NovelToon NovelToon
License To Fight

License To Fight

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Khara-Chikara

LF: License to Fight

Dia memang seorang pria biasa, dia juga hanyalah pria yang ingin bebas dari pekerjaan penting nya. Apapun segala hal yang dia lakukan adalah hal yang nyata. Tanpa tugas, tanpa izin, dia bisa menjadi apapun.

Sepenuhnya menceritakan seorang Samuel yang bernama asli Ah-Duken. Dia hanyalah Pria yang harus menangani berbagai kasus yang tidak masuk akal, jika kasus nya tidak masuk akal, maka pekerjaan nya semakin tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34 Permintaan

"Hei Samuel, bagaimana kabar mu? Jika aku tak meminta mu datang ke agensi, kau pasti tidak akan mau berkunjung kan?" tatap Hycan yang menatap nya di lorong tempat Agensi.

"Haiz... Hei, aku ke sini juga untuk bilang sesuatu..." tatap Samuel membuat Hycan bingung, lalu Samuel memukul pelan baju Hycan.

"Kawan, terima kasih sudah menjadikan ku orang, jika tak ada kau, aku pasti tak akan bisa jadi orang seperti Samuel sekarang..." kata Samuel.

Hycan menjadi terdiam. "Apa maksudmu?" Sambil berjalan duluan. "Kemarilah..."

Mereka mengunjungi kantor agensi dengan ada beberapa orang menatap komputer mereka juga ada yang saling mengobrol, mereka menatap Samuel dan Hycan yang datang.

"Yo semua, lihat ini jagoan kita!" kata Hycan.

"Samuel... Kami tak sabar bekerja dengan mu lagi, banyak tugas di sini..." kata mereka menyapa.

"Ah haha... Em... Sebenarnya... Bukankah aku sudah mengatakan nya padamu..." Samuel menatap.

"Apa?" Hycan bingung.

"Aku ingin keluar... Aku sudah mengatakan nya beberapa kali karena itulah aku berterima kasih padamu..." kata Samuel.

Hycan yang mendengar itu menjadi tertawa. "Hahaha.... Maaf Samuel... Tapi kau harus bekerja di sini... Memang nya kau punya alasan lain?" kata Hycan sambil duduk di kursi dengan santai.

"Eh apa? Tunggu, kau sudah sepakat akan menyetujui ini, aku ingin keluar... Kau pikir aku tak ada kehidupan lain?" tatap Samuel mencoba memberontak.

"Haiz... Agensi akan kacau tanpa mu... Tetap saja kami tak akan melakukan nya..."

Samuel menatap tak percaya, dia lalu menggigit bibirnya sambil melihat mereka. "Hei... Tolong lah... Jangan buat aku begini.... Jangan bergantung padaku... Kalian sudah terlalu menikmati keenakan semenjak aku mengurus beberapa tugas dan meringankan nya.... Apa salahnya jika aku berhenti, umurku hampir pensiun... Aku ingin menjalin kehidupan..." tatap Samuel, dia mencoba meyakinkan mereka untuk tidak bergantung pada Samuel agar Samuel bisa keluar dari agensi.

Tapi mereka hanya diam membuat Samuel kesal. "Akh.... Terserah!" dia marah lalu berbalik, siapa sangka, dia menendang dispenser air di pojokan hingga hancur membuat Hycan terkejut berdiri.

"WTF Samuel! Apa yang kau lakukan! Hei..." dia berteriak.

Tapi Samuel tampak mengambek dan berjalan keluar.

"Sial, dia akan menghancurkan barang barang..." Hycan langsung menyusul.

Dan yang benar saja, Samuel melihat ada figur papan berbentuk orang di lorong, dia langsung mengambilnya membuat Hycan berlari dari belakang. "Tunggu... Tunggu!!"

Seketika Samuel menghajar figur itu seperti menghajar orang karena dia kesal.

"Tidak Samuel! Akh sial.... Itu baru saja kita dapatkan!" Hycan kesal.

Tapi Samuel menatap tajam sambil berjalan pergi dan Hycan kembali berlari menyusul. "Samuel, dengar, kita bisa bicarakan ini baik baik..." ia tampak terengah engah.

Hingga Samuel berhenti dan menatapnya. "Apa?! Mau bicara apa? Aku selama ini sudah sangat membantu... Kalian benar benar manja bergantung padaku, mentang mentang aku yang di tuntut, kalian malah seenak nya," Samuel menatap. "Haiz.... Begini saja... Aku minta libur beberapa bulan, hanya untuk menikmati hidup ku.... Kau tahu kan, bahwa aku akan melakukan sesuatu? Aku seorang pria dewasa..." tambahnya.

