Di hari pernikahannya Ayla memilih pergi dan tak ingin menikahi laki-laki yang dia cintai.
Tapi dia tak menyangka,akhirnya tunangannya malah memilih menikahi kakaknya sendiri.
Sejak saat itu, Ayla pikir kisah cintanya sudah berakhir. Dan berusaha menghapus semua rasa cintanya pada lelaki itu.
Tapi, ternyata laki-laki yang sudah menjadi kakak iparnya itu tidak berhenti mengejarnya.
Bagaimana bisa dia kembali mencintai pria yang sudah memilih wanita lain, bahkan sudah menjadi kakak iparnya itu.
Bisakah Ayla benar-benar terlepas dari kakak iparnya. Ataukah dia akan memilih mengembangkan sisa-sisa cintanya pada kakak iparnya?
Baca kisah mereka, dalam novel.
"Di Kejar Kakak Ipar"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss HF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kak Ayra Pahlawanku
"Noah." Panggil Ayra yang melihat Noah termenung di bangku taman.
"Kak Ayra. Apa semuanya sudah siap?" Tanya Noah.
Ayra mengangguk, dia sudah pamit pada Papa dan Mamanya. Tinggal satu orang lagi.
"Tunggu sebentar, aku akan pamit pada Ayla dulu." Ucap Ayra akan kembali masuk ke rumah.
"Tadi, aku melihatnya ke taman belakang." Ucap Noah yang mengobrol dengan Ayla tadi.
Ayla hendak berjalan-jalan mengelilingi rumahnya untuk menghilangkan pikiran yang tidak-tidak. Masih terasa sisa ciuman dan pelukan Juan di tubuhnya, membuat dia semakin merasa bersalah pada Ayra.
Bagaimanapun caranya, dia akan menghapus Juan dari hatinya dan juga hidupnya.
Tapi, dia juga sadar, perlakuan Juan padanya bukan perlakuan biasa.
"Jika dia mencintaiku, kenapa dia menikahi kak Ayra? Dia bisa saja menolak pernikahan itu, dan menungguku." Batin Ayla.
Hati dan pikirannya berputar keras memikirkan alasannya Juan.
Jelas-jelas juga dia mendengar kalau Juan memuji Ayra di banding dirinya. Dia hanya memberikan mereka kesempatan untuk bersama.
Tapi, kenapa Juan bertingkah seolah tidak akan melepaskannya.
Dan fakta bahwa dia menikahi Ayra, membuat Ayla semakin yakin bahwa dia tidak akan bisa jadi pilihan lebih baik di banding Ayra.
"Aylaaa... " Suara panggilan Ayra membuyarkan lamunannya dan menghentikan langkahnya.
"Kak Ayra, kenapa kakak lari?" Tanya Ayla melihat Ayra kelelahan.
"Hari ini , aku akan ke rumah Juan." Ucap Ayra tersenyum bahagia.
"Secepat ini?" Tanya Ayla terkejut.
"Kenapa? Kamu gak suka kakak jadi lebih cepat menyesuaikan diri dengan Juan dan keluarganya?" Tanya Ayra menunjukkan wajah sedihnya.
"Bukan.... Bukan itu maksudku." Jawab Ayla gagu.
"Aku takut akan rindu sama Kakak. Dan sulit menemui kak Ayra." Ucap Ayla dengan wajah sedihnya. Dengan salah satu alasan yang ada di benaknya.
"Kamu bisa berkunjung, dan juga sesibuk apapun aku dengan rumah tangga baruku. Aku pasti akan rajin menemui kamu dan berkunjung ke sini." Ayra langsung memeluk Ayla dengan erat.
Melepaskan pelukannya dan mencubit kedua pipi Ayla yang tembem.
"Sampai kapanpun, kamu akan tetap jadi adik kecil kakak yang imut dan kakak akan tetap jadi pelindungmu." Ayra memeluk Ayla dan mengecup pipinya dengan gemas.
Usia mereka yang terpaut 5 tahun, membuat Ayra sanggup melindungi Ayla. Setidaknya di mata Ayla, Ayra ada pahlawannya.
Ayra pergi dan melambai pada Ayla sebelum masuk dalam mobil.
Kembali Ayla mengingat kenangannya bersama Ayra ketika mereka masih kecil.
Saat itu, setelah menurunkan Ayla di sekolahnya. Beberapa anak yang lebih besar beberapa tahun dari Ayla berasal dari sekolah lain menarik Ayla ke arah gang.
Ayra tak sengaja melihatnya, karena kembali mengantarkan kotak pensil Ayla yang tertinggal di mobil.
Saat itu Ayla masih kelas 3 sekolah dasar dan Ayra kelas 2 SMP. Karena mereka sekolah di sekolah elit, kadang ada beberapa anak sekolah lain datang menjahili dan mengganggu beberapa anak-anak dari sekolah elit itu. Dan mengambil uang mereka.
Ayra dengan marah langsung melempar anak-anak itu dengan sepatunya. Dan anak-anak itu langsung kabur.
"Kalian masih kecil, sudah berani memalak orang. Mau jadi apa kalian? " Teriak Ayra menghampiri Ayla.
"Kamu gak kenapa-napa kan?" Tanya Ayra yang terlihat khawatir.
"Aku gak kenapa-napa kak. Mereka cuma meminta uangku. Bukan apa-apa. Dan kelihatannya mereka juga gak punya uang belanja." Ucap Ayla polos.
