dia menjadi seorang yatim piatu setelah ayahnya tiada.
dan meninggalkan dirinya yang sakit sakitan bersama sang ibu tiri.
perhatian orang baru dalam kegersangan dan kesendiriannya membuatnya sedikit terlena dan lupa.
setitik bahagia coba ia rajut bersamanya.
namun...
dia adalah kakak tirinya.
mampukah ia menata kembali hidupnya saat ia tahu siapa sebenarnya laki laki yang di perkenalkan sang ibu tiri sebagai kakak tirinya itu ?!
sementara sesuatu yang berharga miliknya telah di renggut oleh seseorang itu.
simak cerita baru aku ya....
cinta dalam bara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28 bantahan Calista
Calista berdiri dengan wajah sedikit tergugu ketika dirinya menjadi pusat perhatian orang orang itu.
Ada kecemasan mencekam jiwanya.
Ia khawatir mereka mengetahui perbuatannya tadi,
Terutama pria muda yang hampir seumuran dengan Leon itu.
Pria muda berpakaian formal yang tadi tiba tiba masuk dan begitu histeris juga panik bukan main melihat keadaan Raha.
Calista cukup curiga dan penasaran kepadanya.
" kenapa kalian melihatku seperti itu ?!
Memangnya kenapa jika dia melihatku di sini ?! " tanya Calista dengan berusaha keras setenang mungkin.
" siapa anda, dan apa keperluan anda di ruangan ini ?! " tanya Anthony.
Calista menatap tajam kepada pemuda itu,
" apa maksud pertanyaanmu anak muda ?! Apa kau menuduhku mencelakainya....?! " tanya Calista lahi sembari menunjuk Raha yang masih terbaring dan memejamkan mata dengan dagunya.
Namun sangat jelas terlihat jika saat ini nafas gadis itu tak lagi tersengal,
mesin pendeteksi jantung yang terhubung dengan Raha itu pun tak lagi terdengar menjerit seperti tadi.
Anthony balas menatap Calista,
" saya tidak mengatakan apapun tentang anda nyonya. Saya hanya ingin tahu ada kepentingan apa anda di sini ?! " tanya Anthony dengan tenang.
Rahang Calista mengeras mendengar pertanyaan Anthony yang terdengar lancang baginya itu.
" tanyakan pada mereka,
Kenapa aku ada di sini....
Asal kau tahu,
Aku adalah mamanya, kau puas sekarang ?!
Jadi...
Perhatikan nada bicaramu padaku anak muda " sentak Calista yang tersinggung dengan nada bicara Anthony kepadanya.
Kemudian Calista melangkah keluar ruangan dari ruangan itu begitu saja tanpa melihat apalagi mengkhawatirkan keadaan Raha.
Ia pun tak menanyakan sedikitpun tentang kondisi putri tirinya itu kepada tim dokter yang masih nampak menanganinya itu.
Kepergian Calista itu di ikuti dengan tatapan mata Anthony yang begitu tajam dan penuh curiga kepadanya.
Di luar ruangan, Calista mengepalkan tangannya dengan erat.
Wajah wanita itu terlihat merah padam, ia sangat geram dan marah saat ini.
hampir saja rencanya berhasil melenyapkan Raha, tapi orang asing itu justru menggagalkannya begitu saja.
" awas kau Raha...
Aku pastikan tidak lama lagi kau tidak akan lagi bisa melihat pagimu " bisiknya di dalam hati.
Kemudian ia berlalu pergi begitu saja meninggalkan tempat itu.
Melupakan Raha yang masih terbaring tak berdaya,
Sementara di dalam ruangan Raha setelah kepergian Calista.
Tim dokter masih nampak terlihat memeriksa dan mendiagnosa kembali kondisi gadis itu.
Pasalnya...
Mesin pendeteksi jantung Raha terlihat normal, cairan infus yang masuk ke dalam tubuhnya melalui selang pun terlihat juga menetes dengan normal.
Dokter Evan melepas selang oksigen di hidung gadis itu.
" kenapa di lepas dokter ?! " tanya Anthony cemas.
" sepertinya kondisi sudah mulai stabil tuan Anthon " jawab Dokter Evan.
" benarkah...?!
Tapi kenapa dia masih belum sadarkan diri ?! "
" kita tunggu saja tuan " jawab dokter Evan,
Kemudian ia melepas semua perlatan medis yang menempel pada tubuh Raha dan hanya meninggalkan selang infus saja.
Tatapan mata dokter Evan menyiratkan sedikit kebingungan.
Pasalnya saat terakhir ia memeriksa kondisi gadis itu, kondisi Raha masih belum stabil.
