SEQUEL LENTERA DON GABRIEL EMERSON
Meskipun menikah atas dasar perjodohan, Zeda Humaira Emerson dan Arsyad Ibrahim menjalani pernikahan dengan cinta yang tulus.
Arsyad adalah seorang pria yang sholeh, pintar, dermawan, pendiri sekolah TK gratis, dan tentu Arsyad juga sangat tampan, tidak ada alasan bagi Aira untuk menolak perjodohan itu.
Cintanya pada Arsyad tumbuh semakin besar saat Arsyad tak mempermasalahkan Aira yang tak kunjung hamil setelah 5 tahun pernikahan mereka berjalan.
Namun, Aira tertampar sebuah kenyataan pahit saat ia menemukan fakta, bahwa sang suami telah menikah lagi dengan salah satu guru TK-nya, bahkan istri kedua suaminya itu kini tengah mengandung.
Sementara Arsyad, ia sangat mencintai Aira lebih dari apapun, Aira adalah wanita muslimah yang begitu taat pada agama, orang tua, dan suami. Namun, ia terpaksa menduakan Aira karena sebuah alasan yang tak bisa ia tolak.
Apakah karena Aira yang tak kunjung hamil?
Atau ada alasan yang lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MC Zeda Humaira #8 - Di Antara Dua Ratu
Terkadang, seorang pria akan lemah, bimbang, dan menjadi naif di antara dua wanita. Bukan ... bukan wanita pertama atau keduanya, bukan istri pertama atau istri keduanya. Melainkan, di antara ibu dan istrinya. Dimana keduanya memiliki posisi yang sama tingginya di dalam hatinya dan terkadang, itu membuatnya tak bisa berfikir bijak. Menggiringnya pada sebuah kenaifan bahkan pada sebuah kekeliruan yang justru akan menyakiti dua ratu itu.
Menikah lagi sementara ia memiliki wanita seperti Aira? Hal itu tak pernah sedikitpun terbersit dalam benak Arsyad, sejak saat pertama kali ia melihat Aira, ia telah jatuh cinta pada wanita itu dan memberikan seluruh cinta di hatinya untuk Aira, sehingga ia tak memiliki sisa cinta yang lain untuk wanita lain.
Setelah mengucapkan akad atas nama Aira, Arsyad berjanji pada dirinya sendiri akan menjaga kebahagiaan Aira.
Ia begitu naif atas nama cinta sehingga ia tak sanggup memberi tahu istrinya itu bahwa sebenarnya Aira mandul, apalagi setiap malam Arsyad selalu mendengar alunan do'a Aira yang begitu lirih, penuh harap.
Namun, sang ibu, yang yang juga merupakan cinta dalam hidupnya, terus mendesak Arsyad agar menikah lagi karena ia menginginkan keturunan dari darah daging Arsyad.
Dan yang membuat Arsyad tak habis fikir, ibunya ingin Arsyad menikahi Anggun, putri dari temannya. Guru TK yang sudah mengajar sejak dulu sekolah itu di buka dan Anggun salah satu guru sukarelawan, yang tak memungut gaji sepeserpun.
Arsyad menolak, puluhan kali ia menolak karena masih ada berbagai cara untuk mendapatkan anak dari Aira, apalagi ini masih lima tahun, hanya lima tahun!
Masih ada banyak waktu dan keajaiban bisa datang kapan saja, Arsyad sangat yakin akan adanya keajaiban itu.
Namun sang ibu terus mendesaknya, memaksanya bahkan ia seolah memusuhi Arsyad saat Arsyad menolak perjodohan itu.
Ummi Ridha terus menyinggung perjuangannya sebagai seorang ibu yang merawatnya sendirian setelah kematian sang suami. Menyinggung semua pengorbanan yang ia lakukan untuk Arsyad, dan ia berkata, "Hanya ini yang Ummi minta, anggaplah sebagai permintaan pertama dan terkahir Ummi."
Sebagai anak tunggal, dan satu-satunya keluarga yang di miliki oleh ibunya, Arsyad tak kuasa menolak permintaan wanita yang telah mengorbankan segalanya untuknya. Sejak satu tahun lalu sang ibu mendesaknya menikahi Anggun, namun baru 3 bulan yang lalu Arsyad mampu menguatkan hatinya mengucapkan akad atas nama wanita lain.
Arsyad kembali ke kamarnya dan ia menatap Aira yang tertidur pulas di atas ranjang, istrinya terlihat begitu tenang dalam tidurnya. "Apa salahnya, ya Allah? Sehingga Engkau memberikan cobaan yang paling berat untuk seorang wanita? Berikanlah keajaibanmu pada istriku, aku percaya, Engkau tidak pernah menolak do'a hamba yang selalu mengangkat tangannya di sepertiga malam."
Untuk menenangkan hatinya, Arsyad bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Namun air matanya tak bisa di bendung lagi saat membayangkan akan seperti apa hancurnya Aira nanti padanya.
Bahkan, isak tangis lolos begitu saja dari bibir Arsyad saat sesak di dadanya tak bisa lagi di tahan. Hingga akhirnya...
"Mas...." Arsyad langsung menyiram wajahnya saat mendengar suara Aira kemudian ia menoleh dan tersenyum pada istrinya itu. "Kenapa?" Tanya Aira sambil berjalan masuk.
"Nggak apa-apa, cuma mau cuci muka," jawab Arsyad.
"Kamu habis nangis?" Tanya Aira khawatir dan Arsyad langsung tertawa hambar.
"Nangis apa, Sayang? Aku cuma cuci muka," elaknya.
"Tapi mata kamu sembab," kata Aira sembari mengelap pipi suaminya yang basah itu.
"Mungkin karena aku ngantuk," jawabnya. "Oh ya, kamu kenapa bangun?" Tanya Arsyad untuk mengalihkan pembicaraan.
"Kebelet pipis," jawab Aira bahkan ia setengah merengek manja. Arsyad terkekeh dan mempersilakan Aira buang air kecil namun ia tak keluar dari kamar mandi. "Ya kamu keluar dong, Mas!" seru Aira sembari mendorong Arsyad keluar dan ia langsung mengunci pintu kamar mandi.
Arsyad hanya bisa tersenyum dan ia menunggu Aira di depan pintu, saat Aira keluar, ia terkejut dengan keberadaan Arsyad disana.
"Kamu nungguin aku?" Aira bertanya dengan pupil mata yang melebar, Arsyad hanya mengangguk kemudian ia membawa Aira ke ranjangnya.
Arsyad mendekap Aira dengan erat seperti malam-malam sebelumnya.
"Kalau kamu punya masalah, bilang sama aku ya, Mas. Meskipun aku nggak bisa ngasih solusi, tapi dengan cerita, setidaknya hatimu sedikit lega," gumam Aira lirih namun Arsyad tak sanggup menjawab ucapan istrinya itu.
Ia hanya diam merenung dan teringat dengan apa yang di katakan Abinya Aira di saat pernikahannya dulu. "Kami merawat Aira dengan sangat baik, memberikan dia pendidikan, kasih sayang dan cinta terbaik, kami harap, kamu juga bisa memberikan yang terbaik untuk Aira, Arsyad."
"Ya Allah, apa yang sudah aku lakukan?"
...TBC... ...