Namaku Melody Bimantara, umurku baru dua puluh dua tahun, tapi sudah menjadi Manager sebuah hotel bintang lima milik keluarga.
Yang membuat aku sedih dan hampa adalah tuntutan orang tua yang memaksa aku mencari lelaki yang bisa dinikahi.
Kemana aku harus mencari laki-laki yang baik, setia dan mencintaiku? sedangkan para lelaki akan mundur jika aku bilang mereka harus "nyentana"..
Tolonglah aku apa yang harus aku perbuat??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERUSIR
Brukk!!
Arghhh...
Badanku jatuh terjengkang ke belakang di dorong oleh Cindy sel*ngkuhan Agung. Aku sekuat tenaga berusaha bangun. TIdak ingin terlihat lemah, walaupun tubuh dan bok0ng terasa sangat sakit.
Uhh...
Mataku membara saat menatap kedua orang yang berdiri angkuh di depanku. Agung Sagara, dia adalah tunanganku dan Cindy sel*ngkuhannya.
"Manusia s*mpah, kau cocoknya kembali ketempat asalmu!" teriak Cindy geram. Dia tidak terima saat aku menegurnya karena berani datang ke tempat ini dan mencuri laki-laki yang ingin aku nikahi.
"Aku tidak butuh dikomentari oleh pelak0r m*rahan seperti kau. N*jisss!. Kau teriak s*mpah kepada ku, sedangkan kau wanita daur ulang yang tak ada harganya." kataku dengan suara bergetar.
Wanita itu tambah marah dia maju dan ingin menj*mbak rambut ku. Tapi duluan Agung bertindak.
Plaak! Plook!
Tiba-tiba tamparan dari Agung melayang ke pipi ku. Laki-laki itu dengan beringas membela selingkuhannya. Sungguh Ironis Hatiku tersayat, sakit. Kemudian Agung memeluk Cindy didepan mataku berusaha membuat mata ku panas.
Aku punya harga diri, tidak mungkin memperlihatkan rasa cemburu dan sakit hati berlebihan.
Dengan sinis aku menatapnya tajam. Rasa perih menjalar ke keseluruh wajah, tapi lebih sakit hatiku.
"Kau menamparku gara-gara wanita ini?" kataku dengan suara bergetar.
"Karena mulut kau lancang. Beraninya kau menuduh calon istriku sehina itu. Asal kau tahu, aku lebih memilih dia daripada kau, dasar b4bu!" bentak Agung seraya memeluk Cindy. Duuhhh....
Cindy tersenyum penuh kemenangan, dia balas memeluk Agung dengan manja. Aku muak melihat pemandangan recehan di depan ku. Agung bergaya mesra sambil mengelus perut Cindy yang sedikit buncit.
"Itu kenyataan! apa sebutannya kalau ada j4l4ng merebut tunangan orang. Pelak0r! dan itu kau. Hanya wanita 4fkir yang tidak laku, yang bertingkah b*nal." telunjuk ku mengarah ke wajah Cindy.
"Aku bukan tunangan kau! Dan aku tidak mencintai kau. Aku lebih baik mati daripada jatuh cinta kepada perempuan seperti kau." bentak Agung marah.
"Dasar s*mpah! Kau pasti ngarep bisa tidur dengan Agung, hahaha....mana mungkin dia mau dengan b*bu. Makanya ngaca!!" ejek Cindy.
"Secuilpun aku tidak pernah berharap, semua ini karena ibumu. Kau pikir aku sudi dengan penc*ndang seperti dia...ciihhh..." aku menyahut lantang.
D4da ku sesak saking marahnya. Aku memang cepat emosi dan berani. Padahal sudah sering belajar Yoga, tapi melihat ketidak adilan, d*rah ku muncrat ke otak. Rasanya ingin makan orang.
"Pertunangan kita batal." teriakku kesal.
"Hahaha...itu sudah ada di agenda kami. Aku akan sangat puas melihat kau berada di jalanan sebagai pengemis. Kau cocok untuk itu, menjadi pemungut rongsokan." ejeknya sambil tertawa.
"Sayank, gimana kalau kita jadiin dia b*bu di rumah? sekarang mencari b*bu yang sedekil dia sangat langka, jadi kita bisa gratis tanpa harus bayar."
"Kau memang genius honey, dia tidak mungkin berani pergi, dia terlalu obsesi terhadapku. Mau makan apa di jalanan, rumah tidak punya, keluarga tidak punya, uang tidak punya...."
"Ciihhh!"
"Jangan terlalu somb0ng, nanti jatuhnya sakit! Aku tidak sudi bersatu dengan pec*ndang seperti kau." ucapku dengan kemarahan yang super.
"Jangan sok jagoan. Kau harus sadar diri. Tanpa aku, kau bisa apa, apakah kau bisa makan? Wajar aku sayang dan mencintai Cindy karena dia sering membantu dan selalu support aku. Sedangkan kau bisa apa?"
"Kerjanya menengadahkan tangan setiap hari lebih rendah dari pengemis dijalanan, hahaha.."
Cindy ikut menimpali, dia terlihat sangat senang dan merasa memenangkan cinta Agung. Aku malah semakin mu4k melihat kedua manusia itu. Mereka sengaja saling b*rpelukan serta b*rciuman di depanku.
