Aira harus menelan pil pahit, ketika Andra kekasih yang selama ini dicintai dengan tulus memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena terhalang restu oleh orang tua karena perbedaan keyakinan.
padahal Aira sedang mengandung anak dari kekasihnya.
apakah Aira akan mampu bertahan dengan segala ujian yang dihadapinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arij Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Setelah berjuang antara hidup dan mati untuk bayinya, Aira tersenyum lemah. Dia berhasil, dia akhirnya menjadi seorang ibu.
"mas Andra, lihatlah sekarang aku berhasil berjuang sendiri untuk melahirkan buah hati kita ke dunia, walaupun tanpa adanya dirimu di sisiku aku mampu! Aku berhasil, aku sudah menjadi seorang ibu..." Aira berbicara sendiri dalam batinnya.
"selamat ibu Aira, bayinya sudah lahir dengan selamat dan lengkap, wah...! ganteng sakali," ucap Bu Siska.
"Anakku," Aira menerima bayi mungil yang diletakkan di dadanya.
Bayi tersebut mulai mencari sumber makanannya sendiri, dia menyedot sangat kuat sekali.
"Anakku, selamat datang ke dunia, semoga mamah bisa menjaga dan merawat mu dengan baik, walaupun hanya sendiri tanpa ayah disisi kita," ucap Aira sambil mencium kening anaknya yang masih berlumuran darah.
Bayi mungil tersebut mulai dibersihkan, dan dibawa keluar untuk di adzan kan oleh keluarga Aira.
Sedangkan Aira sendiri sedang mendapatkan perawatan dan pembersihan dari perawat bidan Siska.
Sedangkan Om Erik dan istrinya yang menerima bayi Aira sangat senang sekali. mereka tidak menyangka bisa menggendong bayi mungil itu, mereka menangis bahagia. Rumah Meraka akhirnya bisa terdengar suara tangis bayi, karena sudah 5 tahun mereka menikah belum dikaruniai keturunan.
"Lihat mah! ganteng sekali cucu kita!" katanya dengan menyentuhnya pelan.
"iya pah... Alhamdulillah mereka selamat," jawabnya dengan pelan.
Om Erik kemudian mulai melafalkan adzan untuk cucunya, Setelah itu diserahkan kembali kepada perawat untuk dilakukan perawatan kembali.
...****************...
Keesokan harinya Aira akhirnya sudah diperbolehkan pulang, karena sudah membaik, tapi 3 hari lagi Aira harus melakukan kontrol.
"Selamat pagi, bagaiman Bu Aira, sudah siap untuk pulang?" tanya bidan Siska saat sudah masuk kedalam ruangan, disusul suster yang membawa bayinya yang sudah dibersihkan pagi ini.
"Sudah Bu bidan," jawabnya masih dengan lemas.
"Kita periksa dulu ya," lanjut Bu bidan.
Setelah melakukan pemeriksaan akhirnya Aira dan bayinya sudah diperbolehkan pulang.
Sesampainya dirumah, Bu lek Aisyah sangat senang sekali menyambut cucu keponakannya, yang sudah diberi nama Aaron Rizky Ramadhan yang artinya anak laki-laki yang gagah lahir dibulan suci ini. Dia memang tidak ikut menjemput Aira, karena dia ingin mempersiapkan keperluan yang ada dirumah.
"Aira, sini anakmu di tidurkan dulu ya, bulek mau membersihkan temannya dulu," pamit bulek, membuat Aira sangat terharu karena bulek mau menerima dan membantu Aira.
"Bulek, terimakasih banyak! Aira selalu merepotkan bulek, Aira tidak akan pernah melupakan kebaikan bulek," ucap Aira.
"gak apalah Aira sayang, lawong kamu sudah Bulek anggap anak bulek sendiri. Bulek senang sekali kamu ada disini, membuat bulek tidak kesepian lagi saat ditinggal om Erik kerja," sahur Bulek Aisyah sambil membawa barang-barang Aira.
Aira berjalan sangat hati-hati dan pelan sekali karena luka jahitannya yang masih belum mengering bahkan terasa linu saat Aira berjalan, tapi Aira tidak ingin menjadi manja karena alasan baru melahirkan, setelah merasa bayinya aman ditinggalkan, Aira berjalan menuju dapur untuk mengambil makanan, karena dia ingat pesan dari Bu bidan, kalau ibu menyusui harus banyak makan.
" Alhamdulillah banyak makanan, bulek memang yang paling baik," ucap Aira pelan.
...****************...
Malam harinya Aira ingin merawat sendiri bayinya. Dia tidak ingin merepotkan buleknya kembali, dia merasa kasihan kepada bulek yang sudah sibuk sejak pagi merawat dirinya.
"Anakku, kamu jangan rewel ya sayang, mamah gak mau merepotkan nenek lagi, kasihan nenek sejak pagi sudah membantu kita," ucap Aira sambil memangku anaknya yang masih membuka matanya.
Aira terus saja memangku bayinya, untung saja bayi Aira sangat anteng dan tidak rewel, walaupun dia masih enggan menutup matanya.
"Sayang, ayo bobo yuk, mamah ngantuk sekali," Aira meletakkan bayinya diatas kasur.
Aira yang merasa lelah dan ngantuk langsung tertidur begitu saja, meninggalkan bayinya yang masih enggan untuk menutup mata. Sehingga membuat sang bayi menangis karena ditinggalkan oleh mamahnya.
"Oek... Oek... oek .."
"astaga! anakku," kaget Aira mendengar tangisan anaknya.
"Maafin mamah ya sayang, mamah ngantuk sekali, ya sudah mamah puk puk ya agar adek bisa ikut bobo," ucapnya sambil mengelus pelan kaki anaknya.
Aira mengelus pelan bayinya, dia Tidka ingin menggangu bulek dan omnya yang sedang beristirahat, sebisa mungkin Aira melakukannya sendiri.
Sejenak kemudian bayi mungil tersebut akhirnya mau menutup matanya, mungkin sudah lelah dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 04.00 dini hari.
"Akhirnya, kamu bobo juga nak," Aira akhirnya ikut tertidur disamping bayinya.
...****************...
Matahari pagi mulai terlihat, Aira bangun mendengar tangis anaknya karena popoknya basah.
Aira memaksakan untuk membuka mata, dia harus segera bangun karena anak nya membutuhkannya.
"Anak mamah sudah bangun, selamat pagi sayang," sapanya kepada anaknya.
" Kenapa sayang? o... popoknya basah ya? sekalian mandi ya syaang? ucap Aira, Aira mengajak bicara anaknya, walaupun dia tau anaknya tidak akan menjawabnya, hanya gerakan tubuhnya saja.
Pagi ini dilalui Aira dengan sangat semangat karena rutinitas barunya sebagai ibu akan dimulai.
...****************...
" hallo mas, aku hanya ingin memberi tahu, kalau buah hati kita sudah lahir kemarin." Aira mengirim pesan untuk Andra.
.
.
Bersambung....
Bagaimanakah respon Andra setelah mendapat pesan itu?.
Ditunggu kelanjutannya ya kakak-kakak semua!.