PERJALANAN HIDUP JIA LI

Aku tidak mengikat nya dengan token itu, aku hanya memberi dia kebebasan untuk bertemu dengan ku dan juga permaisuri, aku sangat mengagumi Jia" ucap Kaisar.

Mendengar itu jendral Hui pun menjadi tenang,

"Baik yang mulia akan hamba sampaikan pada putri hamba, dan hamba mohon maaf jika putri saya sudah lancang memasuki istana tanpa izin" ucap jendral Hui

"Tidak apa aku justru senang bertemu dengan nya, kau sangat beruntung memiliki putri yang sangat hebat itu, ah iya aku juga membebaskannya untuk masuk ke perguruan yang ada di istana ini" Ucap kaisar.

"Terima kasih kaisar, tapi guru besar sudah meminta Jia untuk menjadi murid nya mulai besok" ucap jendral Hui dan itu membuat. Kaisar sangat shock.

"Itu sangat bagus, tidak semua orang bisa menjadi murid guru agung, aku mendukungnya, aku yakin di masa depan Jia akan menjadi wanita yang terhebat" ucap kaisar bangga dan sangat senang.

"Terima kasih yang mulia, sekali lagi maafkan putriku yang jika bicara apa adanya, jika begitu hamba mohon undur diri" ucap Jendral Hui

"Hahaha.... Ya kau benar dia bicara apa adanya dan kau tau dia bilang dia tidak mau menikah dengan seorang kaisar karena banyak istrinya dia ingin seperti dirimu dan istrimu yang hidup rukun tidak perlu memikirkan hal lain, aku suka pendapat nya dan apa yang di katakan dia benar seharusnya aku lebih kuat tanpa harus mengambil selir dan dukungan mentri penjilat itu, pasti anak anakku hidup damai" ucap kaisar

"Baiklah anda boleh pergi jenderal sampaikan salam ku pada Jia dan rasa terima kasih ku untuknya" ucap Kaisar.

"Baik yang mulia, hamba mohon pamit" ucap jendral Hui pergi dari sana

"Kaisar apa anda tidak apa apa?" Tanya Kasim kui

"Tidak apa apa, sepertinya jalan yang ku ambil selama ini salah dan aku baru tercerahkan oleh perkataan gadis kecil yang sangat cantik dan begitu berani. Tapi aku sangat menyukainya, kenapa putriku tidak ada yang seperti nya, semua taunya hanya mengadu saat ada masalah, sepertinya memang aku sudah salah dari awal bagaimana cara ku untuk melepas semua selir" ucap Kaisar.

"Pulang kan mereka, dan cari tau kebusukan mereka makan anda punya alasan untuk mengusir mereka" ucap Seseorang.

Dan itu membuat kaisar kaget.

"Kasim apa kau mendengar seseorang berbicara barusan?" Tanya kaisar.

" Ampun yang mulia hamba tidak mendengar apa pun" jawab Kasim bingung.

"Hanya kita yang mulia, apa anda perlu bantuan ku, tapi apa yang aku dapatkan dari membantu anda, semua tidak ada yang gratis" ucap suara itu lagi.

"Kasim kau boleh pergi tinggalkan aku sendiri aku ingin sendirian disini" ucap kaisar.

"Baik yang mulia" jawab Kasim lalu keluar menjauh dari tempat kaisar.

" Kaisar... Jawab pertanyaan ku apa yang ku dapatkan dari membantu anda, jangan tawari aku kekuasaan, karena aku tidak butuh itu aku pun punya kekuasaan nantinya" ucap suara itu.

"Dasar gadis nakal, kau masih kecil tapi sudah tau untung rugi, baiklah apa yang kau inginkan?" Tanya Kaisar yang seperti orang gila berbicara sendiri.

