Dendam Sukma

Belum lagi mayat Clara di makam kan oleh mereka semua, sekarang malah kedatangan pula mayat Melisa dengan kepala hancur karena berulang kali di hantam kan kedinding kamar, terlihat darah nya di tembok yang berwarna putih bersih itu. sampai juga menetes di lantai, anak ketiga Tuan Tomo menyusul yang lain.

Lemas lunglai tubuh orang tua ini karena semua anak dan menantu nya habis di mangsa oleh entah apa itu, hanya tinggal Reno dan Delisa saja yang tertinggal. membuat hati orang tua ini di liputi dengan rasa tidak karuan karena rasa takut yang amat besar, begitu juga Delisa dan Reno yang masih tersisa.

Tuan Tomo sudah bertekad untuk meminta tangkal dari Arya pokok nya, hanya pria itu saja yang bisa Tomo percayai. biar pun Anjar bisa di bilang dukun, namun tidak menjamin dia bisa menghalangi pembunuh yang masih misterius ini. kematian Melisa juga sama dengan yang lain, jeroan hilang dari dalam raga nya plus kepala pecah.

Sudah pasti pembunuh nya masih orang yang sama dengan yang sebelum nya, kabar bahwa itu perbuatan Sukma juga kian santer. mereka menuduh Sukma bisa saja balas dendam atas kematian nya, Tomo malah curiga pada adik nya yang terdiam ketakutan melihat Melisa yang jatuh menjadi korban pembunuhan.

"Katakan padaku apa ada nya! apa kau ada hubungan nya dengan ini semua?" Tomo mendekati Anjar.

"Apa maksud mu, Bang?" Anjar mengusap air mata nya karena dia menangis histeris melihat anak nya meninggal.

"Kau ada hubungan apa dengan masalah ini?!" sentak Tomo tak bisa menahan emosi nya.

"Aku tidak mengerti dengan ucapan mu, memang nya aku pula yang harus bertanggung jawab atas kematian mereka semua!" teriak Anjar.

"Mas, kenapa menyalahkan Anjar?" Bu Dian juga bingung.

"Gila suami mu itu, Mbak! bisa bisa nya aku pula yang di tuduh soal kematian banyak orang." kesal Anjar menatap Tomo dengan bengis karena tidak terima.

Entah kenapa Tomo merasa ada yang tidak beres pada adik nya dan mendadak saja dalam hati seolah yakin bahwa Anjar ada sangkut paut nya dengan ini semua, entah karena pikiran yang lelah karena terus mengurus mayat dan juga kesedihan karena di tinggal anak anak nya dengan cara yang amat sadis.

"Bila terbukti kau punya urusan dengan ini semua, kau tak akan ku ampuni." ancam Tomo.

"Silahkan kau buktikan, Bang! tapi bila aku tidak salah, maka kau siap siap saja karena sudah tidak bisa menjaga anak ku dengan baik." Anjar juga mengancam saudara nya karena merasa Tomo tidak menjaga Melisa.

PLAAAAK.

"Jaga bicara mu, Anjar! Melisa dan yang lain nya ku besar kan sama sama, bahkan Delisa banyak mengalah dengan anak mu." Bu Dian emosi juga lama lama.

"Kenapa Bibi tidak tau diri? aku pernah menangis sendirian karena merasa Ibu lebih sayang pada Melisa, tapi sekarang dengan enteng nya Bibi bilang begitu." Delisa juga marah sekali.

Anjar memegangi pipi nya yang terasa panas akibat di tampar dengan Bu Dian, sudah cukup selama ini Bu Dian diam saja bila Anjar marah marah. baru sekarang dia pun membuka suara dan sampai menampar adik ipar nya, karena Anjar saja yang sudah keterlaluan sekali.

Bahkan gara gara ucapan Anjar juga semua orang jadi tau bahwa Melisa bukan anak kandung nya Bu Dian dan Tuan tomo, padahal selama ini tidak ada yang tau dan mereka semua menganggap bahwa Bu Dian punya anak kembar yang cantik, di beri mama Melisa dan Delisa karena mereka juga lahir barengan.