Alur slow diawal
Up 2 chapter/hari, jam tidak menentu.
Genre : Action, Fantasi, Petualangan, Romantis, Komedi, Drama, Harem
_____
- Arc 1. Dimensi Kecil : Ch.1 - Ch.94
- Arc 2. Benua Lingwu : Ch.95 - Ch.263
- Arc 3. Benua Chenwu : Ch.264 - lanjut ke Book 2
Untuk novel ini saya gk jamin bakalan lebih bagus dari Pahlawan Di Dunia Kultivator, tapi saya akan usahakan agar ceritanya bisa lebih bagus dan memuaskan para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ardian Uzumaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.9 - Memasuki Hutan Pohon Darah
Setelah membantai kawanan serigala, tubuh Xiang Yang bersimbah darah, bukan darahnya namun darah para serigala yang dia bunuh. Xiang Yang yang cukup kelelahan memutuskan untuk mencari sungai terdekat untuk membersihkan diri setelah membakar semua mayat para serigala.
Pemuda itu hanya membawa 1 pakaian ganti, jadi setelah membersihkan diri serta mencuci pakaiannya di sungai, Xiang Yang menjemur pakaiannya di atas batu besar dipinggir sungai.
Setelah pakaiannya kering, melipat rapi lalu memasukkannya kedalam jubah, Xiang Yang kembali melanjutkan perjalanan.
Dalam perjalanan, Xiang Yang membasmi semua hewan buas yang berada di wilayah pertanian warga.
Xiang Yang membunuh beberapa harimau, 1 beruang hitam besar, dan belasan hewan buas lainnya. Diantara semuanya sama sekali tidak ada Spirit Beast, hanya beruang hitam saja yang hampir menjadi Spirit Beast.
Karena itu, Xiang Yang dapat dengan mudah membunuh semua hewan buas.
Malam harinya, Xiang Yang bermalam diatas pohon seperti biasa, dia berencana melanjutkan perjalanannya menuju Hutan Pohon Darah esok hari.
***
keesokan harinya, Xiang Yang melanjutkan perjalanan, semakin dekat dengan Hutan Pohon Darah, semakin banyak hewan buas yang Xiang Yang jumpai.
Xiang Yang lebih banyak menggunakan panah kali ini agar tidak membuang banyak tenaga sebelum memasuki Hutan Pohon Darah.
Setiap tembakan panah Xiang Yang tidak ada yang meleset, semuanya tepat sasaran. Setelah membunuh hewan buas, dia akan mengambil kembali anak panah yang dia gunakan, sehingga jumlah anak panah yang Xiang Yang miliki tidak berkurang, masih tetap 50.
Setelah berjam-jam hingga matahari sudah berada diatas kepala, Xiang Yang akhirnya tiba di dipan lapisan luar Hutan Pohon Darah.
Xiang Yang sudah menghabisi puluhan hewan buas dan beberapa Spirit Beast. Sekarang tenaga Xiang Yang susah terkuras cukup banyak, jadi dia memutuskan untuk istirahat selama 1 jam terlebih dahulu, sebelum memasuki Hutan Pohon Darah yang dikatakan sangat berbahaya.
1 jam berlalu begitu cepat, tenaga Xiang Yang sudah pulih sepenuhnya setelah mengkonsumsi beberapa herbal dan pil.
"Baiklah, pelatihan pertama di dunia luar, memasuki Hutan Pohon Darah" Xiang Yang bergumam dengan senyum samar di bibirnya, sebelum melesat masuk kedalam hutan.
"ROARH...!!"
Baru saja Xiang Yang masuk sejauh puluhan meter, terdengar sebuah raungan keras membuat Xiang Yang waspada.
Melihat kearah kiri, dalam jarak sekitar 100 meter, terlihat seekor singa jantan yang memiliki taring sepanjang 1 jengkal.
"Baru masuk sudah diberikan sambutan hangat oleh seekor Spirit Beast singa tingkat Body Tempering tahap 3 puncak!" Xiang Yang mencabut pedangnya.
Menggunakan panah pada Spirit Beast tidak akan berguna, karena insting dan kecepatan mereka melebihi hewan buas biasa. Kecuali jika Xiang Yang dapat menggunakan energi Qi maka akan beda cerita.
Xiang Yang masih diam memasang kuda-kuda ditempatnya, hingga singa itu telah berjarak belasan meter, singa itu kembali meraung keras sebelum melompat kearah Xiang Yang, mengayunkan cakar tajamnya.
Xiang Yang dengan sigap menangkis menggunakan pedangnya.
*Trang!
Meskipun Xiang Yang susah menahannya, namun dia tetap terpental beberapa meter kebelakang. Pemuda itu masih menjaga keseimbangannya, tidak terjatuh.
