Digo Melviano, seorang CEO tampan yang merasakan pertentangan dihidupnya.
Disatu sisi ia memiliki istri yang nyaris sempurna. Namun itu saja tidak cukup, orang tua Digo selalu mendesak mereka agar cepat memiliki momongan sebagai penerus tahta keluarga Melviano. Namun Kiara, istri Digo nampaknya acuh terhadap keinginan itu.
Hingga datanglah seorang wanita cantik dihidup Digo, yang membuat pria itu merasa tertarik padanya.
Digo meminta Renata Anastasya untuk menjadi istri keduanya, dan memiliki keturunan dari rahimnya.
Renata adalah artis sebuah majalah dewasa yang saat itu tengah menjalani kerja sama dengan perusahaan Melviano group.
Renata memiliki pemikiran yang cukup terbuka, hingga membuatnya berani mengambil keputusan untuk menjadi istri kedua Digo.
.. Happy Reading ✨
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia_Ava02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Hampir Saja
Renata mulai memainkan junior yang sudah terasa menegang sempurna. Sementara Digo mulai meremas gemas dada besar milik Renata dengan kasar.
"Emmh... Akh!" racau Renata.
Bibir lembut Digo kini mulai menjelajahi tubuh Renata dengan buas, hingga membuat Renata menggeliat dan terus mendesah dibuatnya. Renata pun tidak mau kalah, wanita itu memanjakan junior Digo menggunakan mulutnya terlebih dahulu. Hingga Digo meremas-remas rambut Renata saking nikmatnya.
"Kamu hebat sayangg... Ssssth.." ucap Digo ditengah kenikmatan yang Renata ciptakan.
Setelah puas, kini Digo meraih tubuh polos istrinya dan merebahkannya diatas kasur dan bersiap untuk melakukan penyatuan.
"Ren, apakah kamu masih perawan?" tanya Digo.
Renata tersenyum padanya, dan menganggukkan kepalanya pelan. "Kamu yang pertama mas." jawabnya.
Digo menarik bibirnya, tersenyum penuh kemenangan. "Kalau begitu bersiaplah sayang, aku akan membawamu ke surga dunia yang paling indah dan nikmat." ucapannya.
Digo menurunkan ciumannya pada bibir Renata, dan mulai menjebol gawang pertahanan yang masih sangat sempit itu.
Awalnya Digo merasa kesulitan karena gawang Renata memang masih sangatlah sempit, pertanda jika memang Digo lah yang akan pertama melakukan peluncuran didalamnya.
Renata meringis menahan sakit sambil mencengkram kuat pundak Digo saat pria itu memaksa memasukkan juniornya.
"Akh!" pekik Renata sambil refleks mencakar kuat pundak Digo hingga meninggalkan luka kecil disana, saat Digo berhasil membobol gawangnya.
Lembah lembab Renata berdenyut ketika mendapati benda asing masuk ke dalamnya. Namun bagi Digo itu adalah pijatan nikmat yang Renata berikan pada juniornya.
Kini mereka mulai menikmati malam panjang yang indah bersama dengan berbagi peluh dan kenikmatan.
Entah beberapa kali Digo menyemburkan laharnya didalam gawang Renata malam itu, dan sesekali Renata juga memimpin alih permainan mereka. Tubuh indahnya menggeliat dan menari erotis di atas tubuh Digo.
Hingga jam tiga pagi, mereka berdua baru tertidur lelap.
Digo merasa sangat puas dengan permainan gila mereka berdua. Sebelumnya Digo tidak pernah mendapatkan itu dari Kinara istri pertamanya.
Kinara terlalu kaku dan pasrah, ia hanya menerima permainan Digo saja tanpa pernah berganti memimpin permainan.
Digo mengecup lembut kening Renata yang saat ini tengah terpejam diatas pundaknya.
"Terimakasih sayang.. Aku mencintaimu." ucap Digo sambil menatap wajah cantik Renata.
....
Siangnya Digo dan Renata melakukan beberapa permainan lagi. Sebelum akhirnya mereka berangkat untuk pergi ke restoran cepat saji untuk makan siang ini.
Mereka pun nampak tidak canggung mengumbar kemesraan didalam sana sambil menikmati maka siang mereka. Sesekali Digo dan Renata tertawa kecil dengan canda tawa mereka.
Disana mereka merasa bebas dengan hubungan yang mereka jalin saat ini. Digo bahkan sampai berfikir untuk tidak ingin pulang. Ia merasa hidupnya kini terlalu sempurna bersama Renata, sampai ia tidak rela jika harus melepaskan kenyamanan ini.
Sore hari sebelum pulang, Digo dan Renata pergi ke pinggiran pantai untuk bermain-main sebentar sambil menikmati pemandangan disana untuk yang terakhir. Walaupun Digo sudah membeli pulau kecil itu untuk Renata, tapi ia tidak tau kapan lagi akan bisa menikmatinya dan pergi ketempat ini bersama Renata.
