NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Anak Genius / Konflik etika / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:85.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: Baby Ara

"Hentikan gerakanmu, Bella," ucap Leo berat sambil mencengkram pinggang Bella. Bulu halus di tubuh Bella meremang, napas mint Leo memburu dengan kepalanya tenggelam di perpotongan leher Bella membuat gerakan menyusuri.

"kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Maksudnya bantu apa?"

"Dia terbangun. Tolong, ambil alih. aku tidak sanggup menahannya lebih lama," ucap Leo memangku Bella di kursi rodanya dalam lift dengan keadaan gelap gulita.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. 2 tahun lalu, Leo menolak menikahi Bella Samira, wanita berusia 23 tahun yang berasal dari desa. Kecelakaan mobil empat tahun lalu membuat Leo mengalami lumpuh permanen dan kepergian misterius tunangannya adalah penyumbang terbesar sifat kaku Leo.

Hingga Bella berakhir menikah dengan Adam Galaxy, anak dari istri kedua papa Leo yang kala itu masih SMA dan sangat membenci Leo.

Sebenarnya Apa yang terjadi pada Leo hingga ingin menyentuh Bella yang jelas-jelas ia tolak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Singa Jantan posesif!

"Kak Brian," sapa Bella.

Mata Brian mengedar melihat sekelilingnya. Merasa aneh melihat Bella sendirian. Dimana Leo, pikir pria itu.

"Bella, kenapa kau ada disini?" heran Brian.

Ia berdiri disamping Bella. Sangat tidak masuk akal menurutnya, jika Bella ingin membeli sesuatu dengan berjalan kaki.

"Aku--"

"Jangan bilang Leo meninggalkanmu disini?" sela Brian. "Keterlaluan!" tambah pria itu.

Mendengar perkataan Brian. Bella menggerakkan satu tangannya ke kiri dan ke kanan.

"Bukan kak, kakak salah paham. Tadi itu--"

"Aku tidak perduli Bella, apa masalah kalian. Tapi, sangat memalukan pria yang meninggalkan kekasihnya begitu saja. Ayo, masuk ke mobilku. Biar aku antar kau ke tempat tujuanmu," kata Brian. Jadi dirinya yang kesal.

"Tidak perlu kak." Tolak Bella.

Ia tidak enak. Apalagi keduanya tidak sedekat itu dan Brian juga salah paham tentang Leo yang mengantarnya.

"Kakak, pergi saja duluan. Dan, perlu kakak tahu, aku pergi bukan bersama kak Leo."

Dahi Brian berkerut dalam. "Lalu dengan siapa? Aku tidak keberatan Bella mengantarmu . Lagian meeting ku jam 1 siang nanti. Jangan menolak ya."

Bella mulai berpikir. Menunggu taksi disini juga belum tentu akan ada yang lewat. Tapi, bersama Brian, Bella juga takut. Bagaimana jika ada yang melihatnya pergi dengan pria lain. Akan menjadi masalah besar nantinya.

"Bella ..." Brian menepuk pelan pundak Bella membuat wanita itu berjangkit kaget.

"Aku tulus ingin menolong mu. Kau bisa lapor polisi, jika aku macam-macam."

Bella tertawa karena perkataan Brian. Tak urung, akhirnya ia setuju untuk di antar pria itu.

"Baiklah kak. Antar aku ke rumah sakit."

"Ke rumah sakit? Kau sakit?" tanya Brian ketika keduanya berjalan menuju mobil pria itu.

Kali ini, tenggorokan Bella terasa kering. Ingin jujur, ia sudah menikah. Tapi, ingat kembali tentang Leo yang mengakui Bella sebagai kekasih di hadapan Brian. Tidak mungkin juga, ia berucap untuk periksa kandungan.

"Em ... Hanya kurang enak badan kak," bohong Bella.

Brian membuka pintu mobil untuk Bella mengangguk. "Masuk lah."

Pria itu melindungi pucuk kepala Bella dengan telapaknya saat Bella akan mendudukkan pantatnya di kursi.

"Terimakasih kak," canggung Bella.

Ia teringat Leo yang selalu perhatian padanya. Lihatlah, baru sebentar tidak melihat pria itu Bella sudah rindu.

"Iya, sama-sama," balas Brian tersenyum teduh.

Brian memutari depan mobil sport nya lalu masuk untuk duduk di kursi kemudi samping Bella. Tangan kekarnya dengan lincah memutar stir. Brian melirik dari ujung mata Bella yang terlihat canggung berduaan dengannya.

"Bella, boleh aku bertanya."

"Apa kak?" Bella setia menatap ke arah depan.

