Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.
Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Serikat Petualang Part 2
Elise terdiam sejenak. Menatap pria yang dipanggilnya kakek terlihat tertawa. Wajahnya dan umurnya sudah cocok untuk dipanggil dengan sebutan kakek tapi kenapa pria tua itu malah tertawa. Tawanya saja sudah membuat Elise bergidik ngeri seolah-olah pria tua itu telah dihina oleh Elise yang tidak ada apa-apanya. Elise menenangkan diri dan mencoba kembali dengan sisa peruntungan yang ada.
"Eh tidak boleh panggil kakek? Tapi jika memanggil nama langsung rasanya tidak sopan." tanya Elise dibuat-buat dengan tingkah menggemaskan. Fedric menghentikan tawanya sejenak memperhatikan tingkah menggemaskan anak perempuan didepannya dan menatap Elise dengan tatapan lembutnya.
"Ya tidak masalah. Panggil saja aku Kakek. Toh aku memang sudah kakek kakek." tawanya senang.
"Baiklah. Karena Elise ku yang manis ini menganggap ku seperti kakeknya dan juga sudah ku anggap seperti cucuku." Elise sedikit gugup dengan kesalahpahaman yang diterima kakek tua itu.
"Aku akan mengijinkan mereka memeliharanya. Tapi dengan syarat kedua anak ini harus sering-sering kesini. Mereka sangat menggemaskan." Kakek Fedric mencubit pipi chubby Elise pelan. Demi mendengar kalimat itu Elise tidak perduli dengan seluruh kesalahpahaman dan juga dengan pipinya yang dicubit gemas oleh kakek Fedric.
"Oh ya dan tentu saja mereka berempat harus didaftarkan ke dalam serikat Petualang. Elise dan Rein sebagai petualang dan yang lain sebagai peliharaannya." jelas Kakek Fedric membuat Elise lega.
"Terima kasih kakek." Elise tersenyum senang masih dengan tingkahnya yang dibuat-buat. membuat Rein sedikit geli melihatnya.
"Berikan aku pelukan sebagai hadiahnya." minta Kakek Fedric. Elise segera memeluk kakek Fedric tanpa perlu diminta dua kali.
"Apakah Rein tidak akan memberikan hadiah?" tanya Kakek Fedric dengan tatapan sedih. Elise menatap Rein untuk menuruti perintah kakek Fedric sehingga urusan segera selesai. Dengan malas Rein berjalan dan memeluk Kakek Fedric membuat kakek Fedric tertawa senang.
Mereka kembali berbincang santai. Selama beberapa menit. Elise menyantap cookies coklat dan susu yang disuguhkan. Rein hanya meminum susu dan menolak cookies. Tidak terlalu suka makanan yang terlalu manis. Kakek Fedric mulai Bertanya tanya mengenai Erie dan kesehariannya.
Rein aktif menjelaskan dan menggaris bawahi jika Erie tidak berbahaya. Elise juga menjelaskan mengenai Tama. Beberapa kali Tama seperti memperlihatkan betapa lucu dirinya berbeda dengan Erie yang terlihat cuek dan tidak perduli dengan pandangan kakek Fedric terhadapnya. Carla juga mendengarkan penjelasan dari Kakek Fedric mengenai Erie dan Tama dengan seksama mengenai spesies langka mereka. Hal yang perlu dilakukan dan dilarang begitu juga dengan Elise dan Rein.
"Baiklah. Karena aku harus pergi pertemuan. Untuk pendaftaran akan dibantu oleh Marie." Kakek Fedric mempersilahkan Marie untuk melakukan prosedur pendaftaran..
"Sebenarnya aku tidak ingin berpisah dengan kalian." gerutunya.
"Pertemuan ini kan wajib untuk ketua." cibir Marie.
"Baiklah. Aku pergi dulu sebelum benar-benar malas. Selamat tinggal anak-anak. Jangan lupa mampir lagi jika kesini. Wajib ya!!" ucap kakek Fedric kemudian menghilang dari balik pintu meninggalkan mereka sendirian.
"Baiklah. Ayo kita mulai prosedurnya. Kalian hanya perlu mencantumkan nama dan setetes darah di kertas. Begitupun dengan hewan peliharaan." jelas Marie singkat.
"Tapi Marie, slime kan tidak ada darah." tanya Elise kebingungan.
