak vie bikin cerita beginian /Facepalm/
Mama Jasmine
aku mulai curiga sama si sule
bisa jadi dia terlibat dgn sengaja membawa Adam ke desa itu
kali aja ini ada hubungannya dgn nyi ageng atau masako lagi yg ngincar keluarga kencana ungu

lahhhh aku mulai traveling tebak2an nih hehehehe
Mama Jasmine: iya nih lama gak men petak umpet disini
soalnya sedang kembali di dunia nyata wkwkwkwk/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Vie Junaeni: aku suka aku suka tebak²an nya

/Smile//Smile//Smile/
total 2 replies
Zuhril Witanto
lanjut
Zuhril Witanto
tuh kan Karyo tau tapi pura2
Zuhril Witanto
kayaknya ratu gak sadar kalau udah makan kambing
Haryati
mas Karyo pasti tau itu pesugihan dan rahasia tu uan Hadi...🤔🤔
Vie Junaeni
ngeri kena mental sama Adam ya
Tini Timmy
ini jatuhnya pocong yang kena mental /Joyful/
Tini Timmy
Adam bener" ya/Sob//Facepalm/
Tini Timmy
/Facepalm//Facepalm/
Haryati
cong.....pocong wes tak bilangin jangan gangguin Adam,.kena mental kan lu....😂😂😂😂
Zuhril Witanto
ngakak🤣🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
apa iya ratu
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣
Zuhril Witanto
🤣🤣🤣Adam di lawan
Mama Jasmine
udah Dam minta info aja sama tuh pocong soal Adit
kalau tuh pocong tutup mulut sumpel aja mulutnya pakai jantung pisang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!