"Apa kau benar kekasih Leo? Maaf jika aku lancang. Aku sedikit penasaran ... hehe." Brian meringis di akhir katanya.

Bella terdiam. Berarti, Brian belum tahu tentang pernikahan Leo yang sebentar lagi akan di gelar atau Leo memang belum mengumumkannya.

Bella menghela napasnya. Ia harus jujur. Toh, percuma juga berbohong pada akhirnya akan ketahuan tersebarnya berita pernikahan Leo dan Kanaya.

"Sebenarnya, aku istri Adam kak sekaligus adik ipar kak Leo."

"Apa?!" mata Brian membulat sempurna. Sepertinya sangat terkejut fakta didengarnya itu.

"Tapi, kenapa waktu itu Leo--"

"Itu hanya bercanda kak. Kak Leo memang sedikit posesif padaku," ungkap Bella tertawa sumbang.

Tapi, sejujurnya, Bella menyukai Leo yang seperti itu.

Demi Tuhan, ia rindu pria itu.

Sikap judesnya, terkadang dingin dan terkadang labil. Sayang, Bella hanya selembar kertas di hidup Leo bukan sebuah buku yang akan menampung kisah hidup pria itu.

"Begitu rupanya. Tapi, Leo hebat. Hingga aku benar-benar percaya, Bella. "

Brian tertawa sedangkan Bella menampilkan senyum pedihnya.

Ditempat lain, tepatnya di butik mewah dan terkenal dengan harga fantastisnya. Leo terlihat banyak diam setiap Kanaya yang berganti beberapa gaun menanyainya, bagus atau tidak di tubuh wanita itu.

"Sayang, bagaimana dengan ini bagus tidak?"

Leo menatap datar Kanaya yang berputar dengan gaun pernikahan berkelap-kelip dihiasi taburan Swarovski. Kanaya berbalik memperlihatkan punggung tereksposnya.

"Bagus," cetus Leo tanpa banyak kata.

Percayalah, ia sudah begitu muak. Sudah sepuluh gaun di coba Kanaya. Tapi, wanita itu tak berhenti juga. Malah terus menanyai Leo sedari awal memang badmood.

Kanaya meneliti penampilannya di cermin besar butik itu.

"Sayang--"

"Sekali lagi, kau berganti. Aku benar-benar akan meninggalkanmu," ancam Leo.

Bahkan ia memutar kursi rodanya ke arah pintu keluar. Revan setia mengawal pria itu dari belakang.

"Sayang!" teriak Kanaya. Tapi, tak di gubris Leo.

Tiba di luar, Leo menghirup udara sebanyak-banyaknya. Lanjut memijit pelipis. Pikirannya terus tertuju pada Bella.

Revan menyulut rokok terapit di jarinya, tanpa permisi Leo rebut. Pria itu lekas menghisap dalam lalu asap tebal mengebul di udara dari bibir merah Leo.

'Tuan, kasian sekali anda. Beruntung, saya tidak main cinta-cintaan,' batin Revan ngeri sendiri.

"Revan, bagaimana perkembangan penyelidikan mereka?" tanya Leo tapi pandangannya menerawang jauh.

"Masih buntu Tuan. Sepertinya, yang kita hadapi bukan orang biasa. Semua petunjuk nyaris tidak ada."

Puntung rokok di jari Leo patah menjadi dua. Pria itu diselimuti amarah luar biasa.

"Aku tidak mau tahu. Bagaimanapun caranya anak buahmu harus berhasil mendapatkan bukti siapa saja yang terlibat. Sungguh, aku sangat muak!" Umpat Leo.

Revan mengangguk hormat. "Baik Tuan. Tapi, saya harap tuan bersabar. Ini akan memakan waktu cukup lama."

Leo menengadah. Kepalanya berdenyut pusing.

"Apa aku tetap harus menikah?"

Revan menghembuskan napas panjang. Soal hubungan Bella dan tuannya, Revan sudah tahu. Diberitahu Leo setelah pria itu kembali dari Italia bersama Kanaya. Awalnya, Revan sangat marah.

Ia tahu bagaimana menderitanya Bella karena perbuatan Adam, sekarang bertambah Leo mempermainkan nya bahkan sampai mengandung anak pria itu. Walaupun, berawal dari jebakan nenek lampir, Devita.

"Berat hati, iya Tuan. Karena saat ini kita tidak tahu siapa yang kita hadapi. Demi, keamanan nona Bella juga."

Mendengar perkataan Revan. Leo mendesah lelah.

"Aku merindukan wanita bodoh itu. Pinjam ponselmu." Tangan Leo terangkat ke belakang.

"Tuan, ponsel anda ada disaku," ucapan Revan berhasil membuat Leo menutup matanya malu.

Jatuh cinta ternyata bisa menurunkan kepintaran otak Leo atau bodohnya Bella menular padanya.

Bella terkejut, ponsel dalam tas selempangnya berdering. Saat keduanya akan turun dari mobil yang baru saja terparkir di depan rumah sakit Medika Husada itu.

"Angkat saja Bella," ujar Brian.

Karena Bella hanya menatap layar ponsel tanpa berniat mengangkatnya. Itu Leo, sebab itu Bella gamang.

Untuk apa pria yang sebentar lagi akan beristri itu menghubunginya?

"Halo kak ...."

Baru menjawab, Bella bergidik mendengar suara bariton Leo.

"Jangan coba-coba kau periksa anakku dengan pria lain ya, Bella."

Spontan, Bella mengedar. Tidak tahu saja, pengawal bayangan Leo sedari tadi mengikuti mobil Brian dari arah belakang. Mereka lah si biang kerok pelapor.

"Kakak menguntit ku?!"

Leo terkekeh. "Tidak. Tapi, anak buahku. Tunggu aku disitu, 10 menit lagi, aku tiba. Berani membantah, lihat saja akibatnya."

Tut ... Tut .

Leo mematikan panggilan itu sepihak.

Bulu kuduk Bella meremang. Leo tidak pernah berubah selalu seenak mulutnya. Lagian, Bella lebih baik periksa sendiri daripada harus ditemani Brian.

"Ada apa Bella? Kenapa wajahmu pucat?"

"Oh, tidak kak." Bella menggeleng kaku.

"Kakak, bisa pergi sekarang. Terimakasih, sudah mau mengantarku."

"Sama-sama. Tidak disangka aku di usir ya," seloroh Brian sambil tertawa.

Bella menunduk seketika. Tidak tahu saja, jika Brian gemes akan sikap malu-malu Bella itu.

"Maaf kak, kesannya mengusir."

"Tidak apa-apa. Aku pergi dulu."

Bella terkejut, Brian mengusap puncak kepalannya lembut.

Suara besar seseorang terdengar memekikan telinga. "Tuan Brian terhormat, sangat tidak etis menyentuh sembarangan wanita yang sudah bersuami!"

Ya, dia Leo. Pria itu menepati janjinya datang secepat kilat. Revan di belakangnya, mengatur napasnya yang memburu. Bagaimana tidak, ia membawa mobil seperti pembalap F1 atas titah Leo ditengah kendaraan lain yang berlalu lalang.

Jarak sebenarnya, dari tempat Leo tadi nyaris empat puluh menit. Bahkan Revan sampai mencari jalan pintas, jika ia terlambat, Leo mengancam akan meledakan kepalanya saat itu juga. Kanaya mereka tinggalkan begitu saja.

1
piyo lika pelicia
1 bunga untuk ara
piyo lika pelicia
sabar ya babang Revan masih ada piyo di sini 🤭 kiw kiw
piyo lika pelicia
hhh rasakan itu 😏
piyo lika pelicia
bunga untuk mu ☺️
piyo lika pelicia
heh tau rasa kau Adam sekia 😏
piyo lika pelicia
is shibal sekia Lo Adam 😡
piyo lika pelicia
hhh kenapa harus malu Leo lagi pula obat itu akan tanggal jika kau sendiri yang duduk
piyo lika pelicia
1 bunga untuk ara kimochi 🤣
piyo lika pelicia
woh bagus Leo aku suka gaya mu 😎
piyo lika pelicia
woh birahi 😲
piyo lika pelicia
1 bunga untuk mu
piyo lika pelicia
is main seret kek karung aja tu bela
piyo lika pelicia
padahal Leo sendiri berucap
sambungin aja
piyo lika pelicia
se dalam itu kah cinta yang kau miliki Leo aku terharu 😭
piyo lika pelicia
hhh jangan lepas kendali ya Leo
piyo lika pelicia
hhh dasar penakut
Cicih Sophiana
terlalu cinta cemburu nya pun terlalu seperti Leo ini😁 siapa yah yg membuat Bella tersandung..
♈Ꮶi᱅g Ꮮeơᵇʸ♋
kao engga tao je aq terlalu sayang dan cinta sama kamu
makanya jangan boat q cemburu selalu ♋/Drowsy//Drowsy/
♈Ꮶi᱅g Ꮮeơᵇʸ♋
leo : Yups apalagi ganteng kaya gini semuanya mudah bagi q😎😎😎
𝑲𝒀𝑼𝑵 "𝑱𝑨𝑬 𝑯𝑾𝑨"
/Doubt//Doubt//Doubt/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!