Karna kebucinannya pada Justiv, Rena sampai rela menyerahkan sesatu yang paling berharga dalam dirinya pada sang kekasih.
Kesalahan satu malam yang telah mereka lakukan. Telah menyebabkan munculnya kehidupan baru dalam rahim Rena.
Namun di saat Rena akan memberitahu tentang kehamilannya pada Justiv, pria itu malah ingin mengakhiri hubungannya dengan Rena.
Demi melindungi masa depan dirinya dan sang anak yang tak berdosa, terpaksa Rena harus merelakan sang anak untuk dirawat oleh orang tuanya dan menganggap anak itu sebagai adiknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Sayang, apa yang kalian bicarakan?" tanya Vanesa setelah melihat Rena keluar dari ruangan VVIP tempat Justiv di rawat dengan wajah semrawutnya.
Mereka memang berpapasan saat di koridor tadi, tapi kedua wanita cantik itu kompak untuk tidak saling menyapa. Kecuali tatapan tajam mereka saja yang seperti membicarakan banyak hal.
"Rena meminta agar aku mencabut laporannya. Bahkan Rena sampai memohon dan berkata akan melakukan apa saja asal aku bersedia mencabut laporan tersebut." ucap Justiv yang tak sepenuhnya benar. Karna pada kenyataannya, Rena tidak mau menuruti permintaan Justiv yang ingin menjadikan wanita itu simpanannya, dan lebih memilih di penjara saja.
"Terus kau mau menuruti permintaan wanita itu?" tanya Vanesa penasaran.
"Tentu saja tidak sayang, sampai kapanpun aku tidak akan mencabut laporan terhadap wanita itu." balas Justiv disertai senyum simpulnya.
" Bagus. Kau tidak boleh terperdaya oleh pesona wanita licik itu lagi Justiv. Sepertinya wanita itu masih mencintaimu dan berharapkan kau akan kembali kepadanya." ucap Vanesa dengan wajah gusarnya. Vanesa sangat mencintai Justiv dan sangat takut kehilangan sang kekasih tercinta.
"Itu tidak akan pernah terjadi sayang. Aku tidak akan pernah kembali pada wanita licik itu walau apapun yang dia lakukan untuk menarik perhatianku lagi. Karna di hatiku sekarang hanya ada kamu." ucap Justiv sembari mencubit hidung mancung Vanesa.
"Ah..kau bisa saja sayang." wajah Vanesa merona merah. Ucapan Justiv tadi membuat wajah cemas Vanesa berubah jadi bahagia kembali.
Entah siapa yang memulai, kini kedua bibir sepasang kekasih itu sudah saling bertautan. Tangan Justiv tak tinggal diam, tapi menelusup masuk ke dalam pakaian milik sang kekasih. Kemudian meremas dua gunung kembar yang menjadi favoritnya.
"Milikmu semakin besar saja Rena..." ucap Justiv keceplosan. Walaupun yang dicumbunya adalah Vanesa, tapi dalam bayangannya adalah Rena.
"Apa kau bilang? Rena?" Mata Vanesa membelalak tajam seraya melepas ciuman dari Justiv dengan kasar.
"Tidak sayang, kau salah dengar. Mana mungkin aku menyebut nama wanita licik itu." kilah Justiv.
Cup!
Justiv membungkam bibir Vanesa dengan ciuman yang lebih dalam dan menuntut, sebelum wanita itu semakin curiga terhadapnya.
"Emhhhh..." kini hanya suara lenguhan dan desahan Vanesa saja yang terdengar di ruangan bercat serba putih itu.
***
***
"Bagaimana sayang? Apa kau berhasil membujuk Justiv untuk mencabut laporannya terhadapmu?" tanya papa Nicko setelah Rena kembali masuk ke dalam mobilnya.
Papa Nicko ikut mengantar Rena ke rumah sakit untuk menemui Justiv, tapi pria paruh baya itu memutuskan untuk menunggu di mobil saja. Jika papa Nicko ikut turun, ia khawatir tidak akan bisa mengendalikan emosinya saat melihat wajah menyebalkan Justiv.