Lalu Hycan menghela napas panjang. "Baiklah baiklah, sepertinya kau memang pantas, kalau begitu, izin pada Jin saja..."

"Aku tak akan ada waktu, dia wanita yang sibuk berbelanja, ingat terakhir kali aku meminta izin libur, dia malah mengajak ku belanja hingga masa libur ku habis.... Omong kosong yang sudah seperti sampah... Kalian memang di kenal menyelesaikan masalah kriminal sekalipun tapi sekalinya kalian santai, itu benar benar terlihat mengerikan dan tidak menjanjikan."

"Tidak jika kau menghubunginya dulu..." Hycan mengambil ponsel dan menghubungi Jin, setelah beberapa lama dia berbicara. "Hei Jin, ada waktu? Samuel ingin berkencan dengan mu," kata Hycan.

Seketika Samuel terkejut mendengarnya. "Brengsek, apa yang kau bilang!" dia kesal dan memberontak.

Lalu Hycan menutup ponsel nya dengan wajah mempermainkan. "Nah sudah, sana izin pada Jin."

"Kau sialan! Siapa yang mau berkencan dengan nya! Kau benar benar mempermainkan ku..." Samuel sangat kesal.

"Hei, itu memang pekerjaan ku, aku menyuruh, meminta, dan mempermainkan.... Sudah ya, nikmati libur mu sama Jin..." Hycan yang tanpa bersalah langsung meninggalkan nya membuat Samuel hanya bisa kesal.

"Sialan kau Hycan.... Aku sungguh kesal..."

Tak lama kemudian Samuel berwajah membosankan di pinggir jalan dan Jin menatap nya dengan senang. "Hola... Mau kencan dengan ku kan?" sapanya dengan ceria.

"Haiz... Maaf Jin... Tapi Hycan salah bilang..." Samuel menatap.

"Eh, omong kosong, sudahlah.... Ayo jalan jalan... Aku tahu kau ingin kencan dengan ku..." Jin menunjukan kunci mobil mewahnya.

Tapi Samuel masih memasang wajah membosankan sambil menyilang tangan. "Maaf Jin, aku tak ada waktu..."

"Hei Samuel... Apa beratnya hanya mengajak ku jalan... Kau hanya perlu menyetir..." kata Jin.

"Haizz... Setelah ini apa kau mau janji membiarkan ku libur? Karena aku berniat meminta izin padamu..." kata Samuel.

"Ye yah... Baiklah terserah... Cepat..."

"Tunggu, aku tidak ingin mengendarai mobil mu itu," Samuel membuang wajah.

"Hiz... Lalu kau mau apa, tinggal bilang saja..." Jin tampak kesal.

"Hm... Aku mungkin akan membuat nya agak kesal dikit.... Aku mau mengendarai mobil Range Rover putih," kata Samuel pada Jin yang seketika langsung memberikan kuncinya dengan melemparnya dengan santai membuat Samuel terkejut reflek menangkap nya dan dia berwajah tak percaya karena kunci itu sesuai dengan yang ia mau.

"Kau beneran punya mobil itu?"

"Yah, dan sekarang, tolong ajak aku jalan jalan sekarang... Jangan banyak maunya..."

"Tapi kan aku sudah bilang aku bukan supirnya... Masa aku jadi supirnya?"

"Hiz... Samuel!!" Jin mulai kesal.

"Hehe... Kenapa?" Samuel memang sengaja membuat Jin kesal.

"Cepat... Masuk... Kendalikan mobilnya!" teriak Jin membuat Samuel terkejut menutup telinga nya.

"Haduh... Meskipun dia kesal, dia tidak akan menyerah..." terpaksa dia mengendarai mobilnya dan Jin masuk duduk di bangku samping supir.

Karena tidak ikhlas, Samuel punya rencana. "Tunggu, bukankah di jalan ini di tutup dengan polisi tidur yang gede.... Hm... Mungkin aku bisa buat takut Jin..." dia merencanakan sesuatu pada Jin yang hanya diam menatap ponsel nya.

Tiba tiba Samuel menghentikan jalan mobilnya membuat Jin menoleh ke depan dan langsung memasang wajah suram. "Sekarang apa, petugas bahkan menutup jalan dengan gunung tinggi... Kenapa malah lewat sini..."

"Itu di sebut penutup jalan agar mobil kecil tidak di bolehkan lewat, hanya pengemudi profesional yang bisa..." Samuel menatap serius lalu memajukan gigi dan bersiap.

