NovelToon NovelToon
Istri Kesayangan Tuan Dev

Istri Kesayangan Tuan Dev

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:7.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Eli

Aleena Salmaira Prasetyo adalah anak sulung dari keluarga Prasetyo. Dia harus selalu mengalah pada adiknya yang bernama Diana Alaika Prasetyo. Semua yang dimiliki Aleena harus dia relakan untuk sang adik, bahkan kekasih yang hendak menikah dengannya pun harus dia relakan untuk sang adik. "Aleena, bukankah kamu menyayangi Mama? Jika memang kamu sayang pada Mama dan adikmu, maka biarkan Diana menikah dengan Angga". "Biarkan saja mereka menikah. Sebagai gantinya, aku akan menikahimu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sarapan Pagi Bersama

Pagi hari dikamar Dev.

Matahari sudah menyelinap masuk dari sela-sela gorden. Aleen masih tertidur dengan lelapnya sementara Dev sudah selesai mandi dan bersiap. Dia mendekati Aleen dan duduk disebelahnya.

"Leen, bangun. Ini sudah pagi. Kita harus pergi ke kantor"

Dev membangunkan Aleen dengan lembut sambil membelai kepalanya.

"Emmm... sekarang jam berapa?"

Aleen bertanya dengan suara yang parau dan mata setengah mengantuk.

"Jam 6 pagi. Kamu harus bersiap sekarang. Kita butuh waktu lebih lama untuk tiba dikantor"

Nada bicara Dev pada Aleen terdengar sangat lembut dan menenangkan. Aleen pun sudah mulai terbiasa dengan sikap lembut yang Dev tunjukkan padanya.

"Kalau begitu aku mandi dulu"

Perlahan Aleena bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi dengan langkah kaki yang masih sempoyongan. Sebelumnya Dev telah mempersiapkan air hangat untuknya mandi jadi Aleen tidak perlu menunggu sampai airnya siap.

"Oh tidak. Aku tidak membawa baju ganti. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus pakai baju yang kemarin saja?"

Aleena terlihat bingung karena dia tidak membawa baju ganti, bahkan sebelumnya dia menggunakan kemeja Dev untuk tidur.

Sambil menunggu Aleena bersiap, Dev membaca beberapa dokumen yang ada di tabletnya. Dia memperhatikan setiap detailnya dengan teliti.

Tak berselang lama Aleen keluar dengan baju yang masih sama dengan kemarin. Dev pun memperhatikannya.

"Kenapa kamu memakai baju itu lagi?"

Dev bertanya dengan dahi berkerut.

"Aku tidak bawa pakaian ganti. Aku malu jika harus pinjam baju kak Divya"

Aleen menanggapi dengan bibir mengerucut.

"Tidak perlu malu. Dia punya banyak baju. Biar aku yang ambilkan untukmu. Kamu tunggu dulu disini"

Dev langsung beranjak pergi menuju ruang wardrobe Divya untuk mencari baju yang cocok untuk Aleen. Dia bahkan langsung pergi keruangan itu tanpa mengatakan apapun pada sang kakak. Dev memilah pakaian Divya satu persatu dan membayangkannya jika dipakai Aleen.

"Hmn … kenapa tidak ada baju yang cocok untuk Aleen?". gumam Dev sambil menatap pakaian Divya yang tertata rapih di ruangan itu.

Divya yang kebetulan masuk ke ruang wardrobenya mengernyitkan dahi heran melihat adiknya ada disana.

"Dev, apa yang kamu lakukan diruang wardrobeku? Kamu sedang tidak memilih baju kan?"

Divya bertanya dengan wajah heran.

"Aku sedang mencari pakaian untuk Aleen. Dia tidak membawa baju ganti untuk pergi kerja. Jika kami mampir ke butik, pasti akan butuh waktu lebih lama"

Dev menjelaskan tujuannya pergi ke ruang wardrobe Divya.

"Oh, harusnya kamu mengatakannya sejak awal", ujar Divya dengan sikapnya yang acuh tak acuh pada Dev. Diapun langsung berjalan menuju salah satu susunan baju yang masih dilapisi plastik.

