Hi Mommy!

" Sayang cucu nya Oma kenapa. Kok dari tadi kayak nggak happy main sama Opa dan Oma?"

Ayesha tengah mengajak Ale main di luar bersama Ryder. Tapi sedari tadi dia melihat Ale begitu gelisah seperti tidak nyaman.

Ini pertama kali dia merasakan demikian. Alasan Ayesha dan Ryder membawa Ale keluar adalah karena khawatir soal kemunculan Ayu. Tapi sedari tadi Ale sama sekali tidak membahas tentang Ayu.

Mereka sebenarnya lega tapi melihat tingkah Ale sekarang ini membuat Ayesha merasa bahwa Ale tidak dalam suasana hati yang baik.

" Butannya nda hepi Oma, tapi Ale lagi kangen aja sama Mommy?"

" Eh, Mommy? Sejak kapan Ale punya Mommy. Aaah mommy yang itu?"

Ayesha baru ingat bahwa waktu malam tadi Gael menceritakan bahwa Ale sedang dekat dengan salah seoang karyawannya yang bahan sampai di panggil mommy.

" Siapa nama Mommy Ale, Opa jadi penasaran deh. Orangnya bagaimana?" Ryder pun jadi penasaran dengan orang yang dimaksud oleh sang cucu.

" Mommy Sha, olangnya tantik, baik dan masatannya enak. Bistuit buatan Mommy enak banget, ah iya Ale juga suta sama sayul sop buatan Mommy Sha, enak. Temalin ahil petan Ale main te lumah Mommy, tatek dan nenek juga baik. Ehmmm Ale sih minta daddy buat jadiin Mommy Sha istli Daddy, tapi sama Daddy nda dijawab-jawab. Tata Tante Angel, bial Mommy Sha bisa benelan jadi mommy Ale dan tinggal dilumah, Mommy Sha halus jadi istli Daddy dulu."

Jeng jeng jeng

Ryder dan Ayesha saling pandang dengan tatapan penuh kebingungan. Bagaimana bisa cucunya bisa bicara begitu lancarnya soal istri untuk daddy nya. Padahal selama ini menurut laporan Betty, Ale begitu sulit di dekati oleh para wanita.

" Bener begitu Bet?"

" Mbak Keisha memang gadis yang baik Nyonya Besar. Maaf jika saya bicara lancang, tapi memang Mbak Keisha sangat tulus dalam memperlakukan Non Ale."

Ayesha menjadi penasaran, Ale bahkan memuji sampai begitu. Dan cucunya itu juga sudah mengunjungi rumah gadis itu.

" Terus Ale sekarang mau ke kantor Daddy gitu buat ketemu Mommy Sha."

Ale mengangguk cepat, dia benar-benar ingin pergi. Hal ini sungguh membuat Ayesha dan Ryder menjadi sangat penasaran.

" Baiklah, cucu Opa yang cantik. Mari temui Mommy Sha, Opa juga ingin berkenalan dengan mommy yang kata Ale cantik dan baik itu."

" Holeee asiiiik!"

Agaknya rasa penasaran kedua orang tua itu benar-benar harus segera dituntaskan. Dalam kepala Ryder malah berpikir bahwa Gael telah berbuat yang macam-macam kepada gadis itu. Semacam mengancam atau apa.

Pasalnya Ryder dan Ayesa juga terkejut saat tahu usia gadis yang dipanggil mommy oleh Ale itu baru 23 tahun. Usia itu sungguh sangat muda, jadi rasanya agak janggal saja sampai Ale memanggilnya mommy.

Perjalanan menuju BHP tidak lah lama, karena mereka hanya jalan-jalan di mall yang ada di kota tersebut dan bukannya seperti waktu itu yang pergi ke luar kota.

" Opa, Oma sebelah sini. Itu luangan Mommy Sha. Opa tulunin Ale."

Ceklek

" Alooo Mommy!"

tap tap tap

" Halo Ale sayang. Lho katanya lagi jalan-jalan, kok malah ke kantor."

Ryder dan Ayesha berdiri terpaku melihat interaksi antara Ale dan gadis muda itu. Ayesha memiringkan kepalanya, ia seperti melihat wajah yang familiar.

