Follow IG @thalindalena
Add fb Thalinda Lena
"Tidak mau sekolah kalau Daddy tidak mau melamar Bu Guru!!!" Gadis kecil itu melipat kedua tangan di depan dada, seraya memalingkan wajahnya tidak lupa bibirnya cemberut lima senti meter.
Logan menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Pusing menghadapi putri kecilnya kalau sudah tantrum begini. Anaknya pikir melamar Bu Guru seperti membeli cabai di super market?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anda lucu!
Lara menatap bangunan sekolah yang berdiri kokoh di hadapannya. Sebentar lagi jam pulang sekolah. Ia menjemput cucunya.
Bel sekolah bunyi panjang menandakan jam sekolah telah usai. Para murid TK menghambur keluar kelas dengan penuh kegembiraan. Para orang tua yang menunggu di ruang tunggu langsung menyambut putra-putri mereka termasuk Lara.
"Grandma," sapa Mia tersenyum pada neneknya.
"Bagaimana belajarnya tadi?" tanya Lara seraya mengelus pucuk kepala cucunya.
"Sangat menyenangkan," jawab Mia.
Lara mengangguk dan tersenyum pada gadis kecil itu.
"Emh ... Mia, bisa bermain di taman sekolah dulu? Grandma ingin bicara dengan Bu Guru cantik sebentar saja," ucap Lara, dan langsung di angguki oleh Mia. Lara menatap gadis kecil itu berlari ke taman sekolah, bermain di sana.
Lara menarik nafas panjang, melangkah mantap ke kelas Mia yang ia yakini kalau Keira masih ada di sana. Benar dugaannya Keira masih di dalam kelas, merapikan meja.
Tok ... Tok
Lara mengetuk pintu kelas yang terbuka itu.
Keira menoleh ke sumber suara, dia terdiam ketika melihat Lara berdiri di ambang pintu. Raut wajahnya seketika berubah dingin.
"Maaf mengganggu waktumu. Aku ingin bicara sebentar," ucap Lara, masuk ke dalam kelas, meletakkan tasnya di salah satu meja murid, menghampiri Keira yang berdiri di balik meja guru.
"Anda ingin bicara apa? Katakan saja," jawab Keira dingin, seraya merapikan buku-buku yang berantakan di atas meja.
Lara menatap Keira dengan lekat, lalu berkata, "aku minta maaf atas segala perbuatanku di masa lalu," ucapan Lara berhasil membuat jantung Keira mencelos sakit.
Keira menghentikan aktivitasnya sejenak, berusaha untuk tetap tenang, lalu kembali membereskan mejanya.
"Kei, aku sangat menyesal dan minta maaf padamu," ulang Lara, penuh penyesalan.
Keira mengangkat kepala, menatap Lara dengan pandangan yang sulit untuk di artikan. "Kenapa baru sekarang? Permintaan maaf Anda sama sekali tidak berarti untukku!" Keira menatap benci pada Lara seraya menepuk dada berulang kali. Rasa sesak, sakit hati, kembali menyeruak masuk di rongga dadanya. 9 tahun dia berjuang melupakan rasa sakit itu tapi sekarang luka hatinya kembali di korek. Seperti luka basah yang di taburi garam. Sangat sakit sekali.
"Aku baru tahu semuanya. Logan baru menceritakan semuanya padaku. Keira, aku sungguh menyesal dan meminta maaf," ungkap Lara penuh penyesalan dari hatinya yang paling dalam, ia menatap gadis itu dengan berlinang air mata.
"Lucu! Anda ini sangat lucu!! Dulu Anda menghinaku dan mencaciku tanpa mencari tahu lebih dulu kebenarannya!" Keira menatap tajam Lara. Kedua mata indahnya memerah, begitu juga hidungnya, ia menahan tangis, dan sedih. Rasa itu berkecamuk di dada membuatnya sesak nafas. "Dan sekarang Anda datang dengan mudahnya meminta maaf padaku tanpa memikirkan kerusakan apa saja yang sudah Anda buat di masa lalu!" Keira tidak mampu membendung air matanya lagi.
"Anda tidak tahu, betapa hancurnya aku saat itu. Anda tidak akan pernah bisa merasakannya!" Keira menyambar tasnya, lalu pergi dari setelah mengatakan semua itu pada Lara.
Lara menangkup wajahnya, isak tangisnya memenuhi ruangan tersebut. Tubuhnya mematung di tempat.
*
*
"Bu Guru!" Mia tersenyum ketika melihat Keira keluar dari kelas. Ia menghampiri Keira, lalu ingin meraih tangan wanita itu, tapi sayangnya Keira menepis tangan Mia.
Keira menghentikan langkah sejenak, menatap Mia yang terlihat sangat sedih. Tapi, dia berusaha untuk tidak peduli, ia langsung pergi dari sana tanpa memedulikan gadis kecil itu.
"Maaf, Mia, maafkan aku." Keira menangis sambil terus bergumam di dalam hati.
"Bu Guru," lirih Mia sangat sedih, kedua matanya berkaca-kaca lalu menatap tangannya yang baru saja di tepis Keira, pandangannya beralih pada gurunya itu yang sudah keluar dari area sekolah.
Sumpah mewek aku nulis part ini. Btw, itu visual Keira ya lagi nangis.😭
Tisu mana tisu.🤧