Aisy anak perempuan yang lahir dari keluarga yang sederhana,anak dari seorang buruh pabrik yaitu pak Didi,saat ini ia duduk di bangku SMA yang beberapa bulan lagi akan lulus.
Beberapa bulan kemudian tiba saatnya pengumumann kelulusan dan Alhamdulillah Aisy dinyatakan 'lulus'. Keinginannya untuk kuliah dibidang keperawatan dikabulkan oleh Ayahnya.
Beberapa Tahun kuliah sekarang terwujud pula Cita-citanya Aisy menjadi seorang perawat terwujud, beberapa Tahun setelahnya Aisy menikah, Awal pernikahan berjalan mulus dan penuh kebahagiaan, tapi kehidupan pernikahan selanjutnya pernikahan Aisy banyak konflik bahkan diambang perceraian.
Mampukah Aisy mempertahankan pernikahan?
Apakah Aisy rela dimadu?
Simak Kisah Aisy dalam kehidupan pernikahannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wahid tertampar
Kirana sangat dekat dengan Ayahnya, terkadang sekolah pun minta di antar sama Wahid, Kirana mau segera tidur kalau sudah dibacakan cerita oleh Wahid, ketika Kirana kena marah sama Ibunya sebab dirinya bandel susah untuk dibilangin, biasanya selalu mengadu kepada Ayahnya ketika nanti sudah pulang.
Seperti pagi ini, Ia sudah mandi tinggal sarapan dan berangkat sekolah saja Kirana ngambek gara-gara belum disuapin sama Ayah nya Wahid dengan sabar menyuapi anaknya setelah itu ia menyendokkan nasi kemulutnya.sesekali terdengar gurauan dari mereka berdua. Aisy yang duduk di sebelah mereka sampai geleng-geleng.Ayah dan anak ini mempunyai sifat dan kebiasaan yang hampir sama jadi kompak deh.
"huhuhu...Ibu di anggurin nihh.'' Berkata dengan mulutnya yang penuh nasi, sambil ujung bibir nya dikerucutkan.
"Hahaha, cup-cup-cup." Kirana berkata sambil mengelus lengan Aisy.
"Yang cemberut haakk maem duluu.'' Gurau Wahid memecah suasana.
"Hahaha, Ibuk seperti Kirana kalau ngambek."
Aktifitas pagi ini di awali dengan kehangatan di meja makan, terasa sangat bahagia. Setengah tuju tepat semuanya berangkat Aisy menuju puskesmas dan Kirana diantar Ayahnya kesekolah, dilanjutkan ke toko listriknya. Saat tiba di toko terdengar pesan masuk di ponselnya Wahid,lalu dibuka dan mengulas sedikit senyum. Entah siapa yang mengirim pesan yang jelas itu bukan Aisy.
"Ehmmm, eh Si boss? kyaknya lagi bahagia nicchhhhhh." Canda Angga karena tak sengaja melihat bosnya senyum sendiri.
"Hehehe, ini dikirimi fotonya Kirana lucu."Wahid memberi alasan." Untung Aku bisa memberikan alasan, Aku nggak bisa seperti ini teruss.'' Ucap Wahid didalam hatinya.
Ada sesuatu yang membuat hati nya Wahid resaah, bukan berarti cinta dan kasih sayang nya lunturr tetap Aisy dan Kirana yang terpenting dalam hidup Wahid. Entah sampai kapan ia menyembunyikan ini semuaa, Ia juga tidak mau terjadi keributan di rumah tangganya, Wahid pasrah membiarkan waktu yang akan mengungkapkannya nanti. Sore harinya ketika Aisy sedang berberes-beres tak sengaja menemukan selembar kertas di saku celananya Wahid.
"Cemara hotel!" Apa mas Wahid pernah chek in disini?" Ucap Aisy dalam hati sambil berkaca-kaca mata Aisy membaca kwitansi tersebut.
Sedih sekali hatinya tak terasa bulir air bening keluar dari mata Aisy, berharap suaminya tidak mempunyai wanita idaman lain.
"Ibuk kenapa?." Ucap Kirana kepada ibunya.
"hahh..eh-enggak ini sedikit pusing kepalanya ibuk sayang, Kirana mau berangkat ngaji ya udah rapi aja??." Tanya Aisy mengalihkan pembicaraan.
"Iya ini Kirana datang mau pamit buk! asalamualaikum." sambil mencium tangan ibunya.
''Walaikum salam...." Ucap Aisy dengan lirih.
Satu Minggu kemudian Aisy memutuskan refresing untuk melepas penat selain urusan pekerjaan yang membuat lelah iya juga lelah dengan kehidupan rumah tangganya resah dan gelisah membuat Aisy selalu berprasangka buruk terhadap suaminya. Tanggung jawab Wahid membuat ia tidak bisa apa-apa, semua uang dan aset ia yang pegang, usaha loundry pun dengan senang hati diserahkan kepada Aisy untuk ikut mengelola. Perhatian terhadap nya dan Kirana masih seperti biasanya, walaupun tidak se intens dulu. Aisy yang memang sudah berencana untuk bertemu teman lamanya Siti dan Tari segera bersiap-siap, mereka akan bertemu di sebuah kolam renang,karena mereka sudah rindu candaan tawa dan keusilan masing-masing, nanti semua akan berenang bersama anak-anak mereka, Siti yang masih jomblo berenang bersama dengan keponakan untuk menemani.