"Memang benar! Spirit Beast biasanya memiliki kekuatan fisik yang lebih kuat dari Kultivator ditingkatan yang sama!" gumam Xiang Yang, menatap tajam singa didepannya.
Spirit Beast singa mengerang ditempat, membalas tatapan tajam Xiang Yang.
"Kau mungkin menganggap dirimu sebagai singa, tapi kau tidak lebih dari seekor kucing di mata ku!" Xiang Yang berteriak lalu melesat menyerang Spirit Beast singa.
Tidak diam saja, Spirit Beast singa juga melesat menyerang sehingga pertarungan kembali terjadi.
Meskipun Xiang Yang hanya menggunakan kekuatan fisik untuk melawan Spirit Beast singa yang sudah tau cara menggunakan energi Qi, namun kekuatan fisik Xiang Yang bukanlah sesuatu yang main-main.
Dengan teknik pemusatan kekuatan yang dia miliki, Xiang Yang dapat memperkuat setiap tebasan yang dia lancarkan.
Setiap gerakan Spirit Beast singa hanya mengandalkan insting, sehingga Xiang Yang dapat menebak dengan mudah arah serangan Spirit Beast singa, namun juga tidak mudah untuk mendaratkan serangan pada Spirit Beast tersebut.
Meskipun begitu Xiang Yang sudah memberikan luka yang cukup banyak ditubuh Spirit Beast singa itu.
Pertarungan berlangsung selama belasan menit, Xiang Yang akhirnya berhasil membunuhnya.
Kali ini karena berada di dalam hutan, Xiang Yang hanya membiarkan mayat singa itu, karena sudah pasti akan ada hewan buas yang datang nanti untuk memakan mayatnya. Dia juga tidak perlu khawatir jika mayatnya membusuk karena tidak mungkin ada orang biasa yang memasuki Hutan Pohon Darah.
Xiang Yang pun melanjutkan perjalanan, cukup banyak hewan buas yang dia temukan, namun selain itu, dia juga menemukan banyak herbal.
Waktu berlalu, kini hari sudah menjelang malam, karena sudah masuk cukup dalam ke Hutan Pohon Darah, Xiang Yang memutuskan mencari goa untuk beristirahat.
Xiang Yang sudah menangkap dua ayam hutan sebagai santapan malam ini. Xiang Yang cukup ahli dalam membuat makanan, meskipun sekarang dia tidak memiliki peralatan masak, hanya bisa dibakar saja, namun dia yakin meskipun hanya akan makan ayam bakar, Xiang Yang cukup yakin dengan rasanya.
Saat matahari sudah terbenam sepenuhnya, Xiang Yang akhirnya menemukan sebuah goa di balik air terjun yang tidak terlalu deras.
Goa itu memiliki kedalaman 4 meter dengan lebar 3 meter, memang tidak terlalu besar namun cukup untuk dirinya bermalam seorang.
Membuat perapian, Xiang Yang menyiapkan semua bahan makanan. Dia tidak membawa bumbu masakan seperti garam atau semacamnya, namun pemuda itu sudah memetik herbal atau tanaman yang memiliki karakteristik seperti bumbu makanan.
Contohnya seperti rumput asin yang tentu saja memiliki rasa asin seperti garam, bunga cabai, dan lain-lain, bahkan dia juga memiliki satu botol kecil yang berisi madu.
Sambil menunggu ayam bakar matang, Xiang Yang memikirkan ucapan ayahnya saat makan malam sehari sebelum dia pergi.
"*Hm, Yang'er, setidaknya jika kau pergi cukup lama, kau harus membawa seorang menantu untuk ayah nanti!" Xiang Han berkata dengan semangat, matanya berbintang menatap putranya.
"Ayah, kau lihatlah putramu ini yang tidak bisa berkultivasi, apa ayah pikir akan ada gadis cantik yang mau dengan ku?" Xiang Yang mendengus, meskipun dia sebenarnya setuju dengan ucapan ayahnya*.
"Yah...aku juga tidak ingin mati perjaka untuk yang kedua kalinya, tentu saja aku juga menginginkan kelembutan tubuh seorang wanita!" mengucapkan hal ini, Xiang Yang teringat dengan seorang gadis cantik yang memiliki telinga runcing.
Siapa lagi kalau bukan Floryn yang merupakan cinta pertamanya saat di kehidupan pertama.
"Haaah! Meskipun aku berharap bisa bertemu dengannya lagi, tapi tidak mungkin karena sekarang aku berada di dunia yang berbeda!" gumam Xiang Yang dalam hati.
Waktu berlalu, akhirnya dua ayam bakar sudah siap.
Baru saja Xiang Yang berniat memakan satu, tiba-tiba seekor ular merah kecil bergerak pelan mendekati dirinya.