Update: 12:00 WIB
Chen Sisi, seorang koki terkenal di zaman modern, tiba-tiba saja meninggal karena kelelahan dan jiwanya pindah ke tubuh seorang gadis di zaman Tiongkok kuno. Melalui gelang giok putih warisan keluarga neneknya, Chen Sisi membuka ruang ajaib dan memelihara seekor kucing putih spiritual.
Jago memasak, pandai pengobatan serta memiliki kakek eksentrik, Chen Sisi membuat sang raja perang, Tianlong Heyu yang membenci wanita, langsung memikirnya. Dengan resep-resep andalan zaman modern, Chen Sisi mengguncang dunia kuliner Tiongkok kuno.
Awalnya Tianlong Heyu hanya menyukai masakan Chen Sisi. Tapi semakin lama, dia ingin membiarkan gadis itu memasak untuknya seumur hidup.
Akankah sang raja berhasil mengikat koki cantik itu di sisinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meet Again
Kakek Yi hampir lupa dengan tujuan lainnya saat datang ke barak militer. Dia pun menghela napas panjang ketika mengingat Chen Sisi. Menatap cucunya yang sudah lama tidak dia lihat, Kakek Yi memiliki harapan.
"Cucu perempuan yang kubesarkan akan berusia lima belas tahun dalam waktu dekat. Sudah waktunya untuk mencari pasangan dan bertunangan. Dia menyukai tipe pria tentara yang kuat, berperilaku baik, bertanggung jawab, perhatian dan memberinya banyak cinta. Intinya, pria yang ingin dia nikahi tidak akan memiliki tiga istri dan empat selir di masa depan ..." Kakek Yi sengaja menambahkan beberapa persyaratan yang tidak diberitahukan Chen Sisi.
Ini akan menyelamatkan banyak masalah di masa depan. Barak militer perbatasan Utara dipegang oleh cucu kesayangannya, Tianlong Heyu. Dia yakin pasti para pemuda di sini tidak akan terlalu buruk untuk Chen Sisi.
"Selain itu juga, cucu perempuan pria tua ini pandai memasak, meracik obat, bela diri serta lainnya. Walaupun tidak memiliki bakat menari atau menyanyi, yang lainnya tidak masalah," imbuhnya lagi.
Tianlong Heyu dan Chen Yelang mengerutkan kening. Kedatangan Kakek Yi ke barak militer sebenarnya untuk mencari jodoh bagi cucu perempuan angkatnya.
"Kakek, aku belum pernah melihat cucu perempuan mu itu. Seperti apa dia? Kenapa tidak membiarkan kami melihatnya dulu? Ada banyak pemuda di sini yang berbakat. Pangkat tidak terlalu tinggi tapi kehidupan pribadinya baik-baik saja. Siapa tahu ... Aku mungkin juga cocok?" jelas Chen Yelang sedikit malu. Jika tidak perlu ada tiga istri dan empat selir, dia mungkin juga sanggup.
Hanya saja, sudah jadi tradisi jika pria bisa memiliki tiga istri dan empat selir di halaman belakang.
Tapi Chen Yelang juga tahu bahwa wanita sangat mudah tersinggung dan cemburuan. Mereka selalu berlomba untuk mendapatkan perhatian bahkan cinta suaminya.
Untungnya Chen Yelang lahir di keluarga yang tidak mentolerir selir. Ayahnya tidak memiliki selir dan cukup dengan mencintai ibunya saja.
Chen Yelang juga ingin memili satu istri untuk menghindari banyak masalah di masa depan. Dia tidak terlalu peduli dengan jabatan.
"Oh, kalau begitu pria tua ini bisa yakin."
Kakek Yi segera meminta bawahannya untuk memanggil Chen Sisi. Tak lama kemudian, salah satu prajurit yang berjaga di luar tenda Tianlong Heyu masuk. Prajurit itu melapor jika di luar ada seorang gadis yang mencari Kakek Yi.
"Itu cucu perempuan ku, biarkan dia masuk." Kakek Yi tidak menunggu persetujuan Tianlong Heyu.
Prajurit itu terkejut dan akhirnya buru-buru keluar untuk meminta Chen Sisi masuk.
"Kakek ....!"
Chen Sisi memasuki tenda sambil membawa keranjang berisi beberapa kue kering. Seekor kucing putih Persia juga mengikutinya dengan patuh.
Chen Sisi belum melihat keberadaan Chen Yelang atau Tianlong Heyu. Dia hanya tertuju pada Kakek Yi yang membereskan kotak obat tuanya.
Cuaca di luar sangat dingin. Dia mengenakan jubah berbulu hangat untuk melindungi tubuhnya.
"Kakek, apakah kamu memanggilku?" tanyanya.
Saat Chen Sisi masuk, Tianlong Heyu adalah orang pertama yang terkejut. Gadis itu tidak salah lagi merupakan orang yang menyelamatkannya di gua, memasak mie kari telur dan membuat daging kelinci panggang bumbu kecap.
