NovelToon NovelToon
Happy After Divorce

Happy After Divorce

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Konflik etika / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Office Romance
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: agen neptunus

Apa hal tergila yang terjadi di hidup Jessica kecuali saat suaminya berselingkuh selama tiga tahun dengan istri Noel, sahabatnya sendiri. Sementara itu di saat dia menyandang status janda cantik berkarir cemerlang, ada beberapa kandidat yang bersedia menggantikan posisi mantan suaminya:
1. Liam, sahabat sekaligus pernah menjadi pacarnya saat kuliah selama dua tahun. Greenflag parah! Jessica belum ngomong aja dia udah paham saking pekanya!
2. Noel, sahabat yang jadi korban sama seperti Jessica. Istrinya diembat suami Jessica loh!! plusnya dia punya anak cantik dan menggemaskan bernama Olivia. Jessica ngefans berat sama nih bocil~♡
3. Ferro, pengusaha kaya raya, tajir melintir, suka sama Jessica dari pandangan pertama. Rela apa aja demi membuat senang Jessica, tentunya dengan uang, uang dan uaaaang ^^
4. Delon, cinta pertama Jessica di saat SMP. Dulu Jessica saat masih aura gerhana diputusin saat lagi bucin-bucinnya. Sekarang tuh cowok balik lagi setelah Jessica punya aura subuh!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon agen neptunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Mau Kita Menikah

Jessica baru selesai mandi. Handuk putih melingkar di tubuhnya, sementara rambutnya yang basah meneteskan air di sepanjang punggungnya. Dia menatap cermin, merasa siap untuk malam yang tenang bersama Fero, pria yang belakangan ini membuat jantungnya berdegup lebih kencang.

Sambil bersenandung kecil, ia mengeringkan rambutnya. Kemudian Jessica berjalan menuju meja di sudut kamar hotelnya, memeriksa menu makan malam yang baru saja ia pesan.

Ada kegelisahan yang aneh di dalam dirinya, tetapi dia mengabaikannya, memilih untuk fokus pada kenyataan bahwa malam ini, dia hanya ingin bersantai dan menikmati kebersamaan dengan Fero.

“It’s okay, Jess … ini hanya makan malam. Kamu bisa mengatasi ini dengan baik. Lupakan sementara manusia-manusia yang sudah membuatmu hampir hancur,” ucapnya pada diri sendiri.

Sejurus kemudian, dering telepon di kamar membuatnya tersentak. Ia mengangkat gagang telepon dan menempelkan ke telinga.

“Ya?”

"Nona Jessica, maaf mengganggu waktunya. Ada tamu yang mencari anda di lobi," suara resepsionis terdengar lembut di seberang sana.

Jessica mengerutkan kening, ia tidak mengharapkan siapapun selain Fero malam ini. "Siapa tamunya?" tanyanya penasaran.

“Dia tidak mau menyebutkan namanya, tapi dia bilang sangat penting. Apakah Anda ingin kami memberitahunya untuk menunggu, atau Anda akan turun?”

Jessica ragu sejenak, tetapi akhirnya memutuskan untuk turun dan melihat siapa yang mencarinya. "Oke. Aku akan segera ke bawah. Terima kasih."

“Jess, ada apa?” tanya Fero yang baru saja masuk ke kamarnya. Jessica memang meminta Fero untuk langsung masuk dengan kunci master yang dimiliki lelaki itu.

“Eh, Fero.” Jessica mengulas senyum. “Telepon dari resepsionis. Katanya ada tamu untukku,” jawabnya.

“Tamu? Apa ada yang tahu dimana kamu sekarang?”

“Eumm … sepertinya aku tahu siapa tamunya,” gumam Jessica. “Kamu tunggu disini, ya.”

“Kamu mau ke bawah?”

“Iya.”

“Dengan penampilan seperti itu?”

Jessica baru sadar kalau dia hanya memakai handuk sekarang. Wajahnya langsung memerah dan buru-buru kembali masuk toilet. “Astaga! Aku lupa!!”

Fero tertawa melihat Jessica yang panik sendiri. Ia lalu menuju balkon dan memilih duduk disana menikmati semilir angin malam.

......................

Jessica sudah mengganti pakaian dan menyuruh Fero untuk menunggu di kamar. Pikirannya dipenuhi dengan spekulasi. Siapa yang datang mencarinya di malam seperti ini?

Begitu Jessica tiba di lobi, matanya langsung menangkap sosok yang berdiri di dekat pintu. Sosok yang sangat dikenalnya—Liam. Senyum yang ia bawa dari kamar segera memudar ketika bertemu dengan tatapan serius Liam.

Tebakanku benar ternyata. Pasti Liam yang rela nyamperin aku kesini.

"Liam? Apa yang kamu lakukan di sini?" Jessica berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Aku harus menemuimu, Jess. Aku... aku tidak tenang karena kamu sepertinya marah sama aku," kata Liam, suaranya sedikit bergetar.

Jessica mengerutkan kening. “Marah? Aku cuma kesal, kok. Kamu gak perlu repot-repot kesini nyusulin aku, Liam.”

Liam melangkah mendekat, matanya intens, "Jess, aku—"

Sebelum Liam bisa melanjutkan, pintu lift terbuka, dan Fero muncul. Dia melihat ke arah Liam dengan tatapan penasaran, kemudian beralih ke Jessica.

"Oh, Pak Liam. Sungguh suatu kejutan,” kata Fero dengan ramah dan hangat.

