Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di ajak kencan
Sebulan berlalu begitu cepat, kini hubungan Naira dan Sehun terlihat jauh lebih dekat, Naira yang biasanya cuek terhadap Suaminya kini jauh lebih perhatian, sedangkan Sehun sendiri tidak usah di tanyakan lagi, iya memang sudah sangat menyukai sosok Naira.
"Nai, nanti malam aku ingin ajak kamu ke suatu tempat, dan aku harap kamu mau ikut denganku!" ajak Sehun dengan kedua bola matanya yang sudah berbinar.
"Naira yang terlihat malu-malu meong pun akhirnya mengangguk, entah kenapa setiap berada di dekat Suaminya, jantungnya selalu berdebar seolah seperti genderang yang berirama.
"Baiklah Nai, hari ini aku pulang jam empat sore, nanti setelah magrib kita siap-siap ya." ucap Sehun yang kemudian berpamitan kepada isterinya.
Hari ini Nai memutuskan untuk tidak berjualan dulu, mengingat sudah tiga hari ini kondisi Ayahnya yang kurang sehat. Nai seorang diri lah yang mengurusi Ayahnya,sedangkan ibu dan kakak tirinya malah terlihat tidak peduli, sebenarnya Naira sudah sangat geram, kenapa ayah nya masih saja mempertahankan pernikahannya, seolah Naira berfikir jika Ayahnya telah menyembunyikan sesuatu darinya, ia pun beranggapan jika Ayahnya begitu takut dengan istrinya. Sampai saat ini juga Naira masih belum mendapatkan jawabannya.
......................
Kali ini Tony pergi menemui seseorang, ia adalah Detektif Jonathan, seorang Detektif Swasta yang sudah kawakan di bidangnya.
"Bagaimana perkembangan mengenai pencarian Tuan Muda Nathan Pak Detektif?" tanya Tony sembari menyeruput kopi pahitnya.
"Sejauh ini Saya sudah mendapatkan beberapa petunjuk Ton, kau tahu jika Tuan Nathan telah mengalami kecelakaan tunggal!" tegas Detektif Jo.
Mendengar hal itu, Tony kaget tidak percaya, sampai-sampai ia menyemburkan kopi miliknya, beruntungnya tidak mengenai wajah Detektif Jo.
"Maaf Detektif Jo, saya tidak sengaja karena saya sangat terkejut atas penjelasan dari anda!" ucap Tony merasa sangat malu, ia pun membersihkan sisa kopi di mulutnya dengan tisu.
"Lantas bagaimana dengan kondisi Tuan Nathan? Apakah dia baik-baik saja atau..akh! Aku tidak bisa melanjutkan perkataanku, ini semua terlalu menyakitkan!" sambung kembali Tony.
Detektif Jo malah tersenyum saat Tony berkata seperti itu.
"Menurut hasil pengamatan ku, jika Tuan Muda Nathan masih hidup, dan saya masih gencar mencari jejaknya, dan saya baru mendapatkan kabar jika Tuan Nathan berada di salah satu perkampungan. Tempatnya tidak terlalu jauh dari sekitar tempat dirinya mengalami kecelakaan. Sedangkan di sekitar area itu terdapat lima perkampungan, dan baru dua perkampungan yang baru saya selidiki, masih ada tiga lagi yang belum!"jawab Detektif Jo yang ikutan menyeruput kopi miliknya.
Lalu Tony menggenggam kuat tangan Detektif Jo."Saya percayakan semua ini kepada anda Pak Detektif, secepatnya Tuan Muda Nathan harus segera di temukan paling lambat bulan depan, mengingat kondisi Tuan Besar Rahadian sudah semakin parah, dan saya tidak ingin hak waris dan kekuasaan perusahaanya jatuh kepada anak angkatnya, yakni Tuan Marcelino!" tegas Tony dengan wajah seriusnya.
"Tenang saja Ton, secepatnya saya akan mencari Tuan Muda Nathan, dan kau harus berhati-hati dengan pria itu, aku sangat yakin jika Tuan Marcel ada di balik ini semua!" balas Detektif Jo.
......................
Merasa kondisi Ayahnya sudah mendingan, akhirnya Naira dan Sehun pergi ke suatu tempat, Naira sendiri sangat penasaran, akan di bawa kemana dirinya saat ini?"
Dengan menggunakan sepeda motor, kini Naira dan Sehun melajukan motor mereka di sekitar kampung Reyot, tentunya di sana ada sosok Dimas yang tidak suka melihat Naira berboncengan begitu mesranya dengan Sehun, seketika rahangnya mengeras, kedua tangannya ia kepalkan.
'Tunggu saatnya tiba, aku pastikan kalian akan segera berpisah!' umpat Dimas sangat percaya diri.
Rupanya Naira di bawa ke kampung sebelah, dimana di sana ada pertunjukan layar tancap, kemudian Sehun pun menyapa teman-teman nya yang satu profesi dengannya.