"Tidak pah." Rena menggelengkan kepalanya dengan lirih.
Jawaban Rena tidak sepenuhnya benar. Karna Rena tidak menceritakan tentang persyaratan yang Justiv berikan kepadanya agar laporan itu dicabut pada papa Nicko.
"Sudah papa duga! Harusnya tadi papa ikut masuk ke dalam dan memberi pria itu pelajaran agar tidak berani membuat masalah denganmu lagi " geram papa Nicko dengan rahangnya yang mengeras.
"Pah, sepertinya aku tidak bisa ikut merayakan hari ulang tahun Dilon tahun ini. Aku harus segera kembali ke Jakarta untuk meminta bantuan pada dad Albian dan mom Khanza agar masalahku cepat selesai." ucap Rena dengan wajah sendunya. Rencana untuk mengadakan pesta kecil-kecilan untuk merayakan hari ulang tahun Dilon bersama anggota keluarganya di pulau Bali. Terpaksa harus Rena kubur dalam-dalam.
"Iya sayang, kembalilah. Dilon pasti akan mengerti." Papa Nicko menyetujui ucapan Rena.
"Terima kasih pah. Papa memang yang terbaik." ucap Rena. Papa Nicko memang selalu bisa memahami perasaan Rena dan pastinya bisa diandalkan.
***
Tak ingin membuang waktu lebih lama lagi, pagi harinya Rena bergegas pulang ke kota Jakarta dengan menggunakan penerbangan pertama di hari itu. Rena sengaja pergi pagi-pagi sekali sebelum Dilon bangun. karna Rena tidak akan sanggup jika harus melihat wajah sedih Dilon saat melihat dirinya pergi.
Selain itu, Rena juga ingin segera tiba di ibu kota agar bisa meminta bantuan pada Dad Albian dan mom Khanza untuk menangani masalahnya.
Tidak bisa Rena bayangkan kalau dirinya harus mendekam di balik jeruji besi dengan memakai seragam orange. Entah apa yang akan terjadi pada Dilon, papa Nicko dan mama Risa jika hal itu sampai terjadi kepadanya.
Karna sejak Dilon lahir, Rena adalah tulang punggung untuk keluarganya. Sedangkan papa Nicko dan mama Risa, fokus mengurus Dilon saja sembari membuka warung kecil-kecilan di depan rumah mereka yang keuntungannya tidak seberapa.
"Kau." pekik Rena dan Zayn serempak saat mereka sudah berada di dalam pesawat yang sama, bahkan tempat duduk mereka bersebelahan pula.
"Sepertinya kita berjodoh Zayn. Karna akhir-akhir ini kita jadi sering bertemu." ucap Rena dengan wajah sumringahnya.
"Aku rasa tidak. Ini hanya kebetulan." balas Zayn dengan wajah dinginnya. Perjalanan pulang yang tenang dan damai yang Zayn bayangkan selama di pesawat, hancur sudah karna wanita berisik itu kini duduk tepat di sebelahnya.
"Kau mau kemana Zayn? Kenapa tidak mengendarai motormu?" tanya Rena bertubi. Ada saja yang Rena tanyakan.
Rena pikir anggota geng motor seperti Zayn akan selalu mengendarai motor gedenya saat akan pergi kemanapun. Tapi saat ini Zayn malah menggunakan jasa angkutan umum yang biasa digunakan semua orang.
"Motornya sudah aku jual." jawab Zayn jujur. Motor gede kesayangannya memang telah Zayn jual, dan uangnya Zayn gunakan untuk membeli tiket pulang ke ibu kota.
Bersambung.
thank you juga dah semangat up date nya niiii 👍😘🤩😁🤗🤗
Semoga Zayn adalah laki2 yg akan menjadi kebahagiaan Rena di kemudian hari 👍🤗🤗
ntar klo Rena g ada pasti Zayn bkal nyariin.... pasti kangen dgn kbiasaan Rena yg bikin ngeselin...😅😅😅
Zayn apa ada mencurigai sesuatu yaa?!???
semangat nulis dan sehat selalu tor👍 ❤
sabar zayn🤣🤣