dibaca aja ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggun juntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
langkah menuju keabadian
Setelah meninggalkan Kuil Waktu, Arka dan Maya merasa seperti telah melangkah ke dunia yang lebih luas dari sebelumnya. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka ke tempat-tempat misterius belum selesai. Petunjuk yang mereka dapatkan di dalam Kuil Waktu membuka pintu baru dalam hidup mereka, sebuah perjalanan yang tidak hanya berkutat pada menemukan jawaban, tetapi juga pada bagaimana menghadapi dunia yang selalu berubah.
Suatu sore, mereka tiba di sebuah desa kecil yang tampaknya terlupakan oleh waktu. Di sini, waktu berjalan dengan sangat lambat, dan penduduknya tampak tak terburu-buru, seolah mereka hidup dalam sebuah ritme yang terpisah dari dunia luar. Namun, ada sesuatu yang aneh di desa ini. Ada cerita-cerita tentang seorang wanita tua yang dikatakan dapat melihat masa lalu dan masa depan seorang yang konon memiliki pengetahuan tentang semua hal yang terjadi di dunia ini.
"Dia disebut sebagai Nenek Waktu," kata seorang penduduk desa yang mereka temui. "Dia tinggal di sebuah rumah di tepi hutan. Tak ada yang benar-benar tahu darimana dia datang, atau apa yang dia inginkan, tapi semua orang yang pernah bertemu dengannya mengatakan bahwa dia tahu lebih banyak daripada siapa pun tentang hidup ini."
Maya dan Arka memutuskan untuk mengunjungi rumah Nenek Waktu. Mereka mengikuti jalan setapak yang melintasi hutan lebat, dengan angin yang berbisik lembut seakan membimbing mereka. Setelah beberapa waktu, mereka sampai di sebuah rumah kecil yang tampak sangat tua. Di depan rumah, ada sebuah taman yang indah, namun terlihat sedikit terbengkalai, dengan bunga-bunga yang sudah mulai layu.
Ketika mereka mengetuk pintu, seorang wanita tua dengan rambut putih panjang dan mata yang tampak penuh dengan kebijaksanaan membuka pintu. Wajahnya tampak ramah, namun ada kekuatan yang tidak bisa mereka abaikan di balik senyumnya.
"Selamat datang, Arka dan Maya," kata wanita itu dengan suara lembut. "Aku sudah menunggu kedatangan kalian."
Arka dan Maya terkejut. "Bagaimana Nenek tahu nama kami?" tanya Maya, bingung.
Nenek Waktu tersenyum penuh misteri. "Dunia ini penuh dengan petunjuk yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang tahu bagaimana cara melihatnya. Aku tahu kalian sudah melalui banyak hal, dan perjalanan kalian masih panjang."
---
Rahasia yang Tersembunyi
Di dalam rumah Nenek Waktu, mereka disambut dengan teh herbal hangat dan duduk di sebuah meja besar yang penuh dengan buku-buku kuno dan gulungan-gulungan kuno. Nenek itu mulai berbicara dengan lembut, menyatakan bahwa Arka dan Maya telah mengikuti jalan yang benar, namun mereka harus memahami lebih banyak tentang dunia ini untuk bisa melangkah lebih jauh.
"Apa yang kalian temui dalam perjalanan kalian," kata Nenek Waktu, "bukan hanya sekedar pencarian untuk menemukan jawaban, tetapi untuk memahami bahwa waktu bukanlah sesuatu yang linear. Setiap langkah yang kalian ambil, setiap keputusan yang kalian buat, menciptakan jalur baru di dalam hidup kalian dan di dunia ini."
Maya mengernyitkan dahi. "Tapi... kita sudah melihat banyak hal, dan kita masih merasa bingung. Bagaimana kita bisa memahami waktu seperti yang Nenek katakan?"
Nenek Waktu memandang mereka dengan mata yang dalam. "Waktu bukan hanya tentang apa yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Waktu ada di dalam setiap keputusan kalian. Ada saatnya kalian akan menghadapi pilihan yang sangat sulit, dan keputusan itu akan menentukan jalan kalian. Kunci untuk memahaminya adalah menerima bahwa setiap pilihan, meskipun kecil, memiliki dampak yang besar."