Rasanya ingin menjambak rambut j4lang itu. Darahku meluncur naik ke otak. Hati terasa teriris, aku menahan air mata yang sedari tadi mendesak mau jatuh. Begini rasanya bertepuk sebelah tangan. bathin ku.
Akhirnya manik mataku m*nghujam ke satu titik. Aku sudah hilang kendali, tidak bisa menahan diri lagi.Tanpa mereka sadari kaki kiri ku melayang.
BRUGGG!!
Kedua manusia syet4n itu terpental tanpa terkendali saat tendanganku melayang mengenai tubuh mereka. Tidak rugi aku latihan Taekwondo.
"M*mpusss!"
"Aduhhh...."
Mereka berteriak kaget. Agung cepat meloncat bangun dan langsung mem*kul aku dengan membabi buta. Tanganku sibuk menepis pukulan lelaki itu.
"J*lang!! Beraninya kau menendang kami, sampai Cindy keguguran, aku bun*h kau!"
Teriakan Agung mengguntur, matanya merah dan melotot. Aku sedikitpun tidak gentar. Aku biasa berantem dengan pria jahil yang mencoba menggangguku.
"Aku tidak takut dengan ancaman kau, b*ncii!" sahut ku menyambut tangannya yang siap memukulku.
Agung cepat menarik tangannya takut di plintir. Kembali tend*nganku mendarat di pinggangnya. Dia cepat berkelit, tetap saja tubuhnya terhuyung.
"Sayank, perutku sakit...hiks..hiks..." rintih Cindy tiba-tiba penuh drama sambil memegang perutnya.
Agung berhenti memukul ku, dia menoleh ke arah Cindy dan membantu wanita itu berdiri. Agung menatapku sekilas dengan mata merah menahan marah. Dia mungkin sangat g*ram dengan ku.
"Scurity, tangkap perempuan ini, masukin ke gudang bawah tanah!" teriak Agung.
"Siap boss."
Mendengar perintah itu aku cepat berlari seperti kancil. Badanku yang kurus kering melayang ke luar. Semenjak aku berada di rumah Agung tubuhku yang sexy menjadi kurus, saking banyaknya tugas yang di bebankan padaku.
Aku terus berlari ke jalan raya. Agung aku dengar memaki ku sambil marah-marah.
Biasanya security itu hormat dan menurut padaku, karena aku tunangan Agung, tapi kini mereka berlomba mengejarku.
"Nona berhentilah, stop berlari. Jangan sampai kami memakai senjata untuk menangkap."
"Please nona, jangan buat masalah. Kalau nona tidak bisa saya tangkap, Tuan akan marah dan habislah riwayat saya."
Aku tidak peduli dengan teriakan kedua security itu. Tubuhku yang ramping begitu ringan melesat ke jalan raya. Aku bingung mau kemana. Tanpa uang dan hanya ada baju daster yang melekat dibadan.
Satu tanganku menarik naik ujung daster supaya gampang berlari, tidak peduli ada pejalan kaki melihatku. P4ha mulus ku menjadi pusat perhatian mereka.
Aku terus berlari, saat melihat banyak orang berkerumun dipinggir jalan, aku ikut gabung. Rupanya mereka sudah bersiap mau pergi. Mereka naik ke mobil masing-masing sambil menggerutu m4rah-m4rah.
Banyak sump4h serap4h terlontar dari bibir mereka. Sekilas aku mengerti bahwa mempelai wanita lari dengan selingkuhan. Dia kabur saat di jemput oleh mempelai lelaki ke rumahnya.
Aku yakin acara pernikahan batal. Aku mendengar keributan dan kem4rahan mereka. Aku jadi aman, tidak ada yang peduli dengan keberadaan ku.
Saat aku menoleh kebelakang. Security yang mengejarku sudah semakin dekat. Aku bingung, akhirnya menerobos masuk ke salah satu mobil yang pintunya masih terbuka. Aku melempar tub*hku ke jok mobil dan membungkuk supaya tidak dilihat oleh security.
"Tuan, tolong, aku mau ditangkap oleh dua orang j4hat." ucapku memohon.
Tanpa berpikir panjang kepalaku masuk menelusup ke jas laki-laki itu. Bau tubuh yang bercampur dengan wangi parfum membuat tubuhku merinding.
"Lancang kau, keluar!!"
Tiba-tiba terdengar suara bentakan dari luar, ada tangan menarik kaki ku dengan kasar.
Tanganku reflex m*meluk pinggang lelaki ini dengan kencang. Untungnya orang ini tidak bergeming, membiarkan tingkah ku yang pasti sangat meny*balkan.
"Tuan, tolong, aku mau dib*nuh!" ucapku lirih sambil menangis. Walau tidak tau siapa pria ini, aku tetap memaksa supaya dia mau menolong ku. Aku sedikit egois dan sangat takut.
"Turun-turun dasar gemb*l." kembali orang yang menarik kaki ku berteriak.
******
Apakah laki-laki itu akan menyelamatkan Melody atau melepaskannya di jalan? Ikuti terus kisahnya.
sukses selalu ceritamu
tunggu karma mu kalian berdua !!😤