Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15.
Ruben menunggu jawaban dari Joseph, dengan memandang putra sahabatnya itu dengan tajam, karena ia tidak senang kalau putrinya di jadikan sebagai pengganti kekasih Joseph.
Joseph menyadari posisinya, ia dengan cepat berdiri dari duduknya, dan dengan berdiri tegak ia tampak menjulang tinggi di depan Ruben.
"Pa.. Paman, aku ingin bicara dengan Celine, ingin mengatakan sesuatu yang sudah lama ingin ku katakan padanya!" Joseph jadi mendadak gugup di tatap Ruben dengan tajam.
"Putriku tidak ada waktu, kau telah memiliki seorang kekasih, tolong jangan mengusik putriku, apa lagi bicara empat mata, aku tidak setuju!" jawab Ruben dengan tegas.
"Aku dan wanita itu tidak memiliki hubungan apapun, Paman!"
"Aku tidak percaya! apa kau tidak lihat, aku seorang pria sama seperti mu!" Ruben menunjuk dirinya, lalu kemudian menunjuk Joseph, "Aku tahu seorang pria bisa menduakan rasa sukanya, pada dua wanita sekaligus!!"
"Paman aku bukan pria yang seperti itu!"
"Kau tidak usah berbohong padaku! aku tahu, kalau seorang pria sanggup berbohong, dengan mengatakan, tidak memiliki hubungan dengan wanita lain, karena dia ingin memiliki ke dua wanita itu!" Ruben tetap bersikukuh dengan pendapatnya, kalau Joseph memiliki hubungan dengan wanita yang ada dalam foto itu.
Joseph mengepalkan tangannya dengan erat, ia lupa akan satu hal itu. Dia harus bicara dengan Alice, walau ia sangat tidak menyukai berbicara dengan Alice.
Kesalahan fatal yang telah ia lakukan, saat pertemuan lima tahun reunian sekolah mereka, membiarkan Alice berjalan bersamanya sewaktu ia memasuki ruang vip itu.
"Atau mungkin kau seorang pria bajingan, yang suka memberi harapan pada seorang wanita, dengan sengaja membiarkan wanita itu menempel padamu, dan kemudian kalau kau tidak suka lagi, kau campak kan begitu saja?" nada suara Ruben terdengar begitu tajam, penuh penekanan menyindir Joseph.
Walau Joseph putra dari sahabatnya, dan dulu mereka sudah saling berjanji bersama saat istrinya masih hidup, ia tidak akan membiarkan putrinya tersakiti.
Wajah Joseph sontak memerah mendengar apa yang dikatakan Ruben, ia seperti kena pukulan yang cukup keras, tepat di dadanya.
'Seorang bajingan'.
Kata-kata Ruben membuat kaki Joseph, seperti tidak menginjak lantai lagi. Karena kata-kata itu sangat tidak cocok untuknya.
Sedari kecil, ia putra Ayah dan Ibunya, yang berprestasi. Seorang siswa yang sangat pintar di sekolah.
Walau ia populer di kalangan wanita, tapi ia tidak pernah menyukai satu pun dari mereka, dengan kata lain, ia tidak merasakan ada perasaan berdebar, saat dekat dengan salah satu dari mereka.
Dan, ia belum pernah memberi harapan pada seorang wanita, dengan cara membiarkan wanita itu dekat dengannya.
Tunggu dulu!
Tiba-tiba Joseph mengerti apa yang di maksudkan Ruben, dengan kata 'bajingan' pada dirinya.
Semenjak ia bertemu kembali dengan Alice, ia sepertinya membiarkan Alice berada di sekitarnya, tanpa mengatakan dengan tegas kepada Alice, agar menjauh dari dirinya.
Sekarang ia paham maksud Ruben. Ia seakan memberi harapan pada Alice, untuk selalu menempel padanya.
Karena itulah, bisa ada foto dirinya dengan Alice yang terlihat begitu mesra, di taruh Alice di media sosial wanita itu.
"Dengar nak! walau aku dengan Papamu pernah saling berjanji, untuk menikahkan mu dengan putriku, tapi aku tidak akan membiarkan, begitu saja menyerahkan putriku padamu, walau kau memiliki seorang kekasih!"
"Paman, sungguh aku tidak memiliki hubungan dengan wanita itu!"
"Nak, jangan paksakan hatimu mengatakan, tidak punya hubungan dengan wanita itu, kau renungkan dulu keputusanmu, jangan karena kalian sudah kami jodohkan, sehingga kau dengan terpaksa menuruti kemauan kami!"
"Paman, a.. aku benar tidak berbohong, sungguh!"
Ruben menggelengkan kepalanya, ia tidak merasakan sesuatu, yang membuat ia percaya pada Joseph.
"Pergilah, nak.. kau harus pikirkan lagi perasaan mu, aku akan bicara lagi dengan Aldrich soal perjodohan ini!"
Ruben berbalik dan meninggalkan Joseph, yang masih berdiri memandang Ruben, dengan mata sendu karena perkataan Ruben, membuat perasaannya tidak nyaman.
Joseph memandang Ruben, yang melangkah kembali masuk ke area dapur restoran.
Dan ia tanpa sengaja memandang Celine, yang tampak sibuk melayani pelanggan, tanpa memperdulikan kehadirannya.
Bersambung.....
cellinenya juga , ya bner sih dia sakit hati .. what aja kalo mati rasa sama Joseph ..