"Tapi slime punya Cairan dalam tubuhnya. Itu juga bisa digunakan. Mari kita mulai dari Elise dulu." Marie mengeluarkan kertas yang berisikan formulir. Elise menulis namanya dan Tama diarea yang ditunjuk oleh Marie. Kemudian Marie menindik telunjuk Elise sehingga mengeluarkan setetes darah yang dijatuhkan di kertas. Begitupun dengan Tama yang mengeluarkan cairan biru dari tangan mungilnya. Tidak lama kertas itu berubah seperti cahaya keemasan dan berubah menjadi seperti totem hologram.
"Selamat!! Elise dan Tama sudah terdaftar diserikat Petualang. Ini adalah Totem sebagai tanda pengenal kalian. Didalamnya terdapat Nama dan jenis peliharaan." jelas Marie.
"Jika aku ingin menambah peliharaan apakah bisa?" tanya Elise.
"Tentu bisa. Kamu hanya perlu memberikan darah peliharaan diatas Totem untuk mendaftar dan automatis peliharaan akan terdaftar tapi tentu saja harus dilakukan di Serikat petualang." Elise mengangguk. Kini giliran Rein dan Erie yang melakukannya.
...****...
Matahari bersinar terik siang ini. Elise menghela nafas lelah. Tidak menyangka jika pergi ke Serikat petualang melelahkan sekali. Mereka jadi memiliki jadwal rutin lainnya selain pergi ke toko Paman Josh. Mereka harus melapor dan bertemu dengan kakek Fedric. Tapi Elise juga tidak terlalu membebaninya karena dirinya puas dengan suguhan kakek Fedric dan Marie menyuruhnya untuk membawa sisa cookies yang ada. Marie tahu jika mereka anak-anak panti Sunshine yang diasuh oleh Bu Violet.
"Ternyata Bu Violet terkenal sekali ya." kata Elise tanpa sadar membicarakan isi fikirannya.
"Tentu saja. Asal kalian tahu Bu Violet adalah mantan bangsawan." jelas Carla. Gerobak Sedikit berguncang ketika melewati jalan yang tidak rata. Mereka sedang menuju toko Paman Josh untuk mengantarkan barang.
"Pantas saja. Jadi area disekitar panti milik Bu Violet semua?" tanya Rein ikut berbicara.
"Iya. Bu Violet itu—" kereta terhenti ketika Carla hendak menjelaskan.
"Kita sudah sampai?" tanyanya bingung.
"Iya. Carla. Jadi bagaimana kelanjutannya?" tanya Rein.
"Baiklah kita lanjutkan lain kali. Saatnya kita kembali bekerja." Carla menuruni gerobak dengan perlahan dan membantu Elise turun juga meninggalkan Rein yang menggerutu penasaran dengan akhir cerita. Sebenarnya Elise juga penasaran tapi mereka sudah telat mengantarkan pesanan paman Josh. Jadi Elise mencoba bersabar dan fokus pada pekerjaan.
"Astaga kalian terlambat sekali!!" gerutu paman Josh menyambut mereka didepan toko.
"Ehhhh apa ini!!" tanya paman Josh terkejut dengan sosok Erie yang terlihat menakutkan didepannya. Erie menggeram pelan.
"Tenang paman. Dia jinak dan sudah ada izin dari serikat Petualang." jawab Elise menunjukan bukti berupa tanda pengenalnya. Sebelum pergi Marie memberikan sebuah ikat leher untuk digunakan oleh Erie dan Tama yang merupakan indentitas sebagai peliharaan. Didalamnya juga terdapat bukti bahwa mereka sudah terdaftar diserikat Petualang secara resmi. Khusus untuk Erie talinya bisa mengikuti ukuran tubuhnya sehingga tidak akan kekecilan ataupun kebesaran.
"Aku tahu jika kalian akan tiba dengan gerobak karena Carla sudah memberitahuku kemarin. tapi aku tidak tahu kalian akan membawanya dengan seekor Fenrir. Bagaimana bisa?" tanyanya penasaran.
"Panjang ceritanya paman. Bagaimana jika kita mengangkut sayur kedalam terlebih dahulu?" Jawab Rein mulai menurunkan keranjang sayur.
"Baiklah. Ayo masuk kita bicarakan didalam. Dia tidak masalahkan menunggu diluar? Tidak akan ada pembunuhan atau keributan apapun?" tanya paman Josh sedikit khawatir.
"Tenang saja paman. Dia tidak akan membuat masalah. Aku jamin." jawab Rein. Mereka pun masuk dan membicarakan tentang Erie dan juga hasil panen kali ini. Begitu juga alasan mereka terlambat dan semua kejadian yang mereka alami hari ini. Melupakan kisah tentang Bu Violet yang akan diceritakan sesuai yang dijanjikan Carla.