NovelToon NovelToon
Anak Yang Tak Di Inginkan

Anak Yang Tak Di Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dini Nuraenii

Dalam keluarga yang terhormat dan terpandang, Andi dan Risma hidup bahagia dengan dua anak laki-laki mereka. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi tragedi ketika Risma meninggal setelah melahirkan anak ketiga mereka yang diberi nama Annisa.

Andi yang sangat mencintai Risma, tidak dapat menerima kenyataan bahwa Annisa adalah penyebab kematian istrinya. Ia membenci Annisa dan tidak pernah menyentuhnya, bahkan ketika Annisa dewasa dan menderita penyakit serius.

Annisa yang sadar ayahnya membencinya, selalu mencari cara untuk mengambil kasih sayang Andi. Ia berusaha untuk menjadi anak yang baik dan membuat ayahnya bangga, namun Andi tetap tidak mau menerima Annisa.

Kisah ini menggambarkan konflik antara cinta dan kebencian, serta perjuangan Annisa untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Apakah Annisa dapat membuat Andi mengubah pendapatnya dan menerima Annisa sebagai anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dini Nuraenii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Annisa terduduk diam di atas kasur di kamar nya, setelah membersihkan diri, Annisa memutuskan untuk mengurung diri nya dikamar, untuk menghindari pertanyaan dari nenek dan juga kakak - kakak nya.

Annisa yakin walau tadi mereka masih diam ,namun jika keluar sekarang mereka pasti langsung menghadiahi Annisa dengan omelan dan pertanyaan seputar tingkah nya, yang kabur tadi.

Annisa merebahkan diri dikasur nya yang empuk itu, senyum nya terukir kala mengingat pelukan pertama dari sang ayah, juga kata - kata sang ayah yang mencoba menenangkan nya.

drrttt ... drrrttt ... !

kebahagian Annisa terganggu dengan getaran dari ponsel nya, Annisa berdecik dan segera bangun dan mengambil ponsel itu.

"Loh ! papa nelpon ! " Annisa semangat menerima telepon dari Andi , kebahagiaan nya kian bertambah karena Andi sama sekali tak pernah menelepon Annisa sebelumnya.

"hallo papa ! "  

Annisa dengan semangat mengangkat panggilan dari nomor Andi.

..

"Anton ?, hantaran udah siap semua kan?"

buk Sari memastikan persiapan pernikahan Anton telah rampung.

"sudah nek tinggal persiapan mental aja ini buat nahan grogi" jawab Anton.

"grogi nya beberapa hari ,bahagia nya seumur hidup, pikir kan soal itu yah biar kamu tenang" buk Sari menasehati cucu pertama nya itu , Anton mengangguk seraya tersenyum.

"Aris , kuliah kamu gimana ?" kali ini,buk Sari bertanya pada cucu keduanya Aris ,yang saat ini tengah memulai kuliah.

"udah nek , Aris pilih yang dekat aja biar gausah nge kost biar ketemu nenek setiap hari" jawab Aris dengan gombalan khas nya.

"dia nih gombal nek ,cewek nya aja banyak" Anton yang jahil menggoda adik laki - laki nya itu.

"apa sih kak Anton,dasar sok tahu ! "

"hahahaha"

Buk Sari , Anton dan juga Aris tertawa bahagia menikmati obrolan hangat mereka.

"ini teh dan cemilan  nya ! " buk Mirah membawa teh hangat dan beberapa camilan untuk keluarga yang sedang berbincang itu.

"pak Andi kemana yah buk ? ,kok belum pulang juga" buk Mirah mulai khawatir dengan Andi.

"mungkin memang ada pekerjaan" jawab buk Sari.

"kak Anton ! kak Aris! ayo kita ke rumah sakit papa kecelakaan !" Annisa  ter engah - engah karena berlari dari kamar nya untuk memberi kabar yang ia dapat lewat telepon.

"Apa ?!"

semua keluarga panik dengan ucapan Annisa.

"ayo cepat kita pergi kak Anton ! kak Aris ! " Annisa menarik tangan kedua kakak nya.

"nek tunggu di rumah yah, buk Mirah tolong jaga nenek ,nanti kami kabarin " Anton mencegah sang nenek yang juga tak kalah panik untuk ikut,ia khawatir nenek nya kenapa - kenapa nanti.

"Ya Allah ada apa ini , Andi nak kamu kenapa " buk Sari mengelus dada nya karena panik ,ia tak menyangka mendapat kabar buruk tentang Andi.

Annisa,Anton dan juga Aris dengan cepat menuju rumah sakit tempat Andi di rawat.

"kenapa ca ? papa kecelakaan kenapa?" tanya Aris , sementara Anton fokus menyetir menyalip mobil - mobil yang ada di depan.

"tadi aku di telepon polisi katanya mobil papa menabrak pembatas jalan terus papa pingsan dan dibawa ke rumah sakit " jawab Annisa dalam tangis nya khawatir dengan kondisi sang papa.

"Ya Allah papa ! " Aris juga ikut menangis khawatir,  mendengar kabar kecelakaan Andi.

"ayo kak ! cepetan bawa mobil nya ! " Annisa yang tak sabar meminta Anton untuk menambah kecepatan mobil nya.

"sabar ca ,kita juga harus hati - hati"

ucap Anton yang benar - benar fokus menyetir, Aris yang duduk dibelakang bersama Annisa memeluk adik perempuan nya itu agar Annisa merasa sedikit tenang.

..

