Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27.
Debora membayar pakaian yang telah dia pilih, setelah itu mereka pun keluar dari toko itu.
Debora tidak ingin pergi ke mana-mana lagi, karena perasaannya sudah tidak nyaman lagi, untuk cuci mata di mall tersebut.
Dia tidak ingin berpapasan lagi, dengan kekasih kakak iparnya itu.
"Nyonya, apakah menurut anda, benar apa yang di katakan Nona tadi, mengenai hubungannya dengan Tuan Victor?" tanya Nita pada Debora, dia merasa tidak tenang dengan apa yang di katakan wanita cantik tadi.
"Aku tidak perduli apa pun yang di katakannya, kami tidak saling mencintai, Nita!" ujar Debora dengan cuek.
"Tapi Nyonya, anda dan Tuan Victor sekarang adalah suami istri, sungguh tidak pantas Tuan Victor memiliki hubungan dengan wanita lain, bagaimana kalau Nyonya besar mengetahuinya?" kata Nita, mengingatkan status Debora dengan Victor.
Debora terdiam mendengar apa yang di katakan Nita, yang benar apa adanya.
Seandainya ke dua orang tuanya, merelakan Victor menikah dengan wanita lain, dia tidak mungkin terlibat dengan masalah percintaan kakak iparnya tersebut.
Karena ke dua orang tuanya, tidak rela putra Riska memanggil 'Mama' kepada wanita lain, terpaksa dirinya yang di jadikan mempelai wanita kakak iparnya.
Awal sebelum menikah, Debora sudah memikirkan, bagaimana cara untuk menjaga sikapnya, supaya pernikahannya dengan kakak iparnya bisa berjalan dengan baik.
Tapi, ternyata kakak iparnya itu tidak menyukainya, dan itu membuat penilaian Debora terhadap kakak iparnya jadi berubah.
Debora menghela nafas panjang, biarlah waktu yang akan memperlihatkan kepada ke dua pihak orang tua mereka, akan masalah percintaan kakak iparnya tersebut.
Dia hanya perduli dengan keponakannya saja, karena bayi kakaknya itu, tidak bersalah dalam hubungan pernikahan dirinya dengan kakak iparnya.
Bisa jadi wanita lain, belum tentu bisa menyayangi Arthur dengan sepenuh hati.
Ting!
Ponsel Debora berbunyi.
Gadis itu merogoh tas kecilnya, dan mengambil ponselnya. Debora melihat ada sebuah pesan masuk.
Debora membaca pesan, yang ada pada layar ponselnya tersebut.
Ada di mana?
Sesaat mata Debora, tidak berkedip membaca pesan yang singkat itu.
Setelah membaca pesan tersebut, tanpa membalasnya, Debora memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas kecilnya.
Lift membawa mereka turun ke lantai dasar mall.
Setelah pintu lift terbuka, Nita mendorong kereta ponakan Debora tersebut keluar dari dalam lift, sementara Debora menenteng paper bag.
Mereka kemudian menuju mobil terparkir, dan kemudian Nita menaruh Arthur ke car seat.
Setelah semua masuk ke dalam mobil, Debora pun perlahan membawa mobil itu keluar dari area parkir mall tersebut.
Tidak lama kemudian, mereka pun sampai di Mansion Stephanus.
Nita menurunkan Arthur, dan menaruhnya kembali ke kereta dorong bayi.
Sementara Debora membawa hasil belanjaannya, masuk ke dalam Mansion.
"Kenapa pesanku tidak di balas?" tiba-tiba Debora di sambut dengan nada tinggi Victor, yang sepertinya sudah menunggu mereka sedari tadi.
Debora tidak menjawab pertanyaan pria itu, yang menurutnya tidak terlalu penting untuk di jawab.
"Debora!" panggil Victor dengan nada yang masih tinggi.
Debora terus saja naik ke lantai atas, tanpa memperdulikan panggilan Victor tersebut.
Victor melangkah dengan cepat, menyusul Debora yang tidak memperdulikannya.
Brak!
Pintu kamar tertutup, tepat di depan hidung Victor, yang berhasil menyusul Debora.
Victor termangu di depan pintu kamar, menatap pintu kamar yang tertutup.
Tangan Victor memegang gagang pintu, lalu memutarnya untuk membuka pintu tersebut.
Tapi, pintu tidak bisa terbuka, ternyata Debora menguncinya dari dalam.
Bersambung....