"Tunggu... Kamu tak berencana.... Mobil ku akan rusak!"

"Tidak akan.... Percaya saja padaku, bukankah kau percaya padaku bahwa aku profesional dalam mengendarai mobil?" Samuel menggunakan mode teknik dengan membelokan kemudi sehingga seperti berjalan menyerong, di mulai dari ban depan kiri duluan kemudian setelah naik di susul ban kanan, turun dari pembatas itu pun juga.

Cara itu sangat luar biasa dilakukan karena bamper mobil depan tak perlu terluka dan itu membuat semua orang terpukau melihat nya.

"Waw...." Jin juga begitu.

"Haha... Cukup mudah..." Samuel tertawa sombong.

Tapi beberapa lama mengemudi, tiba tiba dia terkejut karena ada motor speed yang menyalip nya begitu saja dengan kecepatan tinggi.

Untuk sejenak Samuel terpukau. "Waw..."

Jin yang melihatnya menjadi bingung. "Kenapa?"

"Hei, kau lihat itu! Motor speed sangat keren... Bagaimana jika lain kali kita naik motor speed?" tawar Samuel.

Lalu Jin tersenyum kecil. "Tentu..."

Tapi mendadak ponsel nya berbunyi dan ia melihat bahwa itu dari Hycan. Lalu dia mengangkat nya. "Ada apa?"

Samuel hanya bisa mendengarkan Jin sambil mengemudi.

Lalu terdengar suara Hycan. "Hei, bisa kau datang ke tempat pelacakan? Karena baru baru ini ada transaksi obat pill merah dengan menggunakan mobil kontainer. Menuju ke arah perbatasan jalan Meksiko... Gunung tinggi itu... Karena ini tugas yang agak berat, jadi aku serahkan padamu..."

"Hei, bukankah Samuel akan pergi? Kenapa malah memberikan tugas?"

"Justru ini akan menjadi tugas terakhir sebelum dia mau libur..." balas Hycan.

Lalu Jin menutup ponsel dan menatap Samuel. "Kau sudah dengar sendiri, tanpa aku jelaskan kau harusnya tahu..." tatap Jin.

Lalu Samuel menghela napas panjang. "Baiklah... Terserah deh..." dia mulai menginjak gas dengan cepat.

Sementara itu di tempat yang di bicarakan, ada kontainer yang berhenti di atas jalan bukit kapur, ada beberapa orang yang akan melakukan pengecekan dan mereka termasuk ke dalam pelaku penyebaran obat merah.

Salah satu pria yang paling mencolok mulai membuka kontainer yang masih menyala tapi mendadak intuisinya mengatakan sesuatu di atas yang rupanya ada drone canggih yang mengawasi mereka.

Di susul tembakan pistol dari mobil Samuel yang menembaknya adalah Jin sendiri.

"Hei, angkat tangan kalian!!" teriaknya dengan tidak waras.

Tapi yang semakin tidak waras adalah pria mencolok tadi, dia menembakan sesuatu di atas bukit mereka.

Lalu mulai melakukan penyerangan. Samuel menghentikan mobilnya agak jauh dan dia bersama Jin mendekat dengan senjata.

Sementara Hycan ada di perjalanan dengan helikopter bersama beberapa orang. "Aku tahu, tempat ini sungguh berbahaya, tapi semoga saja, tak akan ada kejadian buruk..." pikirnya sambil menyiapkan senjata, dia akan menembak dari jaraknya.

Lalu ada yang mengatakan sesuatu di samping nya. "Tuan, aku sudah mencari identifikasi identitas pelaku.... Dia merupakan buronan--

"Nanti saja ketika laporan... Itu sudah di tentukan oleh pihak dokumen... Jadi bantu aku mengawasi agar tak ada kecelakaan nantinya..." kata Hycan. Mereka bertugas mengawasi dari atas juga melakukan penyerangan sementara Jin dengan Samuel sudah ada pada posisi mereka.

Tembakan cepat, tembakan jauh bahkan tembakan dekat juga terjadi di sana. Samuel mencoba mendekat pada kontainer dan menghabisi mereka satu persatu sementara Jin ada di tempat nya menjaga Samuel dengan menembaki mereka semua.

"Dimana pelakunya?" Jin fokus mencari hingga dia terkejut karena tak sengaja melihat bom yang tertancap di atas bukit kapur itu, bahkan tak hanya satu, melainkan ada juga yang di kontainer sementara Samuel pun juga ada di dekat bom dan dia tak menyadarinya.

"Oh sial..."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!