Anson adalah putra tunggal dari pemilik rumah sakit tempat Aerin bekerja. Mereka bertemu kembali setelah tiga belas tahun. Namun Anson masih membenci Aerin karena dendam masa lalu.
Tapi... Akankah hati lelaki itu tersentuh ketika mengetahui Aerin tidak bahagia? Dan kenapa hatinya ikut terluka saat tanpa sengaja melihat Aerin menangis diam-diam di atap rumah sakit?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Ketika masuk ke dalam, semua orang diam. Kehadiran Aerin membuat suasana menjadi canggung. Aerin jelas menyadari akan hal itu. Tapi dia pura-pura saja jadi wanita tidak tahu malu. Kan selama beberapa tahun ini dia sudah terbiasa berakting.
Anson duduk di kursi yang berhadapan langsung dengannya. Dan pria itu terus memandanginya sejak tadi. Sama dengan Logan yang duduk di sebelah laki-laki itu. Lelaki itu juga terus menatapnya. Tatapan permusuhan yang amat kental. Berbeda jauh dengan tatapan Anson. Aerin memiringkan kepalanya ke arah Mawar. Berusaha keras bersikap biasa.
"Mawar, happy birthday ya. Maaf aku tidak sempat menyiapkan hadiah. Aku tidak tahu kalau hari ini ulang tahunmu. Andrea sengaja memaksaku ke sini. Kau tidak keberatan bukan?" kata Aerin dengan senyum ceria menatap Mawar.
"Kalau dia keberatan bagaimana?" bukan Mawar yang menjawab. Tapi Laras, dokter yang selalu iri dan sinis pada Aerin. Aerin melihat Logan tersenyum miring. Sedang Anson kali ini menatap Laras dengan raut wajah seperti ... Tidak suka? Atau hanya perasaan Aerin saja. Gadis itu mengangkat bahu.
"Apa maksudmu dokter Laras? Memangnya kau Mawar? Jangan merusak suasana dihari bahagia orang lain." sergah Andrea. Laras terdiam, namun dalam hati menahan kesal. Kenapa perempuan itu datang sih? Lihat Anson, dari tadi tatapanjga terus tertuju ke Aerin. Laras tidak suka.
"Sudahlah. Aku hanya ingin dihari ulang tahunku aku bisa makan dengan timku. Lagian dokter Aerin pernah tergabung dalam tim ini, aku rasa tidak masalah. Anda tidak keberatan kan dokter Anson?" Mawar menghadap Anson.
Sebenarnya Mawar sendiri juga tidak terlalu mempermasalahkan keberadaan Aerin di rumahnya. Lama-lama dia merasa kasihan juga karena semua orang tampaknya membenci dokter cantik itu. Padahal dia sendiri tidak membenci Aerin. Hanya saja mereka memang tidak begitu akrab.
"Mm," hanya itu jawaban yang keluar dari mulut Anson.
"Ya sudah, kalau begitu silahkan makan." kata Mawar lagi. Karena belum ada yang berniat mengambil makanan duluan, Andrea menjadi orang pertama yang mengisi makanan tersebut dalam piringnya.
Aerin melirik ke Fini yang duduk di sebelah kirinya, tapi perempuan yang berprofesi sebagai perawat itu tidak berani menatapnya. Mungkin masih merasa bersalah dengan kejadian kemarin. Padahal Aerin sudah pernah bilang padanya untuk bersikap biasa saja.
"Oh ya Aerin, bagaimana rasanya tidak bertugas?" tanya Logan tersenyum miring.
Aerin menghela napas. Padahal orang-orang di meja itu sudah tidak fokus padanya lagi. Tapi pria itu malah sengaja mengangkat suara untuk memancingnya.
"Aku ingin tahu apa kau sedih dikeluarkan dari tim dan diskors tidak perlu kerja satu minggu ini? Ah, tapi aku lupa. Kau kan selalu bermalas-malasan saat kerja. Pasti sekarang kau sangat senang bukan?" Aerin diam saja tidak berniat menanggapi. Yang senang adalah Laras. Ia suka melihat Aerin dipermalukan, apalagi di depan Anson.
"Logan, makanlah. Berhenti bicara." itu perintah Anson. Jelas Anson merasa tidak suka dengan ucapan Logan terhadap Aerin. Anson tidak suka Logan dengan sengaja mempermalukan gadis itu didepan yang lain.
"Anson, kau tahu? Aku dengar wanita ini sudah punya mangsa baru, itu kamu. Hati-hatilah terhadap wanita rubah ini." Logan terus bicara. Aerin yang mendengar ucapan pria itu menatapnya tidak suka.
"Kenapa, apa aku salah?" tantang Logan.
"Logan, berhentilah mengusik Aerin. Kenapa kau selalu menganggunya?Satu lagi, jangan memfitnahnya sembarangan." tegur Andrea tegas. Logan tertawa keras. Yang lain hanya menjadi pendengar yang baik.
Banyak staf di rumah sakit memang tahu Logan membenci Aerin, tapi melihat mereka saling beradu seperti ini sangatlah jarang. Jadi mereka penasaran. Aerin sendiri sudah tak ada napsu makan lagi.