Liam hanya membalas dengan tatapan tajam tanpa senyuman.

Jessica merasakan suhu ruangan turun beberapa derajat. Situasi ini menjadi lebih rumit dari yang dia perkirakan.

“Liam kesini ingin membawakan dokumen penting untukku,” kata Jessica memaksa senyumnya meski terlihat canggung.

“Oh ya? Sepertinya dokumen itu sangat penting, sampai-sampai Pak Liam harus repot mengantarkan kesini,” sindir Fero. Ia tahu jelas kalau Jessica sedang menutupi sesuatu.

Liam menatap Fero dengan pandangan yang tidak bisa disembunyikan. Ada rasa tidak nyaman yang jelas terpancar darinya. "Aku memang mengantarkan dokumen penting dan ini bersifat sangat rahasia,” jawab Liam datar, tidak menyembunyikan ketidaksenangannya.

Fero yang mencoba bersikap ramah, mengulurkan tangannya. “Ternyata begitu? Hmm baiklah. Jess, sepertinya undangan makan malam kali ini kita tunda saja. Aku tidak mau mengganggu meeting dadakan kalian.”

“Tapi, Fero—”

“It’s fine, sweetheart,” Fero mengusap lembut pipi Jessica. “Kita bisa atur makan malam kita besok saja,” bisiknya.

Liam yang melihat itu semakin tidak senang. Jelas dia sangat cemburu tapi ditahannya.

“Baiklah kalau begitu,” ucap Jessica pasrah.

Fero mengangguk. “Nah, Pak Liam … saya pamit dulu. Silakan kalian selesaikan pekerjaan. Kalau butuh sesuatu, resepsionis akan melayani kalian.”

“Ya, terima kasih,” ucap Liam dingin.

Fero pergi setelah memberikan senyuman tampannya pada Jessica.

......................

Jessica mengajak Liam masuk kamarnya. Setelah di dalam kamar, Liam melihat hidangan makan malam yang romantis untuk dua orang. Jelas sekali Jessica sedang mengatur candle light dinner dengan Fero.

“Maaf sudah merusak suasana,” kata Liam. Namun, ekspresinya tidak menunjukkan perasaan menyesal sama sekali.

Jessica duduk di kursi lalu membuka satu botol wine dan menuangkan ke dua gelas di atas meja. Ia menarik napas dalam lalu memberikan segelas untuk Liam.

“Terima kasih,” ucap Liam menerima gelas dari Jessica.

“Hm." Jessica menjawab dengan sedikit enggan. Sementara itu Liam beberapa kali melirik Jessica yang sedikit badmood karena kehadirannya.

“Kamu masih marah sama aku?” tanya Liam.

“Lumayan.”

“Aku minta maaf, Jess.”

“Seharusnya kamu simpan saja permintaan maaf itu setelah aku pulang, Liam.”

“Kenapa kamu segitu kesalnya sama aku, hanya karena aku tidak setuju hubunganmu dengan Fero.”

“Kamu tidak tahu apapun, Liam. Berhenti mengatakan hal buruk tentang Fero,” ketus Jessica lalu minum wine-nya.

Liam meletakkan gelas wine di atas meja dan mengurungkan niatnya ingin minum. Ia mendekati Jessica dan berdiri di samping sahabatnya itu.

“Jess … aku bersikap seperti ini karena ingin melindungimu,” ucap Liam sungguh-sungguh.

“Aku tau … tapi, aku bisa jaga diriku sendiri. Aku memberitahumu dimana aku sekarang agar kamu tidak cemas, bukannya minta kamu nyusul aku,” cecar Jessica meluapkan kekesalannya.

Liam menghela napas dalam-dalam.

“Kenapa kamu selalu ingin tahu kehidupanku, Liam? Kamu beneran gak bisa move on?” tanya Jessica tak percaya.

“Kalau kukatakan iya, kamu percaya?”

“Hah?” Jessica tersentak kaget. Selama ini ia hanya bercanda setiap mengatakan Liam yang gagal move on itu.

Tapi, sekarang ekspresi Liam sangat serius. Tatapannya dalam dan terlihat ia menyimpan rasa sakit yang dalam.

“Liam?” panggil Jessica dengan kening berkerut.

“Ya … kamu benar. Aku tidak bisa move on darimu, Jess. Sejak kita putus hingga sekarang, kamu tetap menjadi nomor satu di hatiku,” ungkap Liam akhirnya.

Jessica kaget lalu berdiri dari duduknya. Ia berhadapan dengan Liam dan memindai ekspresi lelaki itu.

“Apa aku salah karena masih mencintaimu, Jess?” tanya Liam.

“Hal bodoh apa yang baru saja kamu katakan, Liam?” heran Jessica. Ia tak ingin percaya begitu saja.

“Kebodohan ini yang membuatku terperangkap dengan perasaanku sendiri.”

Jessica menggeleng. Ia menolak fakta ini.

“Jess … aku mau kamu … aku ingin kamu … aku mau kita—” Liam menggantungkan kalimatnya sesaat, kemudian kembali berkata, “Menikah.”

DEG!! Jessica tersentak kaget dengan ajakan Liam. Ia mengerjap pelan dengan raut wajah yang tak bisa dibohongi yaitu super shock. Tiba-tiba saja dia diajak sahabatnya untuk menikah. Ini lelucon?

...****************...

1
Lomempo112dbe
nice
Lomempo112dbe
sampah dong ya hahaha keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!