NovelToon NovelToon
Ariana Kau Milikku

Ariana Kau Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:832
Nilai: 5
Nama Author: Arin Ariana

Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.

Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mempersiapkan Masa Depan

Setelah menjalani kehidupan bersama di kota yang sama, Ariana dan Alfatra merasakan perubahan yang signifikan dalam cara mereka melihat dunia dan satu sama lain. Mereka telah banyak belajar tentang bagaimana menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, namun kehidupan mereka berdua semakin memasuki fase yang lebih serius.

Kini, mereka harus menghadapi pertanyaan besar yang semakin sering terdengar di benak mereka: Apa langkah selanjutnya untuk hubungan mereka? Mereka mulai merencanakan masa depan yang lebih terstruktur dan penuh komitmen, namun hal itu tidak datang tanpa keraguan dan tantangan yang harus mereka hadapi.

Beberapa bulan setelah mereka tinggal bersama, Ariana merasa dirinya berubah. Ia semakin menyadari betapa pentingnya menemukan keseimbangan antara ambisi dan kebahagiaan pribadi. Ia telah mulai mengejar kursus tambahan yang ia idamkan dan merasa lebih percaya diri dengan kemajuan karirnya. Namun, dalam perjalanan itu, ia juga merasakan beban yang lebih berat. Meskipun ia mencintai Alfatra, kadang-kadang ia merasa takut apakah ia sudah cukup memberikan perhatian kepada hubungan mereka, mengingat banyaknya tuntutan pekerjaan.

"Aku merasa seperti semakin terjebak dalam rutinitasku, Alfa. Aku ingin memberikan yang terbaik untukmu, tetapi kadang aku merasa semakin jauh darimu," ungkap Ariana pada suatu malam ketika mereka sedang makan malam bersama.

Alfatra mendengarkan dengan seksama, meski hatinya sedikit tergores mendengar kata-kata itu. "Ari, aku paham. Aku juga merasa begitu kadang-kadang. Kita berdua berjuang untuk masa depan, tapi jangan sampai kita kehilangan satu sama lain dalam prosesnya. Kita perlu menata waktu kita lebih baik, supaya kita tetap bisa menikmati hidup bersama."

Ariana tersenyum, merasakan kehangatan dari perkataan Alfatra. "Aku hanya ingin kita bisa merencanakan masa depan bersama, tanpa mengorbankan apa pun yang penting bagi kita berdua."

Alfatra mengangguk. "Aku berjanji kita akan menemukan jalan. Kita akan menghadapi semuanya.

Seiring berjalannya waktu, tekanan dari keluarga mereka semakin terasa. Keluarga Ariana mulai membicarakan mengenai langkah berikutnya—menikah. Mereka merasa hubungan mereka sudah cukup lama dan layak untuk dilanjutkan ke jenjang pernikahan. Begitu pula keluarga Alfatra, yang berharap agar hubungan mereka segera mencapai komitmen yang lebih serius.

Suatu malam, setelah pulang dari pertemuan keluarga, Alfatra duduk bersama Ariana di apartemen mereka. "Ari, aku tahu keluarga kita mulai bertanya-tanya tentang masa depan kita. Mereka ingin tahu kapan kita akan menikah, dan aku merasa kita harus berbicara lebih serius tentang ini."

Ariana meresapi kata-kata itu. Ia tahu bahwa pernikahan adalah langkah besar, dan ia ingin memastikan bahwa keduanya sudah siap. "Aku tahu, Alfa. Aku ingin menikah suatu hari nanti, tapi aku juga ingin tahu bahwa kita sudah siap dengan semua tanggung jawabnya. Kita harus memastikan bahwa hubungan ini benar-benar solid sebelum kita mengambil langkah itu."

Alfatra mengangguk setuju. "Aku juga ingin kita melangkah ke sana, tapi aku ingin kita merasa yakin dengan keputusan kita. Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tapi juga tentang kesiapan dalam segala hal. Kita harus membangun dasar yang kuat, baik dalam karir, kehidupan pribadi, maupun hubungan kita."

Meskipun mereka merasa tekanan dari keluarga, Ariana dan Alfatra sepakat untuk meluangkan waktu untuk mempersiapkan masa depan mereka dengan lebih matang. Mereka mulai lebih sering berbicara tentang pernikahan dan apa yang ingin mereka capai dalam hidup bersama. Mereka juga menyadari bahwa pernikahan bukan hanya tentang acara besar atau status, tetapi tentang kesepakatan jangka panjang dan kerja keras.

Mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama, mencari keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ariana merasa semakin yakin dengan keputusannya untuk bersama Alfatra, meskipun tantangan masih terus datang. Begitu pula dengan Alfatra, yang semakin merasa bahwa Ariana adalah pasangan yang tepat untuknya. Namun, keduanya tahu bahwa mereka harus lebih banyak berkomunikasi dan merencanakan masa depan yang lebih konkret.

"Ari, aku ingin kita merencanakan masa depan ini dengan lebih jelas," kata Alfatra suatu sore saat mereka duduk bersama di teras. "Aku ingin kita menentukan langkah-langkah kecil yang bisa membawa kita ke sana, mulai dari merencanakan keuangan kita bersama, hingga membangun kehidupan yang lebih stabil."

Ariana mengangguk, merasa nyaman dengan sikap Alfatra yang semakin matang. "Aku juga ingin itu, Alfa. Kita harus menyiapkan semuanya dengan baik. Aku tidak ingin pernikahan kita hanya menjadi impian tanpa dasar yang kuat."

Suatu hari, setelah berbicara panjang lebar tentang rencana masa depan, mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan bersama. Ini bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga sebagai cara untuk menyegarkan pikiran mereka dan lebih mendalami satu sama lain. Mereka berdua pergi ke sebuah tempat yang tenang dan indah, jauh dari keramaian dan stres pekerjaan. Di sana, mereka dapat menikmati waktu bersama tanpa gangguan.

"Ari, aku merasa lebih dekat denganmu sekarang," kata Alfatra saat mereka duduk bersama di pantai, menikmati matahari terbenam. "Aku tahu kita masih memiliki banyak hal yang harus dipikirkan, tetapi aku ingin kita terus berjalan bersama, menghadapi apa pun yang ada."

Ariana menatap mata Alfatra, merasakan ketulusan dalam perkataannya. "Aku juga merasa begitu, Alfa. Kita mungkin belum punya semua jawaban, tapi aku yakin jika kita saling mendukung, kita bisa menghadapi apapun."

1
Delita bae
salam kenal , jika berkenan mampir juga👋👍🙏
Delita bae: 👍👍👍💪🙏
AR: salam kenal juga kak, oke kak/Good/
total 2 replies
miilieaa
hay kak... baru baca beberapa bab aku langsung suka /Drool/
miilieaa: salam kenal ya kak 🥰🥰🥰
AR: waaaah terima kasih kakak/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!