Arka dan Maya terdiam, menyadari bahwa apa yang dikatakan Nenek Waktu adalah kebenaran yang mereka rasakan dalam perjalanan mereka. Setiap langkah yang mereka ambil setiap keputusan telah membawa mereka ke tempat yang baru, ke pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka.
"Apa yang seharusnya kami lakukan sekarang?" tanya Arka, merasa cemas tentang apa yang akan datang.
"Berjalanlah dengan hati yang terbuka," jawab Nenek Waktu. "Jangan takut untuk membuat pilihan, karena setiap pilihan adalah bagian dari jalan yang lebih besar. Dunia ini penuh dengan misteri, tetapi misteri itu hanya akan terungkap jika kalian berani melangkah maju."
---
Pencarian yang Lebih Dalam
Setelah berbicara dengan Nenek Waktu, Arka dan Maya merasa lebih tenang, meskipun ada banyak hal yang masih belum jelas. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan semakin rumit, namun mereka juga tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam pencarian mereka. Dunia ini lebih luas dari yang mereka bayangkan, dan mereka masih harus menghadapi banyak tantangan.
Mereka memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mereka ke sebuah tempat yang disebut "Tepi Dunia," sebuah daerah terpencil yang konon menjadi batas antara dunia yang dikenal dan dunia yang belum pernah dijelajahi. Di sini, kabarnya, ada sebuah batu yang memiliki kekuatan luar biasa sebuah batu yang bisa mengungkapkan kebenaran sejati tentang hidup dan mati.
Perjalanan mereka menuju Tepi Dunia penuh dengan tantangan. Mereka melewati hutan-hutan lebat, gunung-gunung yang menantang, dan lautan yang tak terduga. Setiap hari, mereka semakin mendekati tujuan mereka, namun mereka juga semakin merasa bahwa dunia ini menyimpan banyak lapisan yang belum mereka temui.
Pada suatu malam, saat mereka berkemah di bawah bintang-bintang, Maya berbicara dengan suara lembut. "Arka, apakah kamu merasa semakin dekat dengan tujuan kita? Dengan setiap langkah, aku merasa semakin banyak yang harus kita pahami."
Arka menatap langit, memikirkan kata-kata Maya. "Aku rasa, Maya, tujuan kita bukanlah untuk menemukan sesuatu yang pasti. Tujuan kita adalah untuk terus mencari, untuk terus memahami dunia ini dan diri kita sendiri. Seperti yang Nenek Waktu katakan, waktu adalah bagian dari kita. Kita tidak bisa menghindar darinya, tetapi kita bisa belajar untuk hidup bersamanya."
Maya tersenyum, merasa kedamaian dalam hatinya. "Aku siap untuk terus berjalan, Arka. Bersama-sama."
---
Tepi Dunia
Setelah berhari-hari perjalanan, mereka akhirnya tiba di Tepi Dunia. Tempat ini tampak sangat sunyi, namun ada rasa sakral yang menyelimuti udara di sekitar mereka. Di tengah tempat itu, terdapat batu besar yang bercahaya, dikelilingi oleh cahaya yang lembut, seolah-olah batu itu adalah sumber dari semua kehidupan.
Di depan batu itu, mereka merasa seolah-olah waktu berhenti. Setiap detik terasa begitu berarti, dan mereka tahu bahwa saat ini adalah puncak dari perjalanan mereka. Apa yang mereka temui di sini, apa yang akan mereka ketahui, mungkin akan mengubah segalanya.
Dengan hati yang penuh harapan dan ketakutan, mereka mendekati batu itu. Begitu mereka menyentuhnya, dunia seakan bergetar, dan mereka mendengar suara yang sangat dalam.
"Ini bukan akhir, tapi awal yang baru," suara itu berkata. "Kebenaran sejati bukan hanya tentang dunia ini, tetapi juga tentang bagaimana kalian memilih untuk hidup di dalamnya."
---
Awal dari Keabadian
Setelah suara itu menghilang, Arka dan Maya merasa seolah-olah mereka telah menerima wawasan yang sangat dalam tentang hidup mereka. Dunia ini memang penuh dengan misteri, namun mereka tahu bahwa setiap misteri yang mereka temui adalah bagian dari perjalanan besar yang belum selesai.
Dengan hati yang lebih ringan, mereka melangkah maju, siap untuk menghadapi lebih banyak tantangan, dan lebih siap untuk menerima kenyataan bahwa perjalanan ini tidak akan pernah berakhir.
---
Bersambung...