Belum lagi, dia merasa tubuhnya jauh lebih nyaman setelah memakan masakannya.
Siapa yang tahu bahwa gadis itu merupakan cucu angkat kakeknya sendiri. Dan dilihat dari ekspresi Chen Sisi, sepertinya tidak tahu jika Kakek Yi merupakan seorang pensiunan kaisar?
Untuk alasan yang tidak diketahui, Tianlong Heyu sedikit tidak nyaman.
Kakek Yi tidak memperhatikan kelainan pada cucu laki-lakinya. Dia tersenyum pada Chen Sisi dan memintanya untuk mendekat.
"Kemarilah. Sudah waktunya bagi Kakek untuk memberitahumu sesuatu."
"Ada apa?" Chen Sisi bingung.
Kucing putih Persia yang ada di samping Chen Sisi bilang jika pria tua itu memiliki identitas mulia sebagai pensiunan kaisar.
Chen Sisi diam-diam terkejut di hatinya dan masih pura-pura tidak tahu apa-apa.
Hingga akhirnya, dia menyadari keberadaan Tianlong Heyu dan langsung mengenalinya. "Kamu ...!" Chen Sisi terkejut dan segera menjadi tenang.
Chen Yelang melihat gadis yang mengenakan jubah berbulu itu terlihat sangat cantik dan tidak memiliki banyak riasan di wajahnya. Mau tidak mau ia terbatuk kecil dan wajahnya memerah.
Dia akui jika Chen Sisi sangat cantik. Tapi ... Chen Yelang merasa bahwa Chen Sisi ini tampak akrab. Tapi tidak tahu dari mana rasa keakraban itu muncul.
Kakek Yi memperhatikan ekspresi Chen Sisi lalu beralih ke Tianlong Heyu.
"Apakah kalian saling kenal sebelumnya?" tanyanya curiga, sedikit tidak terduga.
Tianlong Heyu menghabiskan waktunya di barak militer dan Chen Yelang jarang bepergian. Selain pergi ke hutan terdekat, pegunungan atau bukit, Chen Sisi tidak mungkin pergi ke perbatasan.
Penjaga rahasianya tidak mengikuti gadis itu karena tugas mereka hanyalah menjaga Kakek Yi.
Pria yang ditolong Chen Sisi malam itu ternyata masih seseorang dari barak militer. Dan kemungkinan besar pangkatnya tidak rendah. Sepertinya seorang jenderal atau semacamnya.
Chen Sisi menatap Kakek Yi sejenak dan tersenyum kaku. "Dia adalah orang yang kutolong di malam hari saat aku menginap di gua beberapa hari lalu."
"Ternyata seperti itu."
Siapa yang tahu bahwa Chen Sisi akan bertemu Tianlong Heyu secara tidak sengaja dan pulang membawa bunga biru es yang dibutuhkan. Namun Kakek Yi curiga dengan temperamen cucu laki-lakinya yang dingin dan tidak mengasihi wanita.
"Apakah sudah mengenali nama masing-masing?" tanyanya lagi.
"Tidak. Aku bertanya sebelumnya tapi dia tidak memberitahuku." Chen Sisi sedikit mengadu tapi tidak menyalahkan siapapun.
Baik Chen Sisi maupun Tianlong Heyu tidak menyapa saat ini. Akhirnya, Chen Yelang membelalakkan mata dan teringat dengan hari di mana Tianlong Heyu ada di gua pagi itu.
"Tunggu! Mungkinkah kamu adalah orang yang dikatakan tak sengaja menyelamatkan Heyu dan memanggang kelinci yang harum?"
"Kelinci yang harum?" Chen Sisi bingung dengannya.
Chen Yelang ingin mengatakan sesuatu. Dia tak sengaja melihat ekspresi dingin Tianlong Heyu dan akhirnya menyadari jika dirinya baru saja mengatakan sesuatu yang salah.
"Maksudku, maksudku ... Saat aku menjemputnya di gua, aku mencium aroma daging panggang yang enak. Saat itu aku belum sarapan jadi ... ya begitulah."
Chen Yelang langsung tersenyum canggung dan malu. Terlebih lagi dia tak ingin dihukum Tianlong Heyu nanti.
"Oh, ya, aku memang memanggang kelinci hari itu." Chen Sisi tidak menyangkal.
Setelah melihat keduanya mengobrol, Kakek Yi batuk kecil. Dia mengalihkan topik pembicaraan.
"Xiao Si, orang yang kamu tolong ini adalah cucu laki-laki kesayangan Kakek. Dia adalah Tianlong Heyu, pangeran kedelapan yang diberi gelar Raja Perang."
"Raja perang?" Chen Sisi kali ini terkejut. Kucing putih Persia juga tidak tahu tentang ini sejak awal.
meskipun rada berat tapi ceritanya bagus bgt gk ngebosenin