"Oalah, istrimu cantik sekali Hun, wajah timur tengahnya kental banget, blasteran arab ya?" goda Soleh yang tiada hentinya menatap wajah cantik Naira
"Pintar kamu nyari istri Hun, kalau aku jadi kamu, pasti bawaannya pingin pulang terus deh, dan tiap malem aku ajakin lembur!" kata Kamal sengaja ingin menggoda Sehun dan Naira.
Kini keduanya malah menelan Saliva nya gegara omongan aneh yang menjurus ke hal yang cukup sensitif, karena sampai saat ini keduanya belum pernah melakukan layaknya hubungan suami istri, meskipun Sehun sempat beberapa kali menginginkannya, tapi Naira seolah menghindarinya, dan ia pun tidak ingin sampai harus memaksanya, biarlah Naira sendiri yang mau menyerahkan dirinya sendiri kepadanya.
Naira sangat terhibur akan tontonan layar tancap tepatnya di kampung koneng, para penonton begitu antusiasnya sampai tidak ada satupun yang beranjak dari tempat duduknya yang hanya beralaskan tikar di atas rerumputan lapangan bola. Sambil menikmati kacang rebus serta jagung rebus, Naira terlihat berseri-seri bahkan keduanya saling melempar senyum dan saling melirik.
'Ya ampun, kenapa aku begitu bahagia saat berada di sisinya? Persis saat dulu aku berada di dekat kak Dimas, apakah aku sudah bisa melupakan kak Dimas dan mulai jatuh hati terhadap suamiku sendiri? Akh ini tidak mungkin, kalau pun iya! kenapa bisa secepat ini? Ini tidak beres!' batin Naira yang mulai gelisah, ia pun terus menggeleng dan menyangkalnya.
Malam semakin larut, tanpa terasa kepala Naira bersandar di bahu Suaminya, Sehun pun langsung merangkul pundak istrinya, Naira sendiri merasa sangat nyaman dengan posisinya saat ini.
Sedangkan kedua temannya Sehun, yakni Soleh dan Kamal yang sedari tadi terus memperhatikan mereka, malah merasa iri, itu semua karena mereka berdua masih berstatus jomblo, alias bujangan.
"Hun, mending kamu bawa pulang istrimu! Kasihan sepertinya sudah sangat mengantuk, mending besok kamu ajak istrimu jalan-jalan ke tempat lain saja, mumpung libur dua hari, iya kak Mal?" usul Soleh sambil menoleh ke arah Kamal
"Iya Hun, sudah bawa pulang saja istrimu, lebih enak juga di rumah bisa berduaan sama istrimu, bisa bebas ngapa-ngapain juga, lah di sini, kamu mau jadi tontonan banyak orang, bikin iri saja!" gerutu Kamal
"Hush, kamu Mal! Kotor sekali pikiranmu! Kebanyakan nonton Film dewasa jadi otak mesum mulu nih, wah kacau!" cela Soleh
"Alah, kaya kamu gak pernah nonton saja Leh, kan itu tontonan untuk usia 21 tahun ke atas, lah aku kan sudah lebih dari usia segitu, jadi gak ada larangannya kan?" elak Kamal mencoba membela dirinya.
"Iya aku juga tahu, tapi kalau keseringan, otak mu jadi konslet, kalau si Sehun sih wajar saja nonton film begituan, ada lawan main! Lah kita lawan mainnya siapa? Sabun mandi? Entar emak gue ngomel gegara sabun di kamar mandinya cepet habis.
"Huuuhhh, apaan sih Lo!" gerutu Kamal sembari menjitak kepala Soleh.
Sehun pun hanya menggeleng ketika kedua temannya membicarakan hal yang tidak berfaedah.
"Yasudah aku pamit pulang dulu ya, sampai ketemu hari Selasa!" ucap Sehun sembari merangkul Naira yang sudah sangat mengantuk, bahkan beberapa kali ia menguap.
"Iya Bro, manfaatkan waktumu selama libur bekerja untuk lembur Hun, biar cepet punya bayi!" Celetuk Kamal yang asal ceplos, kini keduanya malah tertawa cekikikan.
Mendengar hal itu Sehun pun langsung melotot.
'Dasar ngaco, lagian mana mau Naira aku sentuh! Yang ada jika aku sentuh duluan bisa-bisa nanti kena bogem!' batin Sehun mulai merajuk.
Kini keduanya memutuskan untuk segera kembali ke rumah dan berencana untuk mengajak Naira jalan-jalan besok dan ia sendiri ingin segera menyatakan perasaannya terhadap Naira sembari memberikan sesuatu untuknya.
'aku sudah tidak sabar menunggu besok, semoga kau bisa menerima cintaku, Nai! I love you.' batinnya sangat menggebu.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭
itu pasti org Marcel yg mengintip utk mencari tahu apa yg dilakukan oleh Nathan