Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 09
Dania turun dari mobilnya dan di sambut dengan Cilla yang saat ini sedang bermain bersama Mbok Sri. Mobil Pram sendiri belum ada di garasi, yang menandakan bahwa si pemiliknya belum pulang.
Dania menggendong Cilla dan masuk ke dalam rumah. Ada Nyonya Fatma yang sedang melihat sinetron di salah satu stasiun televisi swasta.
" Assalamualaikum, Bu."
Ucap Dania dan mencium tangan Nyonya Fatma takzim. Masih dengan Cilla yang menempel di tubuhnya. Tangannya melingkar di leher Dania. Membuat Cilla seperti anak koala.
" Dania...kamu bisa jatuh kalau seperti itu. Lain kali jangan menggendong Cilla saat ingin mencium tanganku, atau lepaskan dulu Cilla. Atau kamu gak perlu mencium tanganku saat Cilla menempel seperti itu."
Dania menaikan sebelah alisnya, saat mendengar Nyonya Fatma berbicara. Sedangkan Tuan Sofyan yang berada tak jauh dari mereka menggelengkan kepalanya saat mendengar istrinya itu mengomel.
Dania pun membawa Cilla ke kamarnya, dan memandikan Cilla. Dania sudah melepas blazer yang di pakainya pagi tadi, hanya menyisakan kemeja putih yang di pakai sebagai dalaman setelan blazernya.
Cilla yang senang dengan kehadiran Dania, pun mandi dengan bermain air, sehingga membuat kemeja Dania sedikit basah. Bukannya kesal, Dania semakin tertawa. Tawa riang keduanya terdengar oleh Pram yang baru saja pulang.
" Sedang apa-"
Kalimat Pram menggantung saat melihat Dania sudah mengangkat Cilla dari dalam bak mandinya. Senyum Dania yang tadinya menghiasi wajahnya pun seketika menghilang, berganti dengan wajah datarnya.
Dania menggendong Cilla dan membawanya ke atas ranjang. Dania memberikan minyak telon di perut, punggung, daun telinga serta telapak kaki Cilla. Dan memakaikan pakaian, lalu mengikat rambut Cilla yang keriting itu. Tak lupa menambahkan jepitan yang lucu untuk menghiasi kunciran rambut balita itu.
Pram hanya menyaksikan itu semua. Setelah selesai, Cilla pun berlari ke arahnya, sedangkan Dania meletakkan kembali keperluan Cilla di tempatnya. Pram menatap Dania yang tampak datar padanya.Namun hangat pada Cilla.
Sore itu, setelah Cilla selesai mandi. Pram membawa Cilla ke kamarnya. Dirinya akan membersihkan tubuhnya lebih dulu, lalu membawa Cilla keluar untuk sekedar berjalan-jalan. Walau pun waktu sudah terlalu sore.
Sementara di kamarnya, Dania melepaskan pakaiannya yang kotor,lalu merendamnya di dalam sebuah ember. Dania akan mencuci pakaiannya sendiri. Jika biasanya dirinya akan memakai mesin cuci saat di apartemen, tapi kini Dania mengerjakan semuanya secara manual. Tubuh Dania sudah sangat lelah dan itu membuatnya langsung tertidur saat setelah mengerjakan itu semua.
Suara ketukan di pintu kamarnya menyadarkan Dania dari tidurnya. Dania segera merapikan penampilannya, lalu bergegas membukakan pintu. Mbok Sri berada di depan pintu kamar Dania.
" Mbak, ibu minta, minta mbak untuk ikut makan malam bersama mereka."
" Iya,Mbok."
Dania pun melangkah ke arah ruang makan. Sudah ada semua orang disana.
" Dani, sini kita makan bersama."
Ucap Nyonya Fatma pada Dania. Namun Dania menolak secara halus.
" Dani makan bersama Mbok Sri dan yang lain aja ya, Bu."
Lagi-lagi Nyonya Fatma menghela nafasnya kecewa. Begitu sulit meluluhkan hati seorang Dania. Dania pun segera beranjak ke ruang makan bersama para asisten rumah tangga disini.
Dania tidak mengeluh sama sekali tentang pekerjaannya, Dania membuktikan pada Pram, bahwa dirinya adalah orang yang tahu berterima kasih.
