Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keslaahan Semalam Bab 30
Di dalam kereta, Ello sengaja duduk di bangku sebelah Meisya. Padahal masih banyak bangku kosong yang bisa dia pakai untuk duduk. Sementara Meisya yang merasa terganggu, hendak bangkit untuk berpindah tempat duduk, tapi Ello menahan tangannya. Tenaganya yang tidak sebanding pun membuat Meisya dongkol dan terpaksa tetap duduk di kursinya.
“Aku tahu kamu sangat benci sama aku sekarang ini, tapi Sya, bukankah masalah nggak akan pernah selesai kalau kamu terus-terusan lari dari aku!” kata Ello saat Meisya berusaha menarik tangannya kembali dengan kasar.
Meisya menyunggingkan senyum sinis. “Aku nggak ada masalah apa pun sama kamu. Kenapa kamu ikuti aku terus? Apa yang mau kamu curi dari aku?” tanya Meisya dengan kesal.
Di gerbong itu hanya ada mereka berdua dan dua orang wanita paruh baya yang duduk agak jauh di belakang. Memang kereta bawah tanah di negara itu cukup sepi di luar jam kerja seperti ini. Bukan karena peminatnya yang tidak ada, tapi memang karena kereta bawah tanah itu selalu ada hampir setiap lima menit sekali, bahkan dua sampai tiga menit sekali saat jam kerja, sehingga orang-orang tidak akan khawatir karena ketinggalan kereta.
Suasana gerbong yang sepi, membuat obrolan Meisya dan Ello bisa didengar penumpang lainnya. Akan tetapi, karena mereka bicara dalam Bahasa Indonesia, penumpang di belakang mereka tidak akan mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.
“Karena aku mau dengar semuanya dari kamu. Yang pertama, kenapa kamu menghilang, Sya? Selama ini aku cari kamu ke mana-mana. Aku beneran nggak mau kehilangan kamu, Sya,” kata Ello bersungguh-sungguh. “Oke, dulu aku memang sangat bodoh karena nggak percaya sama omongan kamu, tapi aku nggak ada niatan buat benar-benar putus, Sya. Aku pikir kamu cuma berusaha nahan aku biar nggak pergi, tapi justru itu kesalahan terbodoh yang pernah aku lakukan, Sya! Aku benar-benar sayang sama kamu, aku sedang berusaha buat penuhi janji aku. Dan sekarang, aku nyesel banget kalau kamu beneran melahirkan anakku sendirian!”
Pengakuan Ello yang panjang itu membuat Meisya semakin enggan mengungkapkan kebenarannya. “Kamu nggak perlu nyesel, karena kamu nggak punya anak dari aku. Aku nggak bisa menjalani hubungan tanpa rasa saling percaya. Jadi, semenjak kamu nggak percaya sama aku, aku juga nggak bisa lanjutin hubungan kita,” ungkap Meisya dengan tegas.
Ello menoleh ke arah wanita di sampingnya itu. Lebih dari empat tahun yang lalu, wanita itu masih menatapnya dengan senyum malu-malu. Saat itu, Ello adalah laki-laki yang paling bahagia karena berhasil mendapatkan hati sang gadis pujaan.
Namun, kali ini semua berbeda. Tidak ada senyum atau tatapan lembut yang Ello terima. Meisya benar-benar seperti orang asing sekarang. Pandangannya penuh kebencian dan cara bicaranya sangat ketus, beda dengan Meisya yang dulu.
“Kamu sengaja menggugurkannya, atau kamu keguguran?” tanya Ello tak bisa percaya dengan ucapan mantannya itu. “Aku masih yakin kalau Lavender itu anakku, Sya!”
“Lavender itu anak Kak Mirna. Lagi pula selama ini juga kamu anggapnya nggak ada anak di antara kita, kenapa sekarang kamu jadi mendrama dan seolah-olah aku memang punya anak dari kamu? Apa hanya karena wajah anak kecil yang mirip sama aku, terus kamu bisa seenaknya anggap dia anak kamu? Bukannya kamu sangat yakin kalau malam itu nggak ada benih kamu yang tersisa. Jadi, lupakan aja semuanya!” bentak Meisya yang makin dibuat kesal.
Dia sangat sadar jika suatu saat nanti akan mengakui semuanya, tapi tidak untuk sekarang. Ello terlalu cepat untuk mencari tahu, lagi pula rasa sakit hati Meisya pada orang tua Ello masih belum sembuh. Dia ingin sukses sebelum bertemu kembali dengan orang tua Ello yang pernah menghinanya.
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.