"Kamu ini, selalu saja merasa kasihan dengan orang yang sudah jahat sama kamu. Hati-hati kamu nanti gampang di manfaatkan." Ucap Ayra yang langsung mengantar Ayla sampai ke depan gerbang sekolah.
"Kata Mama dan Papa kan, manusia yang baik itu yang banyak manfaatnya." Ucap Ayla tersenyum dan melambai pada Ayra yang masuk dalam mobil dan menuju sekolahnya.
Bahkan ketika Ayla sudah SMP, pertumbuhannya yang luar biasa membuatnya lebih gemuk dari teman-teman lainnya. Sehingga dia sering di bully.
Beberapa orang bahkan sering dengan sengaja menjatuhkan makan siangnya dan mengganggu makannya.
"Ihhh, lihat tuh. Si ngok ngok banyak banget makannya" Ucap Salah satu teman sekolahnya lalu mendorong nampan makanannya.
Meskipun banyak yang tahu kalau dia keluarga Theodor, tak menghentikan mereka untuk mem bully Ayla.
Ayra yang saat itu SMA kelas 2 dan Ayla kelas 1 SMP, dan masih satu sekolah, menatap teman-teman Ayla yang mengganggunya dengan sendiri pergi.
Ayla yang melihat Ayra langsung sumringah dan mendekati meja Ayra.
"Ini, kamu harus makan yang banyak. Supaya kamu punya banyak energi melawan mereka." Ucap Ayra menggosok pucuk kepala Ayla dan memberikan beberapa batang coklat pada Ayla.
Ayla tentu saja senang dengan semua itu. Teman-teman Ayla terus mem bullying dan mereka hanya berhenti setelah Ayra menatap atau memarahi mereka.
Dan di mata Ayla, Ayra adalah pahlawannya.
Ayla tak memiliki sahabat dekat, karena itu baginya hanya Ayra yang selalu ada di dekatnya dan selalu mendukungnya.
Ayra melarang Ayla untuk mempercayai siapapun. Karena tak ingin adiknya itu di manfaatkan.
"Semoga kakak bisa bahagia dengan Juan." Gumam Ayla dan melihat mobil Noah yang membawa kakaknya itu pergi.
Ayla memikirkan apa langkah selanjutnya yang harus dia ambil dia tidak mungkin terus-terusan membiarkan Juan memperlakukannya seperti kekasih sementara dia sudah menikah dengan Ayra.
Mungkin, pergi liburan selama 10 hari, bisa membantunya untuk melupakan masalah pernikahannya yang gagal.
"Aku masih 30 tahun, dan aku masih muda. Meskipun aku tak secantik Kak Ayra pasti aku bisa mendapatkan laki-laki yang menyukai ku." Ucap Ayla lalu berjalan dengan semangat ingin menghibur dirinya sendiri.
Setelah kepergian Ayra, semakin terasa kesepiannya.
Tak memiliki satupun seorang sahabat, sementara Ayra punya sahabat yang banyak, tapi di dunia Ayla hanya Ayra yang ada.
Ayla kembali ke kamarnya dan memeriksa kontak di handphonenya.
"Ternyata aku benar-benar tak punya sahabat yang bisa aku ajak liburan." Ucap Ayla yang berbaring dengan kepalanya yang menggantung sambil menatap ponselnya.
"Apa kamu baru sadar sekarang?" Tanya Linda yang berdiri di mulut pintu kamarnya dan menatap keponakannya sambil menggeleng.
"Bibi, aku benar-benar kesepiaaaan... " Teriak Ayla merengek pada Linda.
"Lagipula, siapa yang menyuruhmu kabur? Dan akhirnya Ayra yang menikah." Ucap Linda lalu duduk di samping Ayla.
"Tapi, bibi serius ingin tahu. Apa alasanmu sebenarnya? Kita semua tau, keputusanmu ingin menikahi Juan, bukan keputusan yang kamu buat dalam semalam." Tanya Linda penasaran.
"Bagaimana kalau bibi menemaniku liburan?" Ucap Ayla mengalihkan pembicaraan.
Dan Linda hanya menghela kasar, karena mengerti keponakannya tak ingin membicarakan hal itu.
Dan mereka berdua memutuskan untuk pergi berlibur bersama ke pantai dan menikmati sengatan matahari.
Ketika tiba di hotel yang mereka pesan, mereka berteriak dengan gembira.
Ketika akan memeriksa kamar, mereka malah mendapatkan 2 kunci kamar dan mengatakan kalau mereka tak sengaja memesan 2 kamar. Meskipun heran, tapi mereka mengabaikannya.
Tidak ada masalah selama mereka menghabiskan waktu liburan mereka bersama.
Ayla dan Linda memutuskan untuk berjemur bersama dengan pakaian renang yang tidak begitu terbuka, karena Ayla masih dengan rasa tak percaya diri dengan tubuhnya yang sebenarnya tidak gendut, tapi lebih berisi.
Tiba-tiba Ayla yang sedang menggunakan kaca mata hitam dan hampir terlelap tidur merasakan tubuhnya di tutupi handuk.
Dia lalu terbangun. Dan hendak marah, tapi terhenti ketika dia melihat siapa yang ada di hadapannya.
"Juan?? " Teriak Ayla kaget.
...****************...