Mengingat Digo adalah seorang CEO di perusahaan yang cukup besar. Hingga kepadatan jadwal kerjanya membuatnya terkadang sulit untuk memberikan waktu untuk sekedar liburan. Belum lagi, ia harus menghadapi Kinara, istri pertamanya.
Yang tentunya tidak akan mudah untuk Digo membagi waktunya kini. Tapi itu semua sudah menjadi resikonya dengan memilih Renata menjadikannya sebagai istri kedua.
......................
Ketika telah kembali lagi ke kota mereka. Digo dan Renata melepas pelukan dan cium sekali lagi di dalam apartemen baru Renata sebelum akhirnya Digo harus pergi pulang.
Jam enam sore, kini Digo telah sampai dirumahnya. Pria itu segera masuk ke dalam, dengan langsung disambut hangat oleh beberapa pelayan dirumahnya.
Digo masuk menaiki tangga menuju ke kamarnya. Didalam nampak Kinara tengah duduk di depan meja riasnya sambil mengulas lipstik dibibir tipisnya.
"Kau sudah siap?" tanya Digo sambil memeluk tubuh Kinara dari belakang dan mencium pipinya.
"Mas, kamu sudah sampai?" ucap Kinara dengan senyum lebar diwajahnya, menatap wajah Digo dari pantulan cermin didepannya.
"Hmm.. Kamu terlihat sangat cantik Kinara." puji Digo, meski didalam hati dan pikirannya kini telah dipenuhi dengan wajah cantik Renata, tapi bagi Digo malam ini Kinara memang tampak sangat cantik dengan balutan dress yang ia kenakan.
Tubuh yang Kinara miliki memang tidak sepadat milik Renata, dada dan pantatnya pun tidak sebesar milik Renata. Tapi untuk ukuran seorang wanita dewasa, Kinara sangatlah cantik dan sangat pantas bersanding dengan pria setampan Digo. Meski kini dihati dan pikiran Digo, Renata lah yang jadi pemenangnya.
"Terimakasih mas, kamu cepatlah berganti pakaian, aku sudah menyiapkannya disana. Acaranya akan dimulai jam tujuh, tapi kita akan mulai masuk dan diwawancarai sekitar jam setengah delapan." terang Kinara panjang lebar.
Digo mengangguk mengerti. "Baiklah, kalau begitu aku akan mandi dulu." ujarnya.
"Jangan lama-lama." ucap Kinara sambil mengelus punggung tangan Digo yang berada di atas pundaknya.
"Hmm..!"
Digo mengecup kepala Kinara terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar mandi, sementara Kinara melanjutkan riasannya kembali dan mematut diri setelahnya. Kinara ingin tampil sempurna di acara televisi perdananya.
Apalagi disana ada banyak desainer ternama yang lebih senior darinya. Tentunya itu membuat Kinara makin tidak ingin terlihat kalah dari mereka.
Setelah selesai mandi kini Digo mulai memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Kinara.
Saat Digo membuka handuk, Kinara yang masih didalam kamar tidak sengaja melihat luka bekas cakaran kuku yang Renata gores dipundak Digo.
Renata mengerutkan alisnya, sorot mata tajamnya terkunci pada luka tersebut.
"Mas..." ucap Kinara sambil bergegas mendekati Digo.
"Ya, ada apa Nara?" tanya Digo menatap wajah Kinara yang tiba-tiba saja terlihat tampak cemas.
Kinara berdiri tepat di depan tubuh Digo, dan mengangkat satu tangannya memegang luka itu dengan hati-hati.
"Ini kenapa?" tanya Renata.
Deg!
Pertanyaan itu seolah membuat jantung Digo seketika berhenti berdetak. Digo membeku di tempat, bayangan cumbuan kemarin malam bersama Renata sekilas terbersit di kepalanya.
"Ini.. Hanya luka kecil, karena gatal aku tidak sengaja menggaruknya." ucap Digo berbohong. Bahkan pria itu langsung menutupnya dengan mengenakan kemeja yang ia pegang saat ini.
Kinara menyipitkan mata lalu menghela nafas panjang. "Seharusnya kamu tidak menggaruknya terlalu keras. Apa perlu aku pakaikan obat terlebih dahulu?" tanya Kinara.
"Tidak usah sayang.. Kita bisa terlambat pergi ke acara itu." ucap Digo sambil memakai jas hitamnya lalu mengusap lembut pipi istrinya.
"Baiklah.. Kalau begitu aku akan keluar terlebih dahulu. Aku tunggu kamu dibawah." ucap Kinara.
"Ya.. Baiklah." jawabnya.
Setelah Kinara keluar dari kamar, Digo langsung membuang nafas lega. Pria tampan itu mengusap wajahnya dengan kasar, hampir saja Kinara mencurigainya.