Waktu bergulir dengan cepat, tanpa terasa sudah sebulan Dania bekerja rangkap. Setiap pagi Dania harus mengurus keperluan Cilla, lalu berangkat kerja ke perusahaan Tuan Sofyan. Dari pagi sampai sore, Dania bekerja di perusahaan, dan sore setibanya di rumah Tuan Sofyan, Dania bekerja mengasuh Cilla hingga Cilla tertidur.
Tak jarang, Dania merasa badannya sudah sangat lelah. Namun kata-kata Pram waktu itu, membuatnya menyadari siapa dirinya. Dania masih berada di tepi ranjang, saat suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya. Dania membuka pintu kamar, dan alangkah terkejutnya, saat Dania melihat siapa yang ada di depan pintu kamar nya.
" Pak Pram? Ada apa, Pak? Apa Cilla, terbangun?"
Dania bertanya beruntun pada Pram. Namun Pram hanya diam, dan menyodorkan sebuah kartu ATM pada Dania.
" Ini apa, Pak?"
Tanyanya dengan mengerutkan keningnya.
" Kamu gak liat, ini apa? "
" Ya, Saya tau, ini kartu ATM, tapi ini untuk apa Pak?"
Pram menghela nafasnya. Dan masih menyodorkan kartu ATM itu pada Dania.
"Gaji kamu saya kirim ke sini. Karna Saya terkadang lupa. Dan saya jarang pegang uang Cash."
Dania menghembuskan nafasnya. Lalu menatap Pram.
" Maaf pak, tapi saya gak perlu gaji itu. Saya merawat Cilla ikhlas, tanpa mengharapkan imbalan. Saya hanya mencoba untuk membalas semua kebaikan keluarga Bapak dengan membantu merawat Cilla. Maaf Pak, saya lelah, saya ingin istirahat."
Ucapan Dania berhasil membuat Pram membeku di tempatnya. Ucapan yang pernah di lontarkan Pram, kini di wujudkan oleh Dania. Pram membalikkan tubuhnya setelah Dania menutup pintu kamarnya.
Pram tidak menyangka, bahwa Dania akan mengingat semua ucapannya. Pram kembali ke kamarnya, dan meletakkan kartu itu di sebuah amplop, dan menulis sebuah catatan dan meletakkan kartu dan note itu di amplop yang sama.
Pram kembali mendatangi kamar Dania, tapi hanya memasukkan amplop itu melalui celah pintu. Setelah itu Pram pun kembali ke kamarnya dan mencoba memejamkan matanya.
Sudah hampir satu bulan, Pram kembali bekerja memimpin perusahaannya. Sementara perusahaan keluarga Tuan Sofyan, masih di kendalikan oleh Tuan Sofyan, walau tak jarang, Pram ikut membantu. Seperti pagi ini, Tuan Sofyan tidak bisa menghadiri rapat dengan perusahaan lain, dan Pram lah yang menggantikannya. Setelah kemarin Pram menerima materi yang di kirim oleh Dania melalui email nya.
Pagi ini rapat itu akan di laksanakan di perusahaan Keluarga Tuan Sofyan, di bantu dengan Pak Sandi dan juga beberapa staf yang ahli di bidangnya. Cukup lama rapat itu berjalan. Menjelang makan siang, barulah rapat itu berakhir. Pram yang akan keluar dari ruang rapat pun berpapasan dengan Dania yang akan membuat secangkir kopi siang ini, karena Dania merasa kepalanya pusing.
" Mau kemana kamu?"
Ucap Pram tanpa menyebutkan namanya. Dania yang sudah terbiasa dengan sikap Pram pun menjawab.
" Ke pantry, Pak. Apa bapak mau saya buatkan sesuatu?"
Dania mencoba menawarkan bantuan. Karena Dania masih menghormati Pram sebagai salah satu orang penting di perusahaan ini.
" Tidak."
Ucapnya berlalu pergi. Dania mengepalkan tangannya ke udara melihat Pram yang melangkah pergi begitu saja.
" Uugggghhh...Untung Lo anak pemimpin perusahaan, kalo gak udah gue jitak tu pala Lo."
Dania mengumpat setelah tak melihat Pram di depan lift yang biasa di pakai oleh Tuan Sofyan.
semoga ceritanya tidak mengecewakan
Baru dapat novelnya..
Hhhmmm ada hati kah Dok sm Dania?