"Ah ternyata kaisar tampan sangat pintar, aku minta jangan ada dekrit pernikahan apapun untuk ku nanti saat aku dewasa, karena aku ingin memilih jodohku sendiri, yang kedua beri aku satu ke bebasan untuk menghukum seseorang yang memang pantas di hukum, jangan ikut campur masalahku jika anda ingin penjelasan anda bisa memanggil ku tenang saja aku tidak akan melakukan sesuatu di luar batas. Dan satu lagi jangan buat ayahku ke perbatasan lagi, dia sudah tua" ucap Jia

"Banyak sekali pintamu, tapi baik aku akan mengabulkan semuanya" jawab kaisar.

"Tunggu... Tolong beri stempel resmi perjanjian ini, jika anda ingkar janji akan ku ratakan Kekaisaran kecil ini" ucap Jia dengan tegas.

"Kau ternyata sangat pandai, dan sudah menyiapkan semuanya" ucap kaisar sembari mengambil stempel resmi milik nya.

"Tentu saja, bukanya ini sepadan, baiklah ayahku sudah hampir sampai, ini untuk anda, gunakan dengan baik semua bukti ada di sana, jangan terlalu percaya pada orang di sekitar anda semua memiki niat tersendiri" ucap Jia kecil.

"Baiklah gadis kecil terima kasih" ucap kaisar lalu membuka semua gulungan yang di berikan oleh Jia.

"Ini sangat bagus... Kalian sudah saatnya aku lengserkan" ucap Kaisar sangat bahagia.

sedangkan Jia sedang menyimpan surat perjanjian itu,

"Bagus dengan begini saat aku besar tidak di kejar pernikahan bodoh bersama orang orang penjilat itu" ucap Jia tidak lama terdengar suara jendral Hui yang memanggil ya.

"Putriku... kau diamana" tanya kaisar sembari memanggil manggil Jia.

"Jia disini ayah, ada apa?, apa ayah merindukan putri cantik ayah?" Tanya Jia dengan senyum manisnya.

"Kau ini dasar gadis nakal, bagaimana bisa kau pergi sendirian semalam, bagaimana jika kau terluka" ucap jendral Hui kesal. Karena khawatir

"Aku tidak pergi sendirian, Jia pergi bersama Gege Suan dan kami tidak ketahuan jadi ayah tenang saja" jawab Jia santai

"Ada apa ini suamiku, kenapa kau memarahi putriku" ucap nyonya Han

Mendengar itu, jendral Hui pun menceritakan semua yang ia tau pada sang istri dan membuat nyonya Han sangat shock.

"Nak ibu mohon jangan ulangi ini lagi, ibu mohon ibu takut kehilanganmu mu" ucap nyonya Han dengan memeluk Jia erat.

"Baiklah ibu, maafkan Jia yang sudah membuat ibu sedih" ucap Jia

"Baiklah putriku ini dari kaisar, yang mulia juga menitip salam padamu" ucap jendral Hui

" Wah sangat cantik" ucap Jia melihat token itu.

"Dengan ini Jia bisa masuk istana sesuka Jia, apa lagi saat Jia mau menghukum orang orang jahat itu" ucap Jia

"Jia'er kau baru saja berjanji pada ibu untuk tidak pergi mencari bahaya kenapa sekarang justru bicara begitu " ucap sang ibu

"Hehehe... ibunda tersayang jangan khawatir semua akan baik-baik saja putri ibu ini tidak akan terluka, bukanya Jia punya ayah dan paman yang hebat yang akan selalu melindungi Jia" ucap Jia sembari memeluk ibunya

"Kau ini selalu saja bisa memberi alasan, baik tapi berhati hatilah dalam bertindak jika bisa kau nikmatilah masa kanak kanak mu jangan terlalu banyak berpikir" ucap ibu dan ayahnya

"Baik ibu, jika begitu Jia mau pergi mau bermain ke rumah kak Suma" ucap Jia

"Baik pergilah jangan jauh jauh ya" ucap ayah

"Terima kasih ayah, dada ibu cantik" ucap Jia lalu keluar

Saat keluar rumah melewati pintu belakang jia melihat para prajurit yang sedang berlatih bersama sang paman.

Jia melihat itu lalu menggeleng kan kepalanya tanda tidak setuju dengan cara latihan mereka.

Bersambung