"Aku memfitnah?" Logan menatap Andrea. "Harusnya kau buka matamu baik-baik Andrea. Kau berteman dengan wanita yang salah. Kau tahu kan?" pria itu jeda sebentar dan melanjutkan sambil menunjuk Aerin dengan telunjuknya. "Perempuan ini sengaja mempermainkan sepupuku dan selingkuh dengan laki-laki lain. Itu kenyataan bukan fitnah. Dean sudah bilang semua kebusukannya padaku. Dia ..."
PLAKKK!!!
Lalu sebuah tamparan keras mengenai pipi Logan. Aerin menamparnya dengan wajah memerah karena emosi. Ia tidak bisa menahannya. Kesabarannya sudah mencapai batas.
Logan selalu mengulangi kalimat yang sama untuk menghinanya. Biasanya dia tidak melakukan apa-apa, tapi hari ini terlalu banyak yang dia hadapi dan membuatnya stres, dia sungguh tidak bisa menahan diri dan melampiaskan seluruh kekesalannya pada pria itu.
"Bangsat! Kau berani menamparku?!" tukas Logan ikut emosi. Anson ikut berdiri dari kursi. Suasana berubah tegang. Pria itu menatap Aerin, tapi gadis itu tidak menatapnya sama sekali. Ia sedang beradu tatap dengan Logan. Anson sempat lihat matanya memerah, sebelum akhirnya Aerin berbalik keluar meninggalkan tempat itu.
"Kau puas Logan, huh?!" tukas Andrea.
Kali ini dia tidak tahan lagi untuk bilang yang sebenarnya. "Kau tahu, alasan sebenarnya dibalik putusnya Dean dan Aerin adalah karena sepupu brengsekmu itu mencoba memperkosa Aerin!"
Semua orang terkejut mendengar ucapan Andrea. Tentu saja yang paling terkejut diantara semuanya adalah Anson, menyusul Logan. Berbeda dengan Anson yang tampak marah mendengar Aerin dilecehkan, Logan malah tidak percaya. Ia masih tetap percaya pada sepupunya.
"Kau bohong Andrea, Dean bukan pria seperti itu." katanya. Andrea mendengus keras.
"Aku bohong? Apa aku perlu menunjukkan cctv perbuatan bejat sepupumu itu? Kau tahu? Akulah orang yang menyelamatkan Aerin waktu itu dari laki-laki brengsek seperti Dean. Kau tidak tahu apa-apa, bahkan malam itu sebelum memutuskan Aerin, sepupumu menghinanya habis-habisan. Kau salah membenci orang Logan. Aerin tidak salah apa-apa, malah harus menanggung fitnah banyak orang." kali ini pandangan Andrea menatap ke yang lain dan berhenti pada Laras lama, lalu menatap Logan lagi.
"Sebenarnya Aerin melarangku bilang yang sebenarnya padamu, dia tidak ingin hubunganmu dan sepupumu rusak. Tapi karena kau terus menghina temanku yang tidak bersalah itu, aku harus memberitahumu yang sebenarnya. Kalau kau masih tidak percaya, aku akan mengirimimu bukti rekaman."
Logan terdiam. Ia tahu betul Andrea pasti tidak berbohong. Jadi selama ini dia salah membenci orang? Ia pikir Aerin sengaja mempermainkan Dean, sepupunya.
"Mm, dokter Anson ..." Fini menatap Anson. Berkaca pada Andrea, dia juga ikut memberanikan diri. Kalau tidak dirinya akan merasa bersalah seumur hidup pada dokter Aerin. Anson balas menatap sang perawat.
"A ... Aku, s ... Sebenarnya yang salah memberi obat waktu itu adalah aku. Dokter Aerin sudah menjelaskan secara detail dan terus mengingatkan agar aku tidak salah memberikan dosis yang salah pada pasien. Tapi aku malah mengabaikan nasehatnya dan akhirnya melakukan kesalahan. Dokter Aerin bahkan menanggung kesalahanku, karena aku terlalu takut dipecat."
Detik itu juga Anson langsung berlari keluar secepat kilat dan melompat masuk ke mobilnya. Ia berharap Aerin belum jauh dari tempat itu. Berharap akan menemukan gadis itu.
Demi Tuhan, ia merasa sangat bersalah sudah membentak-bentak Aerin beberapa hari yang lalu. Pria itu mengusap wajahnya gusar. Pandangannya sibuk menatap jalan. Lalu ia melihat gadis yang dia kejar sudah naik bus dari halte tempat dia duduk tadi.
Bertindak secara impulsif dan sulit mengontrol emosi.
Pendarahan selama Operasi Buruknya sangat beresiko dapat menyebabkan Infeksi setelah operasi . Gumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah paru-paru .
Satu bab buruk dalam hidup itu tidak berarti itu adalah akhir, tetapi itu adalah awal dari babak baru dalam hidupmu..
Namun jika situasinya seperti ini tingkat Lithium yang sangat tinggi dalam darah dapat mengganggu fungsi ginjal dan organ tubuh lainnya jika dikonsumsi berlebihan.