"Yang ini saja. Kurasa ini akan cocok jika dipakai istrimu"

Divya memberikan setelah kerja dengan rok pendek pada Dev.

Dev memperhatikan baju itu tanpa mengambilnya. Dia tidak mungkin membiarkan Aleen menunjukkan bekas luka dikakinya. Pasti Aleen akan sangat malu

"Apa masih ada yang lain? Kakak tidak punya setelah kerja dengan celana panjang saja?".

Dev bertanya dengan sikap yang dingin.

"Apa salahnya dengan ini? Ini adalah setelan kantor keluaran terbaru. Kulit Aleen kan putih, jadi pasti cocok dengan ini. Lagipula roknya tidak terlalu pendek"

Divya berusaha meyakinkan Dev kalau baju itu cocok untuk Aleen.

"Aleen tidak suka menunjukkan bentuk kakinya yang indah pada orang lain. Jadi carikan saja baju lain, kalau memang tidak ada, kakak pasti punya stoking kan?"

Dev bersikeras menolak rok pendek untuk Aleen tanpa mengatakan alasannya.

"Aleen yang tidak suka atau kamu yang tidak suka?!"

Divya terlihat kesal pada Dev, lalu berbalik mengambilkan baju lain untuk Aleen.

"Ya sudah pakai yang ini saja!"

Divya kembali pada Dev dengan setelan baju kerja yang bagian bawahnya menggunakan celana panjang.

"Nah, ini lebih baik. Terima kasih"

Dev langsung mengambilnya dan berbalik pergi meninggalkan Divya

"Dasar over protektif", gumam Divya melihat punggung Dev yang semakin menjauh.

...****************...

Sementara itu Aleen menunggu Dev sambil merias wajahnya. Dia menggunakan make up tipis agar wajahnya terlihat lebih segar. Saat Dev kembali Aleen sedang menyisir rambut panjangnya.

"Gantilah dengan baju ini".

Dev menghampiri Aleen dan memberikan baju ganti padanya.

"Terima kasih"

Aleen pun mengambilnya dan segera pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

Tak berselang lama Aleen keluar dengan pakaian yang sudah diganti.

"Tidak buruk. Kak Divy pintar juga memilih baju atau mungkin kamu yang terlihat cantik dengan baju apapun".

Dev memuji Aleen setelah dia melihat penampilan sang istri.

"Berhenti menggodaku. Ini masih terlalu pagi"

Aleen menanggapi dengan pipi merona dan salah tingkah.

"Apa jika bukan pagi, aku bisa menggodamu sepuasnya?", goda Dev dengan senyumnya yang tipis.

"Sudahlah, hentikan! Ayo kita turun untuk sarapan! Kita bisa terlambat nanti"

Aleen mengalihkan pembicaraan agar Dev berhenti menggodanya.

"Baiklah. Ayo pergi!"

Dev meraih tas kerjanya dan bersiap turun.

"Tunggu, Dev. Dasimu sedikit miring. Biar aku betulkan", ujar Aleen yang menyadari dasi Dev belum rapi.

"Baiklah"

Dev tersenyum dan membiarkan Aleen merapikan dasi miliknya.

"Selesai. Ayo pergi"

Aleen dan Dev pun turun untuk sarapan bersama.

Diruang makan terlihat semuanya sudah berkumpul. Ada orang tua Dev, Divya dan suaminya dan juga Ray.

"Selamat pagi semuanya"

Aleen menyapa semua orang dengan senyum yang manis.

"Selamat pagi. Ayo duduk. Kami sudah menunggu kalian"

Ibu Dev menanggapi dengan senyum yang ramah.

Dev pun menarik salah satu kursi untuk Aleen duduk, kemudian dia duduk disebelah Aleen. Diapun mengambilkan Aleen sepotong sandwich dan menuangkan segelas susu untuknya.

"Terima kasih", ujar Aleen setelah menerima perlakuan manis dari sang suami

"Apa kalian tidak memiliki rencana bulan madu?", tanya ayah Dev disela sarapannya.

Aleen nampak terkejut dan bingung dengan pertanyaan ayah mertuanya.

"Kami belum memiliki rencana itu. Aku baru mengambil alih perusahaan disini. Tidak mungkin kalau aku langsung meninggalkannya lagi dan pergi bulan madu".