Setelah satu jam berkutat main air, mereka memutuskan untuk mandi dan segera pulang sebentar lagi langit akan gelap. Tiga puluh menit Aisy dan Kirana sudah sampai dirumah, terlihat motor Wahid yang sudah terparkir berarti sang suami sudah ad dirumah,Kirana yang capek sudah tidur dalam gendongan Aisy, segera d taruh di ranjang nya dan Aisy mulai mencari keberadaan suaminya,clingak clinguk Aisy melihat seisi rumah sampai tiba di pintu belakang yang terbuka.
Samar-samar terdengar suara tertawa seperti suara suaminya dengan langkah perlahan ia mendekati, ternyata itu memang suara suaminya yang sedang berbicara ditelfon bersama seseorang, nampak senyum yang lebar dan terdengar suara anak-anak.
"Indah kangen Om..kapan main kesini lagi? mama juga rinduuuuu ucap gadis itu.''
"Besok ya sayang? mana mama Om ingin bicara.
Lalu diserahkanlah ponsel itu kepada mamanya.
"Sudah hilang kangennya mas?" Tanya wanita di seberang.
"Aduuuhh, rindunya jadi pindah ni ke mamanya, Aku kangen sayaaaang."
Bagaikan di sambar petir hati Aisy menjadi tidak karuan, jantung ya berdetak kencang, matanya membelalak menahan air bening yang ada di kelopak matanya, bagaikan tersayat seribu pisau hati Aisy sekarang mendengarkan pembicaraan tersebut.
"Saaaayang...Mas bilang sa-huhuhukkss." Agak lirih diucapkan Aisy tapi terdengar di telinganya Wahid.
Ia lalu berbalik badan seketika ponselnya jatuh dan Wahid juga kaget dengan Aisy yang sudah ada di belakang nya dengan air mata yang bercucuran.
"Ka-kapan ,,pu-lang sayang?." Berbicara sambil berkaca-kaca.
"Aaaaaaaa..huhuhuuu....kamu tega ternyata selama ini kamu menduakan akuuuuu, sejak kapan massssss...?"
"Hiksss.... hiksss..."
"Maafkan aku sayangg? tolonggg." Sambil memeluk tubuh Aisy.
"Jawab aku sejak kapan!! dan seberapa jauhh hubungan kalian! dan benar kalian sudah bermalam bersama!,Cemara hotel itu!."
"Aaaaaaaa,hikss.''
Aisy berusaha untuk melepaskan pelukan lalu melangkah pergi namun tangannya masih di tahan oleh Wahid sambil meminta maaf.
"PLAAK"
"PLAAK."
"BRAAAAKKK ."
Kursi kayu pecah dibanting Aisy lalu melangkah ke kamar putrinya dipeluknya Kirana sambil terus menangis.
sedangkan Wahid masih dibelkang rumah berdiri mematung.
Wahid pun tidak membalas tamparannya Aisy is masih berdiri mematung sambil menangis Ia jongkok memegang kepalanya yang seakan mau pecah ia meruntuki kebodohannya tersebut.
"BAAAAAANGSAAAATTTT!!!!!!!!''
"Aku mencintaimu Aisy...sungguh aku selalu mencintaimu, Aku tidak ingin kehilanganmu, namun rasa sayang itu juga ada untuknya." Ucap Wahid lirihhhh.
Keesokan harinya,jam lima seperti biasanya Aisy bangun mempersiapkan sarapan dibangunkanlah putri mereka yang akan siap-siap sekolah terlihat di ruang tamu Wahid masih tertidur pulas sama sekali tidak ada niat untuk membangunkanya.
"Ibukk, Ayah tidak dibangunin!." Kirana berkata sambil heran.
"Ayah semalam begadang gosok baju yang mau diantar hari ini sayang, jadi ia masih ngantuk, biar tidur saja habis ini Ibuk anterin kesekolah." Dusta Aisy.
"Oh iyaa." Sambil manggut-manggut.
Lalu berangkatlah mereka berdua, sesampainya di sekolah ia bilang kepada Kirana bahwa nanti yang jemput Aunty Clara, dan Kirana selama beberapa hari akan menginap dan di asuh oleh nya.Aisy bilang bahwa ad urusan pekerjaan yang haru dilakukan, tanpa merasa curiga Kirana mengiyakan karena sudah biasa di asuh sama Aunty Clara.
Aisy tak ingin Kirana melihat kedua orang tuanya bertengkar Ia tidak pergi kemana-mana masih tinggal dirumah Wahid, masih seperti biasanya membuat sarapan membereskan rumah dan menunggu pelanggan loundry.
Yang berbeda hanya sikapnya berpapasan dengan sang suami juga tak ada senyuman terasa dingin, kosong dan hampa.begitupun sebaliknya Wahid hati Wahid merasakan rapuh, sudah seminggu lebih mereka seperti ini.