Tapi kenapa sekarang tubuhnya seolah oleh telah stabil ?!
Bisik dokter Evan.
Dokter Evan adalah salah satu dokter penyakit dalam yang berada di bawah komando dokter Zani.
Tak lama,
Dokter Evan dan rekan rekannya nampak keluar dari ruangan itu setelah meyakinkan kondisi Raha benar benar telah baik baik saja.
Tinggalah kini Anthony di ruangan itu,
Pemuda itu duduk di sofa tunggal yang ada di ruangan itu.
Hampir setiap hari Anthony memang selalu menyempatkan diri mengunjungi Raha.
Entahlah...
Ia tak tahu, ia selalu merasa ada yang kurang saat ia tak mengunjungi Raha.
Anthony tengah menatap tak berkedip dan mencoba menyelami perasaan yang ia rasakan saat ini kepada sosok yang tengah terbaring tak berdaya itu.
Kening pemuda itu berkerut ketika tiba tiba ia melihat pergerakan pada kelopak mata Raha.
Seketika Anthony berdiri dan menghampiri Raha.
" Raha....
Kau sudah sadar ?! " sapa Anthony dengan perasaan yang membuncah ketika melihat gadis itu telah sadarkan diri.
Raha menoleh pelan dan menatap wajah tampan di hadapannya itu.
Sebuah wajah yang ia lihat terakhir kali sebelum ia tak sadarkan diri.
" anda di sini ?! " tanya Raha dengah nada suara pelan.
Anthony diam tak menjawab, namun tiba tiba....
Grep....
Pemuda itu membungkukkan tubuhnya dan memeluk erat tubuh Raha.
Raha sangat terkejut menerima perlakuan laki laki itu, matanya beberapa kali mengerjap karena kebingungannya.
" uhuk uhuk...." Raha terbatuk karena dadanya tiba tiba terasa sesak karena pelukan Anthony kepadanya itu.
Anthony sontak tersadar dan segera melepaskan pelukannya pada gadis itu.
" maaf....
Aku terlalu senang melihatmu akhirnya sadar " Anthony berkata dengan penuh penyesalan.
Raha mengangguk pelan.
Jujur ia masih kliyengan saat ini. Kondisinya belum sepenuhnya stabil.
Anthony nampak telaten membantu Raha untuk duduk bersandar pada bantal bantal yang di tumpuk untuk menopang punggungnya.
" apa yang kau rasakan ?! Kau ingin makan sesuatu ? Biar aku mencarikannya untukmu " kata Anthony dengan wajah cerah menatap Raha.
Raha menatap sejenak wajah tampan Anthony, ia sedikit merasa aneh melihat pemuda itu.
Seingatnya ia tak memiliki hubungan sedekat ini dengan pemuda itu.
Tapi kenapa ia merasa Anthony bersikap berlebihan kepadanya.
ketika Anthony menawarkan makanan kepada Raha, Tiba tiba ponselnya berbunyi.
" maaf..
Aku angkat telpon dulu, kamu istirahatlah....
Aku akan segera kembali " pamit Anthony dan di angguki oleh Raha.
Raha mengiringi kepergian Anthony dengan tatapan matanya yang penuh tanya.
Tak lama, punggung Anthony menghilang di telan daun pintu yang menutup.
Mata Raha terpejam untuk sesaat ketika ia sendirian di kamar itu.
Sejenak ia kembali mengingat kejadia beberapa jam yang lalu.
Kejadian saat Calista mencoba membunuhnya dengan mencabut selang oksigennya.
Saat itu sebenarnya Raha sudah mulai sadarkan diri, namun ia masih belum bisa menggerakkan tubuhnya karena pengaruh obat.
Tapi percayalah....
Ia bisa mendengar dan dapat merasakan dengan jelas siapa saja yang berinteraksi dengannya.
Dan ia bisa mengenali Calista dengan mudah melalui suara wanita itu.
" tak ku sangka ternyata kau sangat kejam tante Calista....
Hanya karena harta kau rela menjadi seorang pembunuh.
Tapi maaf....
Aku tidak akan mempermudah rencanamu, aku juga tidak akan menyerah semudah itu " bisik Raha pelan.
Raha bunuh diri?.
waahhh..
Lron harus selalu waspada..
jangan ada benda tajam dekat Raha..
saat ia ingin bersama Raha.
❤❤❤❤❤❤❤
jika diteruskan membuat kakak kurang nyaman..
bisa di end.
tapi mohon ada penyelesaian di tiap konflik antar tokoh..
biar gak penasaran ..
😀😀😀😀😀
mkasi banyak kak udah kadih cerita bagussss...
❤❤❤❤❤❤