Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Pembicaraan Ayah Dan Anak
Viera dan Raffi kini telah berada di sebuah ruangan yang berada dekat dengan ruangan kepala sekolah. Di dalam ruangan itu, hanya ada Viera dan Raffi. Raffi memilih tidak mengikut sertakan orang lain di dalam pembicaraan mereka agar Viera bisa merasa lebih santai saat berbicara dengannya.
"Jangan takut begitu, Viera. Saya hanya ingin mengajakmu berbicara bukan ingin menyidangmu." Kata Raffi memecahkan keheningan di antara mereka.
Kepala Viera terangkat. Dia menatap Raffi dengan raut wajah tak enak hati. "Maaf, Pak..." lirihnya.
Raffi menarik tipis kedua sudut bibir. Dia tahu jika gadis polos itu sangat gugup saat ini. Terlihat dari kedua tangannya yang sedikit bergetar.
"Tidak apa-apa. Sekarang, boleh saya memintamu untuk tenang?" Kata Raffi lembut.
Permintaan Raffi tersebut langsung saja diangguki Viera sebagai jawaban. Dia langsung saja mengambil gerakan menghela napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan di udara untuk mengurai rasa tegang.
Setelah melihat Viera cukup tenang, Raffi pun kembali mengajak Viera untuk berbicara dari hati ke hati.
"Viera, boleh saya tahu siapa saja temanmu di sekolah ini?" Tanya Raffi. Dari pada mempertanyakan kondisi wajag Viera yang nampak lebam saat ini, Raffi lebih memilih mempertanyakan hal lain lebih dulu.
"Saya hanya punya satu teman bernama Hiko, Pak." Balas Viera apa adanya.
Raffi tersentak. Bagaimana bisa Viera hanya memiliki satu orang teman sementara begitu banyak siswa yang bersekolah di yayasan tersebut.
"Hanya satu orang?" Ulang Raffi memastikan.
Dengan gerakan pelan Viera menganggukkan kepala mengiyakan perkataan Raffi.
"Bagaimana bisa kamu hanya memiliki satu orang teman, Viera? Bukankah kamu memiliki banyak teman di sekolah ini?" Tanya Raffi.
Viera tertunduk. Dengan suara pelan dia menjawab pertanyaan Raffi. "Mereka tidak mau berteman dengan saya, Pak. Hanya Hiko yang mau berteman dengan saya." Ungkap Viera.
Entah mengapa, hati Raffi terasa sangat sakit mendengar pengakuan Viera. "Kenapa mereka tidak mau berteman denganmu, Viera? Dari yang saya lihat, kamu adalah anak yang baik dan ramah. Mereka pasti senang jika berteman dengan kamu." Kata Raffi.
"Karena saya berasal dari keluarga miskin, Pak." Balas Viera mengungkapkan alasan terbesarnya.
Lagi, hati Raffi merasa sakit mendengarnya. Perbedaan status sosial di antara Viera dan teman-temannya ternyata menjadi faktor pendukung yang membuat teman-teman Viera enggan berteman dengan wanita itu.
"Viera, apa kamu merasa sedih karena tidak memiliki teman di sekolah ini selain Hiko?" Tanya Raffi. Dia ingin mengetahui isi hati gadis itu.
"Awalnya iya, Pak. Namun seiring berjalannya waktu, saya sudah mulai terbiasa. Menurut saya, biarlah saya tidak memiliki teman yang baik di sekolah ini selain Hiko asal saya masih memiliki seorang ibu yang sangat menyayangi saya." Balas Viera.
Raffi terperangah. Mendengar jawaban Viera baru saja, berhasil menggetarkan jiwa Raffi. "Betapa tulusnya hati gadis ini." Lirih Raffi di dalam hati.
Viera yang tidak mendapatkan jawaban dari Raffi pun ikut diam dengan kesepuluh jemari yang saling bertaut.
"Kamu kelihatannya sangat menyayangi ibu kamu, Viera." Kata Raffi setelah cukup lama terdiam.
Mendengar nama sang ibu disebut oleh Raffi, berhasil membuat Viera jadi tersenyum tipis.
"Ya. Saya sangat menyayangi ibu saya, Pak. Di dunia ini, saya hanya punya ibu yang tulus menyayangi saya dan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk saya sejak saya lahir." Balas Viera sedikit menceritakan tentang kehidupannya pada Raffi.
"Wah, pasti ibu kamu adalah wanita yang cantik dan baik hati ya?" Kata Raffi lembut dan diangguki Viera sebagai jawaban karena memang seperti itulah faktanya.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