Dev menanggapi ucapan ayahnya dengan sikap tenang sambil menikmati sarapannya.

"Benar juga. Lalu kapan kamu berencana untuk melakukannya?", tanya ayah Dev lagi penasaran.

"Nanti saja, setelah kondisi kantor mulai stabil dan semua urusan kami selesai"

Dev bicara dengan sikap yang tenang dan acuh tak acuh.

"Baiklah. Papa harap kalian tidak menundanya terlalu lama. Papa sudah tidak sabar untuk menggendong cucu lagi"

Aleen menundukkan kepala karena malu mendengar ucapan sang ayah.

"Papa lupa kalau Papa sudah punya cucu? Kayla hanya pergi untuk sementara waktu karena acara sekolahnya"

Dev menanggapi dengan acuh tak acuh.

"Kayla sudah besar. Dia sudah tidak mau Papa gendong. Jadi kalian harus memberikan papa cucu baru. Dan kamu Ray, kamu juga harus mulai mencari pendamping"

Ayah Dev bicara sambil menunjuk pada Dev dan juga Divya setelah itu dia beralih pada Ray.

"Kenapa aku jadi kena juga, Pah?"

Ray menanggapi dengan sikap yang tenang.

"Papa tidak perlu khawatir. Mama juga akan ikut mencarikan jodoh untuk Ray", ujar ibu Dev dengan senyum percaya diri.

"Mah, Pah tolong jangan lakukan itu padaku! Kak Dev, Kak Divy, bisa kalian bantu aku?"

Ray meminta bantuan pada Dev dan Divya agar menolak rencana perjodohan ibunya.

"Kamu tenang saja, aku yang akan membantumu mencarikan jodoh",ujar Jimmy ikut menggoda Ray.

"Tidak. Terima kasih!"

Semua orang tertawa ceria melihat ekspresi wajah Ray yang tertekan.

Dev selesai dengan sarapannya dan melihat jam tangannya.

"Kita harus pergi sekarang. Kita bisa terlambat nanti".

Ray dan Aleen ikut bersiap setelah mendengar Dev bicara.

"Baiklah. Hati-hati dijalan dan kalian harus sering main kemari", ujar ibu Dev mengingatkan.

"Baik, Mah. Kami akan kemari saat memiliki waktu luang. Kami pergi dulu. Sampai jumpa"

Aleen menanggapi dengan senyum yang ramah. Diapun pamit kepada semuanya sebelum pergi.

"Sampai jumpa lagi"

1
Grace Koharu
Luar biasa
Grace Koharu
acuh tak acuh always ada di setiap Bab ya..
Rendra 0710
Luar biasa
Aysana Shanim
Biasanya kalo di perkantoran nggak ada bel istirahat kak. Jadi jam 12 udah otomatis pada keluar. Kalau di pabrik memang ada.
Dang Antie
Luar biasa
Soetiarsih Moestofa
Biasa
Soetiarsih Moestofa
Kecewa
Aysana Shanim
Apa aleena itu bukan anak kandungnya? Kok pilih kasih gitu ya
Neng geulis
Luar biasa
Heni Nurhaeni
THOORRR KENAPA SIH KO Suka x DENGAN kata acuh ta acuh apa memeng harus slalu ada kata acuh tak acuh itu??
Heni Nurhaeni
tu kan aku bilang juga apa s om rey pacaran sama s nina
Heni Nurhaeni
nina bisa jadi pacarnya OM REY
Heni Nurhaeni
ADA ULAT DI KANTORMU DEV
Heni Nurhaeni
THOOOORRR BISA GA BUANG BAHASA ACUH TAK ACUH????
Heni Nurhaeni
hahaaa ni s citra jadi ulat pisang
mas Ian
Luar biasa
gian 305
horang kaya kok pake taksi kan bnyk mobil n ada supir/Facepalm/
Capricorn 🦄
keren
Ruth Khoiriyah
katanya aleen kerja bawa mkbil kok keluar nunggu taxi gimana ceritanya thor wah gak jelas
Ruth Khoiriyah
masak sampe kecolongan gak masuk akal pengawalnya mana thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!