Jika seseorang telah jatuh cinta, bisa membuat orang tersebut lupa diri, dan tidak perduli akan kekurangan orang yang ia cintai. Bahkan terkadang, tidak perduli, apakah orang yang ia cintai itu membalas cintanya atau tidak.
Aleena Catherine mencintai Alan Anderson, sejak mereka duduk di sekolah menengah pertama, hingga akhirnya mereka menikah.
Tapi, tiga tahun usia pernikahan mereka, Aleena di ceraikan Alan. Ternyata Alan tidak mencintai Aleena.
Setelah menceraikan Aleena, Alan melemparkan Aleena kepada pria miskin, bernama Alfred Stewart.
Aleena tidak menyangka, ternyata ia memiliki kisah dengan Alfred, yang tidak pernah Aleena sadari, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah pertama dulu.
Pernikahan Aleena dengan Alfred yang di anggap semua orang, pria miskin dan pria sampah, menjadi pernikahan yang tidak terduga bagi Aleena.
Aleena di manjakan bak ratu, dan menjadi Nyonya Stewart, yang sangat mendominasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29.
Gedung lelang.
Aleena merangkul lengan Alfred memasuki tempat pelelangan, yang tampak telah banyak kalangan atas memasuki aula lelang.
"Lihat! siapa ini... astaga! si miskin yang bermimpi ingin menjadi orang kaya!" terdengar suara seseorang di belakang mereka, saat mereka masuk untuk mencari tempat duduk.
Tampak Alan bersama Amber, tersenyum mengejek Alfred, dan menatap tajam pada Aleena.
Dengan erat tangan Aleena merangkul lengan Alfred, raut wajahnya langsung berubah tidak senang, melihat keberadaan Alan dan Amber.
"Wah, tidak ku sangka dua orang pengkhayal masuk ke ruang pelelangan orang kaya, apa kalian berdua tidak punya rasa malu, ingin sekali setara dengan kalangan orang kaya seperti ku?" tanya Alan dengan sarkas.
"Lihat! mereka juga berdandan dan berpakaian, total seperti kalangan atas.. astaga!!" Amber tidak ketinggalan menyindir, memandang penampilan Alfred dan Aleena bergantian, dengan tatapan mata mencemooh.
Sehingga tamu yang akan mengikuti pelelangan, jadi terpancing untuk memandang ke arah Alfred dan Aleena.
"Mereka ini, teman kami sejak dari bangku sekolah, kami tahu benar siapa pria ini, dan wanita di sampingnya, mereka ini sangat miskin, dan tidak akan mampu menawar barang seharga lima juta!" cibir Alan tersenyum mengejek Alfred, "Lihat! dia saja menikahi bekas wanitaku! wanita yang dulunya tergila-gila padaku! yang tidak ku inginkan!!"
"Kalau kamu tidak menjebakku! aku tidak akan sudi bersamamu!" sahut Aleena membalas ejekan Alan dengan dingin.
"Apa katamu? bukankah kamu memohon agar ku nikahi? sampai aku rela meninggalkan kekasih yang sangat ku cintai?!" mata Alan tajam memandang Aleena, karena telah di tuduh menjebak Aleena.
"Kalau bukan karena kebohongan mu, bagaimana mungkin aku mau sama kamu, seorang bajingan yang tidak pantas mendapatkan cintaku!" kata Aleena membalas sindiran Alan.
"A.. apa kamu bilang?!" tiba-tiba Alan terpancing emosi, dengan sindiran Aleena.
"Bajingan! laki-laki sampah! yang tidak menghargai istrinya!!" kata Aleena memperjelas apa yang ia maksud dengan kata bajingan.
"Ka.. kamu pantas mendapatkan itu, karena kamu memaksaku, untuk menikahi kamu!!" Alan benar-benar terpancing emosi, dengan apa yang di katakan Aleena.
"Oh, ya? apakah memang karena aku memaksa, karena kebohongan mu? benarkah begitu, Amber?" tanya Aleena memandang Amber dengan penekanan, kata 'benarkah' kalau Amber tidak mengalami hal yang ia alami, setelah tinggal bersama dengan Alan.
"Eng... " Amber tidak dapat menjawab, karena ia juga baru tahu, keluarga Alan itu seperti apa, setelah ia mengambil alih status Aleena di keluarga Alan.
"Amber tentu saja berbeda dengan kamu, dia menantu spesial di keluargaku!!" ujar Alan membela Amber, yang tidak dapat menjawab apa yang di katakan Aleena.
"Benarkah?" Aleena tersenyum lebar, yang nyaris tertawa mendengar jawaban Alan, "Alfred lebih berkualitas di banding denganmu, kamu pria sampah yang lebih mengutamakan perasaan keluarga mu, dari pada istrimu yang telah menjadi bagian dari hidupmu!!" cibir Aleena menghina Alan.
"Bagian dari hidupku? Kamu tidak pantas di sebut bagian dari keluarga ku! kamu hanya menginginkan hartaku!!" nada suara Alan semakin tinggi.
"Tentu saja aku bukan bagian dari hidupmu, karena dari awal kamu sudah menipuku! dan.. asal kamu tahu.. aku tidak pernah menginginkan hartamu sama sekali!" ujar Aleena dingin.
"Dasar munafik! lihatlah caramu berdandan, dan pakaian edisi palsu yang kamu pakai, apakah itu tidak menunjukkan, kalau kamu ingin terlihat seperti wanita kaya?!" tanya Alan dengan senyuman lebar, yang nyaris ingin tertawa lucu.
"Terserah kamu mau katakan apa, Alfred memanjakan ku dengan hasil keringatnya sendiri, dan ia bukan pria sampah seperti dirimu!!" kata Aleena dengan tenangnya.
Aleena menarik Alfred, untuk segera mengambil tempat duduk, tapi kembali langkah mereka terhenti, karena Alan kembali menyindir Aleena dan Alfred.
"Alfred, bagaimana rasanya mengambil bekas ku? apakah rasanya menyenangkan? aku telah bersamanya selama tiga tahun, dan aku sampai jijik untuk menyentuhnya!!" Alan terkekeh senang mempermalukan Alfred.
Tangan Alfred terkepal dengan erat, ia mulai terpancing emosi, tapi Aleena dengan tenang menjawab perkataan Alan tersebut.
"Bekas? dari mananya kamu katakan aku bekasmu? ciuman pertamaku, Alfred yang mengambilnya, apa kamu sudah pikun? selama tiga tahun... kamu belum pernah menyentuhku sama sekali, cih! dasar pembual! apa kamu tidak ingat sama sekali?!" nada dingin Aleena membuat Alan tersadar akan hal itu.
Ia belum pernah menyentuh Aleena, selama tiga tahun bersamanya, ia tidak tertarik untuk dekat dengan Aleena.
Bagaikan di hantam sesuatu, kepala Alan tersadar, telah memberikan Aleena begitu saja kepada Alfred.
Ia tiba-tiba merasa, tidak rela memberikan Aleena kepada Alfred.
Bersambung......