NovelToon NovelToon
RACUN

RACUN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Kisah cinta masa kecil
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan kelabu yang menyelimuti rumah tangga selama lima tahun?

Khalisah meminta suaminya untuk menikah lagi dengan perempuan yang dipilih mertuanya.

Sosok ceria, lugu, dan bertingkah apa adanya adalah Hara yang merupakan teman masa kecil Abizar yang menjadi adik madu Khalisah, dapat mengkuningkan suasana serta merta hati yang mengikuti. Namun mengabu-abukan hati Khalisah yang biru.

Bagaimana dengan kombinasi ini? Apa akan menjadi masalah bila ditambahkan oranye ke dalamnya?

Instagram: @girl_rain67

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

E. 6~Satunya Cintaku

"Terima kasih telah menjaga istriku, Imam. Aku dengar kau membiarkan istriku duduk-duduk saja," ucap Abizar pada bawahan yang ditugaskan khusus untuk mengawasi istri pertamanya.

"Sudah tugas saya, Pak." Imam mengangguk.

Abizar memperhatikan bodyguard di depannya dari atas sampai bawah, dan berhenti di wajahnya. "Kau tidak merasa gerah?"

Entah terlalu patuh atau memang tidak ingin memperlihatkan wajahnya, sampai aku tak pernah melihat wajah dibalik masker itu.

"Saya menebak maksud perkataan Anda adalah masker saya, dan saya tidak merasa gerah sama sekali," jawab Imam.

"Kau terlalu loyalitas terutama pada istriku Khalisah. Tadi aku mengecek barang belanjaan, dan aku tertarik dengan buah yang mencolok di antara lainnya," cetus Abizar mendelik mata.

Peringatan ya, batin Imam. Ia tersenyum. "Loyalitas saya tergantung gaji saya."

Abizar berdecak. "Jawaban yang membingungkan. Aku jadi tidak tahu harus menurunkan gajimu agar tidak terlalu loyalitas pada istriku atau, menaikkan gajimu agar kau sadar diri dengan posisiku yang sebagai suami dari orang yang kau jaga."

Setelah mengatakannya, Abizar meninggalkan Imam di ruang tamu dan naik ke lantai atas untuk menuju kamar Hara.

Dia terburu-buru mendorong pintu dan berakhir berteriak. "Apa yang sedang kamu lakukan?"

Hara dalam posisi rebahannya hanya memalingkan wajah kepada orang yang datar. "Aku bosan."

Abizar menggeram. Ia segera berbalik untuk menutup supaya tak ada orang yang melihat gaya istri keduanya sekarang.

Baju crop top dan celana pendek, pasti mama yang nyuruh Hara pakai.

"Kenapa?" Hara beralih duduk.

"Masih nanya! Haram bagi perempuan memperlihatkan tubuhnya selain kepada mahramnya," jelas Abizar cerewet.

"Tapi suami termasuk mahram 'kan?"

"Ya maksudku, bagaimana kalau ada laki-laki lain yang lihat?"

"Gak ada kalau Abi tutup pintunya pas masuk ke sini."

Abizar hendak menyambut pembicaraan, namun terhenti ketika pikirannya membenarkan ucapan Hara. Akhirnya ia jadi diam, dan hal tersebut melukis senyum Hara. Dan hal tersebut membuat Abizar terpana.

Lalu aku marah karena apa? Masak gara-gara Hara pakai baju terbuka? 'kan dia memang nggak setutup Khalisah, batin Abizar berucap sembari menatap intens Hara.

Kakinya mulai melangkah perlahan tanpa beban kepada Hara, tapi pikirannya mulai tercemar.

Hara memiringkan kepalanya atas tingkah sulit dipahami Abizar. "Kenapa?"

Tidak, aku marah karena hal lain, dan aku tak bisa berpikir apa itu.

Abizar membungkuk dan mengurung Hara di antara dua lengannya.

"A-abi?"

.

.

.

.

"Non Khalisah pasti senang karena sudah lama enggak keluar rumah," tutur bibi Hanin yang sedang mencuci piring di wastafel.

"Enggak juga." Berdiri di samping bibi Hanin, Khalisah menatap susu dalam gelas yang sedang diaduknya.

"Eh, kenapa?"

Khalisah tersenyum memandangi art rumahnya.

Bibi Hanin terkejut ya, wajar sih mengingat aku terakhir keluar rumah itu dua bulan lalu, waktu pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat idul adha.

"Di rumah nyaman juga kok, Bi." Mata Khalisah menyipit sebagai tanda ia tersenyum. Setelah itu, Khalisah mengangkat gelas dan berlalu dari sana.

Khalisah meletakkan gelas atas meja di samping sofa yang didudukinya. Pandangannya jatuh pada bulan yang terlihat di kolam renang.

Ia memiringkan sedikit kepalanya sambil tersenyum lirih dibalik sehelai kain yang jarang dilepaskan. "Seperti ini saja ya, Khalisah."

"Kita manusia cuma bisa berdoa, tapi tetap yakin pilihan Allah. lebih terbaik buat kita."

