Memiliki latar belakang yang tidak megah membuat Angrek tidak terlalu banyak berharap pada hubungan asmara. Tapi sesuai namanya Angrek, pesonanya memukau banyak orang yang memandangnya. Mungkin bagi setiap wanita mendambakan pesona tang Angrek miliki.
Wajah cantik , putih, tinggi semampai dan menonjol di tempat yang tepat tentu impian setiap wanita, dan itu ada pada diri Angrek. Angrek tentu saja sangat mensyukuri kelebihan yang Allah berikan padanya. Tapi siapa sangka wanita cantik itu bernasip malang.
Tepat di hari pernikahannya dengan salah seorang anak pengusaha terpandang di negerinya. Anggrek harus menerima pahitnya sebuah cinta. Bahkan pada saat bahtera rumah tangga itu baru di mulai, pelaminan yang seharusnya menjadi saksi akan kebahagiaan mempelai malah harus menyaksikan kisah pilu seorang Anggrek.
Penasaran? Yuk ikuti kisah perjalanan Anggrek dengan judul cerita Luka di Pelaminan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tindek_shi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan Menangis
"Kamu cuma salah paham Anggrek! Tadi itu aku bantuin Jessika yang ke senggol mobil hingga terduduk. Aku langsung menghampirinya karena wajahnya pucat dan juga dia memegangi kepalanya," kata Arjuna menjelaskan.
Anggrek yang masih tidak percaya apa yang di katakan oleh Arjuna hanya memilih diam. Arjuna malah jadi kebingungan sendiri melihat respon sang istri, ntah ini hanya karena takut akan amarah Mamahnya atau malah dia yang merasakan sesuatu pada istrinya sungguh Arjuna juga tidak tahu.
"Karena aku masih perduli padanya dia merasa terharu dan bersalah, sehingga dia menangis dan meminta maaf seraya memelukku! Aku bingung harus beraksi seperti apa Anggrek!" kata Arjuna yang masih menggapi kediaman sang istri.
"Makanya aku mengelus punggungnya agar dia segera tenang tidak ada maksud apa-apa! Waktu mengantarnya ke Apartement saat aku jngin membiarkan dia turun sendiri dia mengaku kepalanya pusing dan juga perutnya sakit." kata Arjuna kembali.
"Saat aku menawarkan untuk ke rumah sakit dia bilang, tolong antarkan dia pulang karena ibu mertuanya ada di rumah dan ibu mertuanya menelpon karena beliau jatuh di kamar mandi. Ibu suaminya lumpuh, sedangkan di apartment tidak ada ART sama sekali," kata Arjuna berharap aang istri paham akan kebingungannya. Tapi Anggrek masih diam tidak merespon juga bahkan enggan menatap wajah sang suami yang masih betah di atas tubuhnya.
"Saat memasuki rumah, ternyata dia pendarahan. Aku berda di posisi wanita tua yang lumpuh dan cidera serta menantunya yang harus di larikan ke rumah sakit hingga melakukan operasi kuretasi. Baiklah jika masih tidak percaya, kita ke rumah sakit sekarang!"
Arjuna menggendong sang istri ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri. Dalam waktu singkat keduanya telah rapi berpakaian.
Anggrek hanya mengikuti saja apa yang suaminya katakan tanpa membantah, dia letih dan kecewa itu adalah hal yang pasti. Pernah di buang begitu saja oleh pria yang pernah benar-benar memperjuangkan dirinya membuat Anggrek tidak berharap banyak jika pernyataan sang suami benar.
Arjuna mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tidak ada raut ketakutan di wajah Anggrek. Dia masih betah dengan kediamannnya.
Hingga keduanya sampai di parkiran Rumah Sakit xx, Arjuna menggenggam tangan sang istri dan membawanya ke lantai 6 rumah sakit.
"Eh Bro? Lu datang lagi? Kenapa ada yang ketinggalan?" tangan Ello suami dari Jessika yang memang baru sampai jam 1 pagi di rumah sakit ini.
"Bini gua cemburu gara-gara lihat gua ketemu sama bini Lu dan masuk ke apertment Lu tadi sore, seperti yang gua ceritain! Jessika masuk ke rumah sakit jam berapa? Mungkin kalau Lu yang jawab dia bisa sedikit lebih percaya!" kata Arjuna pada suami Jessika.
"Aduh istri saya jadi buat jadi buat Mbak dan Arjuna bertengkar, sekali lagi maafkan istri saya ya Mbak. Jessika masuk ke rumah sakit pukul 5.30 sore dan harus menjalani operasi kuretasi selepas magrib, saat ini istri saya belum sadarkan diri," Ello mengajak kedua suami istri itu untuk memasuki ruangan tempat Jessika di rawat dan di sana ada wanita paruh baya yang tertidur di kursi rodanya dengan keadaan kepalanya di liliti perban.
...🚓🚓🚓🚓🚓🚓🚓...
Anggrek masih diam tidak mengatakan apapun, Arjuna yang tidak tahu harus berkata apa juga tidak berusaha mengajak sang istri bicara. Hingga satu kata meluncur dari bibir indah istrinya.
"Maaf," kata Anggrek.
Hal ini sukses membuat Arjuna menghentikan mobilnya. Arjuna menatap Anggrek yang malah mengalihkan wajahnya ke jendela tanpa ingin melihat suaminya.
"Kamu bilang apa tadi Anggrek?" tanya Arjuna lagi.
"Maaf,"
"Apa? Aku ngak denger!"
"Maaf Abang, aku benar-benar minta maaf. Aku cemburu! Aku takut kehilangan Abang! Aku..."
Perkataan Anggrek terpotong karena Arjuna menyatukan bibir keduanya. Kegiatan syahdu di dini hari itu menghentikan perkataan Anggrek tapi tidak menghentikan tangisannya.
Arjuna melepaskan tautan benda lunak mereka berdua dan menghapus air mata Anggrek.
"Jangan menangis," kata Arjuna lembut.
"Itu cuma salah paham, terima kasih mau memahamiku!"
setelah mengucapkan itu Arjuna mengecup semua bagian wajah sang istri, setelahnya Arjuna mengemudikan mobilnya ke arah rumah orang tuanya.
Keduanya memasuki rumah sambil bergandengan tangan, baik Anggrek maupun Arjuna sama-sama diam dengan hati yang lapang. Keduanya tidak terlinat pembicaraan apapun.
Hingga kini mereka tengah berbaring di ranjang kamar mereka.
"Sekarang kamu tidur, besok aku juga mau ke kantor pagi."
Setelah mengatakan itu Arjuna memejamkan matanya, tapi dia mendadak mendapat shok terapi dari sang istri. Ya Anggrek mengecup kilap bibir suaminya dan memeluk Arjuna sebelum dirinya jatuh ke alam mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...