" Mommy, tenalin ini Opa dan Oma nya Ale."

" Selamat siang Tuan dan Nyonya. Aah maaf Nyonya yang waktu itu?"

" Astaga Ya Tuhan, kamu Keisha yang waktu itu. Oh Ya Tuhan dunia ini beneran sempit banget. Hahaha."

Ayesha tertawa dan Keisha tersenyum canggung. Sedangkan Ryder dia tidak mengerti mengapa seolah-olah istrinya sudah saling mengenal dengan gadis yang ada di depannya itu.

Semuanya baru terjawab saat mereka duduk bersama dan saling bicara. Ayesha menjelaskan kepada Ryder bahwa Keisha adalah gadis yang ia temui di kamar mandi saat berwisata dengan Ale.

" Sekali lagi terimakasih karena sudah menolong saya waktu itu Nyonya. Dan berkat kata-kata Anda saya benar-benar berani untuk mengambil sikap."

" Bukan apa-apa, semua karena keberanian kamu sendiri Nak. Dan siapa sangka kamu pernah kerja di BG dan sekarang kerja di BHP. BG adalah perusahaan keluarga ku yang dikelola oleh keponakanku. Dan sekarang kau bekerja di perusahan yang dipimpin putraku, sungguh hal kebetulan yang luar biasa."

Keisha sudah menduga bahwa Ayesha bukanlah wanita biasa. Namun dia sama sekali tidak tahu bahwa wanita paruh baya yang ada di depannya ini merupakan nenek dari Ale dan ibu dari Gael.

" Jadi apa kamu benar-benat mau jadi Mommy nya Ale?"

" Maaf?"

" Sayang, jangan membuat anak gadis orang bingung. Maaf ya Nak, istriku ini suka sekali bicara ngasal. Kalau begitu kembalilah bekerja, kami akan pergi. Ale, ke tempat Daddy dulu yuk. Biar Kakaknya lanjutin kerjanya."

Ale mengangguk patuh, tapi terlebih dulu sebelum pergi Ale menyempatkan untuk memeluk dan mencium Keisha lebih dulu. Hal tersebut membuat Ayesha tersentuh, terlebih cara Keisha memperlakukan Ayesha sungguh lembut dan benar-benar keibuan.

" Mas, kayaknya cocok sama Ale," ucap Ayesha stelah mereka keluar dari ruangan Keisha.

" Sama Ale emang cocok sama Gael gimana. Apa nggak ketuaan tuh Gael buat gadis itu. 38 sama 23, kayak sama om-om nggak sih Keisha nya nanti."

Ayesha tertawa terbahak-bahak diikuti oleh Betty dan Aloy yang berjalan di belakang mereka.

Jika dihitung selisih usia Gael dan Keisha adalah 15 tahun, itu memang tampak sangat jauh dan Gael berasa seperti pedofil. Tapi jika melihat wajah dan tubuh Gael tentu tidak jadi soal. Gael meskipun usianya sudah 38 tahun tapi masih terlihat seperti pria awal 30 an.

" Daddy, i'm coming!"

" Laah katanya jalan-jalan, kok malah ke sini. Mommy sama Daddy juga, tumbenan ke sini?"

" Ale bilang kangen sama Mommy nya, ya udah kita anter kesini. Lagian Mommy juga penasaran sama Mommy nya Ale."

Shaaah

Gael mengusap wajahnya kasar. Dia langsung ingat dengan apa yang dia lakukan dan katakan tadi kepada Keisha.

Sayang, bisa-bisanya dia memanggil Keisha begitu. Meskipun hanya untuk membuat Ayu pergi tapi tetap saja dia tidak menyangka bahwa kata itu meluncur dengan mulus dari bibirnya.

" Kamu kenapa Gael, kok muka mu aneh gitu?"

" Nggak kenapa-kenapa Mom, tadi Ayu ke sini."

" Mau ngapain dia kemari?

" Mau klarifikasi Dad, dia mau mastiin soal perasaanku ke dia. Dan ... ah sudahlah."

Ryder dan Ayesha mengerutkan keningnya. Ucapan Gael yang menggantung itu membuat mereka penasaran tentang apa yang terjadi tadi.

TBC