"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Ciuman itu hanya berlangsung beberapa menit saja ,karena lucy langsung melepaskan nya . Lucy belum bisa menguasai ciuman itu sama sekali, karena memang ciuman itu merupakan ciuman pertama nya .
Hadinata masih terkejut,dia merasa seolah tak mau menghentikan ciuman itu begitu saja. Bibir Lucy yang dingin dan manis membuat nya tak mau berhenti,dia merasa kecewa tapi kemudian dia tersadar dan diam.
Nafas Lucy tersengal-sengal, terlihat jelas sekali kalau Lucy memang belum pernah berciuman sebelum nya. Dada nya terlihat naik turun membuat Hadinata menatap ke arah sana,dia yakin kalau benda kenyal didepan nya itu juga tidak pernah di sentuh siapa pun.
"Maaf pak,kalau saya terlalu agresif. Tapi ucapan saya tadi jelas ,saya tidak pernah mengincar harta dan status anda. Saya menyukai anda karena sikap anda yang tegas ,setia dan penyayang terhadap keluarga. Saya suka semua nya yang ada di diri bapak" ucap Lucy yang mulai mengatur nafas nya dengan pelan,dia tersenyum dengan wajah yang memerah.
Hadinata mengangkat tubuh lucy, membuat wanita itu kembali mengalungkan kedua tangan nya di atas punggung Hadinata. Dia tersenyum dengan lebar tapi kemudian dia terkejut karena Hadinata meletakan nya di atas kursi miliknya, Hadinata pun kembali ke kursi nya .
"Kau masih anak anak ,ngak mungkin bisa menikah dengan pria tua seperti ku. Kau bisa mencari pria lain yang sebaya dengan Hendri,apalagi kau itu dua atau tiga tahun dibawah Hendri. Minta lah pada Hendri untuk mencarikan pasangan untuk mu " ucap Hadinata dengan tegas ,membuat Lucy tersadar.
"Jadi.....bapak menolak saya ? Saya juga bisa memuaskan bapak jika bapak mau ,saya bisa menjadi istri yang baik untuk bapak " ucap Lucy lagi,dia ngak ingin ditolak seperti ini .
Ini pertama kali nya Lucy menyatakan cinta nya dan ternyata ditolak mentah mentah ,membuat Lucy hanya bisa tersenyum tipis saat melihat Hadinata menganggukan kepala nya saja.
"Saya bukan nya menolak, tapi seperti nya kamu harus mengenal pria yang sebaya dengan mu . Agar kamu bisa memiliki pria yang bisa membahagiakan mu ,bukan seperti diriku pria tua ini " jelas Hadinata dengan tegas.
"Sebaiknya kau habiskan makanan nya ,saya ada urusan lainnya " ucap Hadinata dan langsung berdiri ,dia mengelus kepala Lucy dengan lembut sebelum pergi dari sana.
Terdengar suara pintu ditutup,Lucy merasa malu karena ditolak. Dia menutup wajah nya dengan kedua tangannya, kemudian menangis histeris. Dia tak menyangka jika ternyata dia mendapatkan penolakan dari pria tua,pengalaman yang tak mungkin dia lupakan sehingga dia jadi enggan untuk menyukai pria muda lainnya .
Setelah selesai menangis cukup lama,Lucy menatap makanan yang terhidang didepan nya. Banyak sekali,ngak mungkin dia bisa menghabiskan semua nya hingga akhirnya dia meminta pelayan untuk membungkuskan semua nya . Dia yakin kalau makanan yang ada didepan nya ini sudah dibayar oleh pak Hadinata, dia mengambil sepiring makanan yang ada didepan nya dan langsung melahap nya .
Lucy menghabiskan makanan yang tersisa,sebagian lagi sedang di bungkus oleh pelayan restauran itu. Lucy bisa memasukan nya kedalam lemari pendingin nanti nya dan memanaskan nya untuk esok hari,dia masih memikirkan diri nya yang ditolak oelh Hadinata.
