Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Tante.... Gimana ini, maaf. Karena kehadiranku, semua jadi berantakan." sendu Anita merasa bersalah.
"Sudah lah... Sayang, jangan di pikirkan, nanti juga baik sendiri." sahut Bu Sarah menggandeng tangan Anita, padahal Alisa selama tinggal bersama dirinya tidak pernah di perlakukan seperti itu oleh mertuanya itu.
"Maa.... Apa yang telah mama lakukan terhadap Alisa." marah Raffi kepada sang mama, tidak menyangka ibunya itu bisa berlaku bejat kepada adik iparnya yang baik hati itu.
"Apa sih, Raf.... Datang datang marah marah aja." kesal sang mama.
"Mama yang apa apaan, kenapa mama usir Alisa dari rumah ini?" geram Raffi tidak terima, sudah bagus adiknya mendapatkan istri baik, sholeha, patuh tidak neko neko, dan perhatian , malah di usir oleh mamanya itu.
"Kenapa sih, kalian pada belain wanita miskin itu, dengar ya.... Dia itu tidak pantas bersanding sengan adikmu, tidak cocok dengan keluarga kita, dia tidak sederajat dengan keluarga ini!" bentak sang mama.
"Hahahaha..... Mama, mama..... Lalu... Siapa yang pantas? wanita itu!" tunjuk Raffi menatap nyalang calon istri sang adik yang tega meninggalkan adiknya sehari sebelum menikah, dan akhirnya menyeret Alisa dalam kehidupan mereka.
"Apa kata mama, Alisa tidak cocok di keluarga ini, karena dia miskin dan mama anggap dia wanita rendahan, ckckck.... Mama apa bisa mengaca dengan diri mama sendiri, dari mana mama berasal, apakah mama sederajat dengan keluarga papa, bahkan mama di bandingkan dengan Alisa, Alisa lebih tinggi derajatnya dari mama, Alisa berasal dari kelurga baik baik, hidup harmonis, pendidikan tinggi, di banding mama, sebelum mama masuk di keluarga papa, apa mama berfikir mama berasal dari mana hm... Apa opa dan oma menolak mama, bahkan opa dan oma menerima segala kekurangan mama dengan tangan terbuka, tapi... Apa yang mama lakukan kepada menantu mama." geram Raffi mengeraskan rahangnya, di banding Rafael, memang lah Raffi paling tegas menghadapi mamanya ini, Raffi tidak akan pernah mau mengikuti kemauan sang mama.
Deg.....
Bu Sarah terkejut mendengar ucapan sang anak, tidak menyangka anaknya bisa berbicara seperi itu, sungguh hatinya kesal kepada Raffi, namun dia paling tidak bisa beradu mulut dengan anaknya itu, karena Raffi sangat lah keras kepala.
"Kau....!" tunjuk Raffi kepada Anita, "apa yang kau inginkan hmm.... Bukannya kau yang meninggalkan Rafael di saat sehari kalian akan menikah, sekarang. Rafael sudah bahagia dengan Alisa, kenapa kau muncul lagi hu.... Apakah kau tidak punya hati nurani, menghancurkan banyak hati, apa kah kau tidak takut karma atas semua kejahatan yang kau lakukan akan berbalik kepada diri kau, hu....!" pekik Raffi menatap nyalang ke arah Anita yang berdiri menunduk karena ketakutan melihat amarah Raffi.
"Dasar ja lang, sudah tidak laku dan di buang di luar sana, kau pulang ke sini menghancurkan rumah tangga adikku." maki Raffi dan meninggalkan rumah orang tuanya.
"Raffi... Kamu mau kemana?, bahkan acara ulang tahun adikmu saja belum di mulai, kenapa kau pergi!" pekik sang mama, yang tidak di hiraukan oleh Raffi.
"Aku tidak sudi berbahagia di atas penderitaan hati adik iparku!." sahut Raffi sambil berjalan tanpa menatap sang mama.
"Agkkkk.... Sial sial.... Kenapa wanita si alan itu masih membuat ulah, walau raganya tidak di sini, namun dia masih mampu mengacaukan acara yang sudah saya persiapkan." pekik Bu Sarah frustasi, mertuanya yang tidak mau keuar kamar, Amora anak bungsunya yang meninggalkan rumahnya, dan sekarang Raffi pun ikut pergi, tidak ada satupun anggota keluarganya yang hadir di ulang tahun Rafael saat ini, kecuali Anita, dan suaminya pun mendadak punya janji di luar sana, membuat dia kesal setengah mati.
"Tante..." panggil Anita sendu.
"Panggil Rafael di kamarnya An, kita rayakan bertiga saja, biarkan mereka pergi." kesal Bu Sarah.
Anita mengangguk dan berjalan menaiki anak tangga dengan senyum manis di bibirnya.
"Sabar lah sebentar lagi, kamu pasti bisa kembali kerumah ini, dan mejadi nyonya Rafael, Anita." gumam Anita dalam hatinya.
Tok....
Tok....
"Sayang.... Fafa... Ini aku." seru Anita yang memanggil Rafael dengan panggilan kesayangannya saat mereka pacaran dulu.
Ceklek....
Bunyi pintu terbuka dari dalam, dan menampakan Rafael dengan penampilan kacaunya.
"Ada apa." tanya Rafael acuh.
"Sayang, kenapa penampilan kamu seperti ini, bersihkan dirimu, masa ulang tahun penampilan kamu kucel gini, mandi lah dulu, habis itu kita turun." ujar Anita dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibirnya.
"Pergilah Anita, jangan ganggu saya, saya sedang tidak mau di ganggu." usir Rafael.
"Loh, kok gitu sih, kamu tega! aku sudah capek capek loh, sayang. Memasak makanan kesukaan kamu, masa kamu ngak mau mencicipinya." rajuk Anita.
"Saya tidak memintamu untuk memasak, itu kemauan kamu sendiri, jadi.... Jangan pernah memaksaku." sinis Rafael, menutup pintu kamarnya dengan kasar.
"Sial.... kenapa susah sekali menaklukan Rafael sih.... Lihat saja nanti, gue ngak akan menyerah begutu saja." gumam Anita yang terpaksa turun tanpa Rafael.
"Mana Rafaelnya, sayang?" ujar bu Sarah menatap heran kepada Anita.
"Ngak mau turun tan." keluh Anita.
"Haisss.... Kenapa jadi gini sih, jadi kacau semuanya." kesal Bu Sarah.
"Trus makanannya gimana ini tan? kan mubazir." keluh Anita.
"Sudah lah, suruh makan sama bibi dan penjaga saja, tante juga sudah tidak berselera makan." dengus Bu Sarah.
"Sial.... Sial.... Berantakan semuanya!" pekik Anita dalam hati, dia sudah rela rela menurunkan harga dirinya untuk memasak makanan kesukaan Rafael, namun usahanya sia sia, karena di abai kan oleh laki laki itu.
"Syukurin, emang enak di cuekin."
"Ngak punya hati, bisa bisanya datang lagi setelah tuan muda punya istri cantik dan baik hati."
Pelayan malah berbisik bisik melihat wajah kesal Anita.
Bersambung....
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe