AKU BUKAN SIMPANAN

Arsen masih saja terus menatap jendela yang menampakkan suasana di halaman rumah besarnya. Pikirannya melayang memikirkan apa yang dikatakan Tomi tadi.

Beberapa waktu yang lalu.

" Lalu? apa tujuannya menerima pernikahan ini?" Ini adalah informasi paling penting yang ingin Arsen ketahui.

" Pelayan rumah Nona Naina mengatakan, jika Nona tidak tahu menahu tentang pernikahan ini. Nona dipaksa dengan berbagai rayuan dan ancaman.

Arsen mengerutkan dahinya. Ancaman? dia pasti sudah melihat photo dirinya kan? apa sama sekali tidak tertarik padanya? apa dia kurang tampan? apa dia kurang kaya? batin Arsen bertanya-tanya dalam bibirnya yang tertutup rapat.

" Dan, apa hubungan dia dengan laki-laki itu?

" Maksud anda Tuan Raka?

" Kau pikir siapa lagi? dia selalu menempel dengan wanita itu. " Ini untuk pertama kalinya Arsen yang dulu begitu acuh terhadap wanita, kini terlihat perduli.

Heh.......?! Tuan bisa tidak jangan marah-marah terus? " Tuan Raka menyukai Nona Naina sejak beberapa tahun hingga sekarang.

" Lalu? " Sudah seperti ingin menelan orang rasanya. Menyukai? sudah beberapa tahun berjalan? membayangkannya saja, Arsen sudah sangat kesal.

" Lalu? maksud anda tanggapan Nona?

Arsen memutar pandangan dan menatap tajam Tomi yang begitu lama memberikan jawaban. Tomi yang sadar akan tatapan dari Tuannya yang seolah berkata, Jangan membuang waktu!

" Itu, Nona belum membalas perasaan Tuan Raka. Tapi, menurut beberapa sahabatnya, Nona sebenarnya juga mengagumi Tuan Raka.

Mengagumi? mengagumi? kata mengagumi kini memenuhi isi kepala Arsen. Cih! dia kan istriku. Aku berhak kan mengaturnya?

Pagi harinya. Naina berjalan bersama Oky menuju tempat mereka bekerja. Mereka berjalan bergandengan tangan sembari terus tertawa riang hingga sampai di halte Bus yang tak jauh dari sana.

" Apa mereka penyuka sesama jenis? " Arsen yang entah kerasukan apa, pagi-pagi buta sudah menghubungi Tomi dan mengajaknya menunggu Naina muncul.

Di pagi hari setelah Arsen menghubungi Tomi.

" Apa yang dia inginkan di pagi buta begini? " Tanya Lusi. Istri Tomi dan juga sahabat Arsen. Lusi bangkit dari posisinya dengan ekspresi kesalnya.

Tomi menggaruk tengkuknya yang tak gatal. " Dia memintaku untuk datang segera. " Tomi sudah berwajah ngeri saat mengatakan itu. Dia bisa memprediksikan kekesalan yang akan ditunjukkan oleh Istrinya itu.

" Apa?! dasar bedebah gila! brengsek! kalau begini terus, kapan kita akan punya bayi.

Tomi tersenyum getir menanggapi ocehan Istrinya. Ini adalah hal yang biasa terjadi. Setiap hari selalu memaki Arsen.

" Sayang, bisakah jangan membahasnya lagi? " Mencoba menenangkan adalah rutinitas Tomi. Setiap hari dia habiskan waktunya untuk menenangkan Tuan dan Istrinya.

" Sial! kenapa kau terus membelanya?! " Lusi melempar bantal ke wajah Tomi. Kesal sekali rasanya, dia memang Bos nya tapi kenapa menguasai seluruh waktu suaminya. Batinnya.

Ya tuhan, masalah rumah tanggaku hanyalah tentang Tuan Arsen. Tuan, tidak bisakah jangan mengganggu waktuku bersama istriku? tidak bisakah jangan menjadi masalah diantara kami?

" Apa kau tuli?! " Nada bicara Arsen sudah mulai menunjukkan rasa kesal. Tomi yang sedang mengingat kejadian tadi pagi tersentak mendengar pertanyaan yang bernada ancaman.

" Mana mungkin Tuan, Nona Oky memiliki kekasih. " Tomi hanya bisa menangis didalam hati. Jadi hanya ini yang ingin anda lakukan? menunggu selama ini hanya untuk menunggu Nona Naina? tahukah anda Tuan? aku harus mempertaruhkan nyawa untuk membelamu.

" Ayo pergi. Jangan membuang waktuku.

Ya ampun! aku ingin sekali mengatakan padamu. Tuan, anda sangat aneh! kan anda yang membuang waktuku dan istri tercintaku.