Lucy juga berpikir dengan ucapan yang dikatakan oleh Hadinata,dia mulai menyadari kalau ternyata pak Hadinata menganggap dirinya sebagai wanita yang memandang status dan harta nya .
"Dasar bodoh " gumam Lucy sambil mengetuk kepala nya sendiri,dia merasa bodoh karena sudah menyukai pria sesempurna hadinata.
Harus nya dirinya tidak mengatakan perasaan nya ,mungkin benar kata pak Hadinata kalau dirinya hanya mengagumi pria tua itu. Dia juga yakin kalau pak Hadinata memikirkan kalau dirinya tidak pantas menjadi istri pria sesempurna itu,dia hanya bisa menghela nafas nya dengan kasar dan menghabiskan semua makanan yang tersisa.
Lucy memilih untuk pulang,dia ingin mengguyur seluruh tubuh nya didalam kamar mandi karena dia ingin menyadarkan dirinya sendiri kalau dirinya tak pantas menyatakan cinta pada pria sempurna seperti Hadinata .
Sedangkan Hendri sudah berada di apartemen Regina,dia ingin menyampaikan kalau dirinya sudah mengatakan semua nya pada papa nya dan dia yakin kalau sang papa merestui hubungan mereka.
"Kenapa kesini ? Bukan nya kamu mau makan malam bersama pak Hadinata ?" tanya Regina yang sudah selesai memasak,dia baru saja akan mengajak Citra untuk makan malam .
Regina tidak tau kalau ternyata Hendri sudah berada di ruang keluarga bersama citra,karena memang tadi nya Regina sibuk didapur. Barang barang mereka juga belum dibereskan karena memang mereka baru sampai sore tadi,dia ingin membuat makan malam lebih dulu dan terkejut saat melihat Hendri sudah berada disana.
"Hhmmm....tadi nya ,tapi ternyata papa ada urusan lain dengan kekasih nya " jawab Hendri dengan pelan dan senyuman yang mengembang dibibir nya ,dia menatap Regina yang masih menggunakan celemek dapur berwarna pink.
"Kekasih ?" tanya Regina seolah tak percaya, kemudian dia menganggukan kepala nya .
Regina sering mendengar gosip di kalangan karyawan perusahaan kalau pak Hadinata cukup dekat dengan nyonya Gita ,pemilik perusahaan yang bekerja sama dengan mereka. Kabar lainnya juga menyatakan kalau nyonya Gita merupakan sahabat kecil dan teman sekolah nya pak Hadinata,apalagi beliau juga belum menikah setelah gagal bertunangan dengan seorang pejabat pemerintah yang memiliki jabatan tinggi di kota ini .
"Apa nyonya Gita ?" tanya Regina, dia sudah meletakan dua piring nasi goreng di atas meja di ruang keluarga itu.
Regina memilih untuk makan dengan santai disana, dari pada makan di meja makan yang ada didapur . Mereka merasa nyaman jika makan disana,duduk di lantai yang beralaskan ambal.
"Bukan,seorang yang lebih muda dari aku " jawab Hendri,dia melihat cemilan dan dua piring nasi goreng disana.
"Lebih muda? Siapa ?" tanya Regina yang semakin penasaran,Hendri malah tidak ingin mengatakan siapa wanita itu. Dia menatap ke arah Regina dan menunjuk nasi goreng yang ada disana.
"Apa tidak ada untuk ku? Aku lapar " tanya Hendri dengan wajah manja nya .
Regina melotot sedangkan Citra tertawa dengan cukup keras,dia memeluk tubuh Hendri dengan erat kemudian mencium pipi hendri dengan sayang .
"Ambil punya Citla aja pa,bial mama nyuapin Citla" ucap citra dengan senyuman lebar dibibir nya, dia sangat menyukai pria didepan nya ini.
Regina semakin melotot,citra ngak pernah mau berbagi nasi goreng buatan nya pada siapa pun apalagi memberikan nya begitu saja seperti ini. Walaupun itu papa nya sendiri,dia tetap ngak mau dan meminta mama nya yang memberikan milik mama nya pada mereka .
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