Khalisah menutup mata. "Karena itu Khalisah, jangan kecewa ketika keinginanmu tak terwujud. Mas Abi baik kok, dia sangat sibuk makanya tak bisa menemaniku yang cuma mau keluar rumah bersama mahramku. Setidaknya mas Abi tidak menyuruhmu untuk jalan-jalan sendiri saja, dan menetap di rumah saja."

Liquid bening pun mulai terlihat di ujung mata Khalisah.

Keesokan harinya.

Khalisah mengetuk-ngetuk meja makan resah. Lalu pandangannya kembali mengarah ke jam dinding.

Ini sudah lewat waktu biasa kami sarapan, tapi kenapa Mas Abi dan Hara belum turun?

"Heum.... Aku jadi curiga." Mama Laili tiba-tiba mendekat.

Khalisah memberikan mama Laili perhatiannya meski pikirannya pecah belah.

Senyum mama Laili melebar. "Jangan-jangan.... Mereka melakukan itu lagi makanya telat bangun!"

Spontan jantung Khalisah berdegup keras.

Tuk!

Sontak Khalisah memutar raga dan memandangi sosok yang baru menuruni satu anak tangga.

Abizar mencoba berpaling muka kesana-kemari. Jujur, ia tak sanggup memandang istri pertamanya sesudah tahu jam berapa dirinya bangun tidur.

Diliriknya meja makan yang masih tertata rapi, padahal waktu sarapan sudah lewat setengah jam yang lalu.

"Abizar, anaknya mama kok nggak turun. Sini Sayang, kita sarapan. Hara-nya juga kemana?" ujar mama Laili memutuskan keheningan. Beliau berjalan mendekati tangga.

Namun Abizar malah mundur dan berbalik hingga badannya tak terlihat lagi.

Sontak Khalisah berdiri dari duduknya.

Mama Laili menatap Khalisah. "Dasar anak itu. Kayak habis melakukan kesalahan saja, sampai ketakutan gitu. Padahal 'kan cuma menafkahi batin istrinya."

Ucapan mama Laili membuat wajah Khalisah berputar ke arah mertuanya. "Mama benar."

Mama Laili membeku akibat melihat mata yang menyipit itu.

Dia tersenyum?

Khalisah mengambil langkah pasti di awal dan mulai menaiki tangan secara terburu-buru menuju kamar sang suami.

"Mas." Khalisah membuka pintu.

"Khalisah." kejut Abizar.

"Biar aku bantu ya."

Tanpa menunggu anggukan suaminya, Khalisah segera masuk ke walk in closet untuk mengambil pakaian Abizar dan mengeluarkannya.

Menghampiri Abizar dan menyerahkan jas, kemeja dan celana kain, lalu menariknya ke ruang ganti.

Sementara sang suami berganti pakaian, Khalisah menunggu di dekat ranjang. Dan begitu Abizar keluar, Khalisah bergegas hendak memasang dasi pada suaminya. Namun gerakannya terhenti lantaran Abizar menahan tangannya.

Perlahan Abizar menarik Khalisah ke dalam pelukannya.

"M-mas?"

"Maaf."

Kedua tangan Khalisah luruh.

Abizar mengeratkan dekapannya. "Maafkan aku."

Dan air mata Khalisah pun jatuh, dan itu semakin berlinang tanpa bisa di cegahnya.

"Maafkan aku, maafin Mas. Mas, mas...."

Tidak, ini salah Khalisah.

Pelan-pelan Khalisah meraih punggung Abizar. "Tidak, ini bukan kesalahan. Yang Mas lakuin justru mendapat pahala karena jima' suami istri merupakan ibadah. Jadi, ini bukan kesalahan."

Abizar memejamkan mata. Lagi-lagi Khalisah menahan perasaannya demi sesuatu yang menjadi pegangan hidupnya. "Kalau begitu, Jangan menangis."

Khalisah mengangguk dan Abizar bisa merasakannya di dada, namun tetap kemejanya makin basah yang berarti Khalisah tak berhenti menangis.

Bersabarlah, Khalisah. Aku akan menyelesaikan ini, dan kembali kepadamu.

...☠️...

...☠️...

...☠️...

...☠️...

Penghormatan Rain untuk gurunya Rain; Tisara Al-Muchtar

1
Aminin azaaa
bingung Thor Edgar kan seorang polisi, tp bertahun tahun jd bodyguard khalisah, gimana cara bagi waktu nya🙏🙏
Masitoh Masitoh
jujur aku heran dgn sikap Khalisah terlalu baik ya Thor walau mertua SDH hadirin madu bahkan suaminya mafia
@Girl_Rain67: Jujur, Rain pun pengen jadi Khalisah. Tapi tak sanggup 😢
total 1 replies
Dinda Putri
up
Dinda Putri
Lanjut Thor jangan kelama an upnya jadi penasaran
@Girl_Rain67: Siap, kak
total 1 replies
Dinda Putri
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
@Girl_Rain67: Insyaallah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Aminin azaaa
lanjutkan
@Girl_Rain67: Siap, kak. /Smile/
total 1 replies
Aminin azaaa
lanjut
Gadiscantik27
Malam, kak. Boleh minta support balik, kak?
@Girl_Rain67: Boleh, kak 🌹
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!