" Naina kau sudah tahu belum? " Tanya Oky sembari mengambil posisi duduk setelah memasuki Bus.

Naina mengikuti Oky dan duduk disebelahnya.

" Apa?

" Kau sungguh tidak tahu?

" Apa?

Oky mendesah sebal. " Raka dirawat dirumah sakit. Aku dengar, dia demam tinggi dari dua hari yang lalu.

" Benarkah? " Naina menatap Oky seolah membutuhkan kepastian.

" Iya. Maka dari itu, setelah jam kerja kita selesai, aku ingin mengajakmu menemui dia. Bagaimana?

" Iya aku mau. Tentu saja aku mau. " Spontan Naina begitu semangat untuk menjenguk Raka. Bukan hanya itu, ada kekhawatiran juga di mata Naina.

" Pft....! Kau pasti sangat khawatir ya? " Oky meledek Naina. Baru kali ini Oky melihat Naina yang benar-benar mengkhawatirkan Raka.

***

" Tuan, Nona Rishi ingin bertemu. " Tomi menyampaikannya dengan wajah yang terlihat keberatan. Rishi adalah kekasih Arsen yang meminta pisah tanpa alasan yang jelas.

Arsen menghentikan kegiatannya dan terdiam sesaat. " Suruh dia masuk.

Tomi mengerutkan dahinya. Masuk? setelah apa yang di lakukan? Tomi mengiyakan dengan helaan nafas yang dalam. Berapa banyak lagi masalah yang akan ditimbulkan oleh Rishi nanti? belum lagi Riana kakak dari Naina yang sempat dijodohkan dengan Tuannya itu.

" Ar? " Sapa Rishi setelah Tomi membawanya masuk.

Arsen menatap Rishi dengan tatapan yang sulit untuk Tomi artikan. Ini? sejak kapan dia tidak bisa membaca maksud dai tatapan Tuannya ini? Tomi hanya bisa diam dalam kebingungan. Keluar dan membiarkan mereka bicara adalah pilihan terbaik batin Tomi.

" Ar, maafkan aku karena tidak bisa menahan diri terlalu lama lagi. " Rishi memeluk erat tubuh Arsen.

" Apa maksud dari kedatangan mu ini? " Arsen tak melakukan pergerakan apapun apalagi membalas pelukan Rishi.

Rishi melepaskan pelukannya setelah menyadari jika, Arsen tak berniat membalas pelukannya. " Aku merindukan mu. Sangat rindu. Aku sudah menahannya selama ini. Aku tidak bisa lagi.

" Benarkah? " Wajah dingin yang biasa Rishi hadapi selama tiga tahun bersama Arsen, adalah hal yang paling biasa baginya. Arsen yang berwajah dingin ini, dulu sangat penyayang dan perhatian.

Rishi menatap Arsen dan mencoba membenamkan bibirnya.

" Kau paling tahu aku. " Rishi menghentikan niatnya.

" Kau masih sama? kau sama sekali tidak pernah mengizinkan ku mencium bibirmu? " Arsen terdiam dengan tatapan dingin penuh arti. Meskipun sudah tiga tahun menjalin hubungan dengan Rishi, Arsen tidak pernah mengizinkannya menyentuh bibir. Entah apa alasannya. " Kau bahkan juga tidak mengizinkannya setelah enam bulan kita tidak bertemu? apa kau berciuman dengan kekasih baru mu itu? ( yang dimaksud adalah Riana ).

Arsen tersenyum sinis menatap Rishi. " Tidak. Tidak kau tidak juga mereka.

" Mengapa? aku benar-benar sangat merindukanmu. Izin kan aku melakukanya. " Rishi kembali memeluk Arsen yang sedari tadi tak mengubah posisi tubuhnya. Tetap duduk diam tak melakukan pergerakkan apapun.

" Heh! ku beri satu kesempatan. Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Kecuali, mencium bibirku. " Rishi tersenyum. Perlahan dia mulai mendekatkan wajahnya. Mencium tengkuk Arsen dan menjalarkannya ke beberapa bagian lain. Dan akhirnya, mereka melakukan hubungan intim disana.

Setelah beberapa saat.

Arsen membenahi pakaian dan penampilannya. " Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan? sekarang pergilah.

" Apa?! " Rishi tercengang mendengar ucapan Arsen. Air mata juga jatuh menghiasi pipinya.

" Kenapa? kau begitu membenciku? aku selalu memaafkanmu saat aku memergoki mu menjalin hubungan dengan beberapa wanita. Aku mencintaimu lebih dari yang kau pikirkan.

" Karena kau, bukanlah dia. Kau tidak bisa menjadi dirinya.

...............................