"papa kalian sangat beruntung , walau mobil hancur dan beberapa benturan di kepala,namun tak ada yang fatal, beliau hanya shock dan tak sadar kan diri,dan juga hanya beberapa luka akibat benturan ,namun tak ada yang serius , kita lihat setelah beliau sadar nanti yah "

dokter yang menangani Andi menjelaskan kondisi Andi kepada ketiga kakak beradik yang sangat khawatir itu, setelah menjelaskan dokter pamit dan membiarkan ketiganya di ruangan Andi.

"pa , maafin Ica pa "

Annisa menggenggam tangan Andi yang masih belum sadar, menyesali perbuatan nya yang mencoba kabur dari rumah.

"udah ca ,kita harus bersyukur ga ada yang serius , papa pasti baik - baik aja dan cepat pulih" ucap Anton menenangkan Annisa.

"Anton , Aris ! "

Andi mulai mendapat kan kesadaran nya, walau mata nya belum terbuka namun ia memanggil kedua anak laki - laki nya.

"Anton , Aris ! "

Andi memanggil Anton dan aris dan melepas genggaman Annisa, Annisa mundur dan membiar kan kedua kakak nya mengahampiri Andi.

"kita disini pa , Ica juga ada disini " Anton mencoba berkomunikasi dengan Andi.

"Aris panggil dokter dulu yah!" Aris bergegas keluar dari ruangan untuk mencari dokter untuk memberitahu nya bahwa Andi telah siuman.

"Anton , Aris ! kalian anak kebanggaan papa ,ada disini kan?"

Anton melirik Annisa , Annisa tersenyum dan mengangguk memberi isyarat pada Anton bahwa dirinya sama sekali tak keberatan dengan kata - kata yang di ucap kan ayah nya , tentu saja ,karena Annisa sudah terbiasa dengan itu.

"Ica ngabarin dulu nenek yah kak, sekalian ke toilet"

Annisa meninggalkan ruangan Andi , setelah mengabari sang nenek dan buk Mirah di rumah , Annisa duduk di bangku ruang tunggu.

"Alhamdulillah Ya Allah ,syukur lah , terimakasih udah selamatin papa" Annisa bersyukur dalam tangis nya yang tak bisa ia tahan, mengundang perhatian orang - orang yang ada di sekitar Annisa,namun Annisa tak memperdulikan kan itu.

"hey! , nih "

Annisa mendongakan kepala nya kala ia melihat tangan seseorang yang memberi nya tissue.

"semua bakal baik - baik aja  "

ucap laki - laki yang memberi Annisa tissue, Farhan nama nya, remaja seusia dengan Annisa, Farhan orang yang peduli dengan orang lain, ia sosok yang selalu ceria dan selalu menjadi penghibur yang baik.

"terimakasih " Annisa mencoba menenangkan diri nya dan mengambil tissue yang di tawarkan orang yang kini berdiri dihadapan nya.

"Apa kamu mau cerita ?"

Farhan menawar kan diri untuk menjadi pendengar yang baik,namun Anisa menggelengkan kepala nya, Annisa tak terbiasa bercerita pada orang lain tentang masalah hidup nya ,selain bercerita pada sahabat nya.

"yaudah kalo butuh temen cerita, aku ada diruangan sebelah yah ,masuk aja " Farhan meninggalkan Annisa sendiri , walau pun peduli,namun Farhan mengerti ,saat ini Annisa sedang butuh  waktu untuk sendiri.

Farhan mendorong infus stand nya , Farhan juga pasien dari rumah sakit ini, ia sudah lama dirawat karena penyakit jantung nya , Farhan selalu sendiri tak ada seorang pun yang menemani nya , oleh karena itu Farhan sering berjalan - jalan mengelilingi rumah sakit untuk menghilangkan rasa sepi.

Annisa melirik Farhan yang berjalan menuju ruang rawat nya, Annisa penasaran karena ada yang peduli dengan nya.

"Muhammad Farhan" Annisa membaca tulisan nama pasien di pintu ruang rawat Farhan, Annisa mengintip melalui kaca yang ada di pintu , melihat Farhan yang sedang berdiri memegang infus stand nya dan melihat keluar jendela.

Annisa sadar, Farhan terlihat sangat kesepian, Annisa juga tak melihat seorang pun ada di ruangan Farhan.

"ca ? lagi apa disitu ?!ayo masuk ,papa nyari kamu" Aris memanggil Annisa, Annisa yang mendengar papa nya memanggil segera memasuki ruangan Andi.

"Annisa , kamu mau jadi preman ? berani kabur - kaburan segala ! " Andi yang telah pulih mulai memarahi Annisa.

"maaf pa, Ica salah "

Annisa hanya menunduk merasa sangat bersalah dengan kelakuan nya sendiri.

"Kalau sekali lagi kamu seperti itu , papa gak segan - segan kirim kamu ke pondok pesantren ! paham ?"  Andi dengan tegas mengancam Annisa.

"paham pa " jawab Annisa.

"sekarang , pulang dan belajar  , biar Aris dan Anton yang nemenin papa, jangan ngeyel ! " Andi menyuruh Annisa pulang.

"kalo gitu , Anton anterin Ica dulu yah pa" Anton beranjak bangun dari duduk nya berniat mengantar sang adik pulang.

"gausah , kasih dia uang buat naik taxi atau angkot" perintah Andi.

Lagi - lagi Annisa tersenyum dan mengangguk, lalu berjalan menuju pintu , Annisa melihat kebelakang sebelum ia benar - benar meninggalkan ruangan itu , Anton dan Aris menatap mata Annisa seolah meminta maaf karena tak bisa mengantar , Annisa tersenyum  lalu keluar dari ruangan itu.

..

" kamu bener - bener gak mau cerita?"

Farhan yang sudah ada di luar ruangan ,kembali bertanya pada Annisa.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!