NovelToon NovelToon
Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Persahabatan / Angst
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: ATPM_Writer

Agnes menjalani kehidupan yang amat menyiksa batinnya sejak kelas tiga SD. Hal itu terus berlanjut. Lingkungannya selalu membuat Agnes babak belur baik secara Fisik maupun Psikis. Namun dia tetap kuat. Dia punya Tuhan di sisinya. Tapi seolah belum cukup, hidupnya terus ditimpa badai.

"Bagaimana bisa..? Kenapa Kau masih dapat tersenyum setelah semua hal yang mengacaukan Fisik dan Psikis Mu ?" Michael Leclair

"Apa yang telah Dia kehendaki, akan terjadi. Ku telan pahit-pahit fakta ini saat Dia mengambil seseorang yang menjadi kekuatanku. Juga, Aku tetap percaya bahwa Tuhan punya rencana yang lebih baik untukku, Michael." Agnes Roosevelt

Rencana Tuhan seperti apa yang malah membuat Nya terbaring di rumah sakit ? Agnes Roosevelt, ending seperti apa yang ditetapkan Tuhan untuk Mu ?

Penasaran ? Silakan langsung di baca~ Only di Noveltoon dengan judul "Rencana Tuhan Untuk Si Pemilik Luka"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ATPM_Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Charles Eklet dan Laraswati Odinma, dua sejoli yang pada sore tadi menjalani pemberkatan pernikahan. Kini Mereka saling bergandengan tangan dan menyapa para tamu yang hadir.

Laras memakai gaun yang di desain sesuai ukuran tubuh, juga sesuai seleranya. Perut yang tengah berisikan janin belum terlalu nampak dan Dia masih dapat terlihat sangat elegan dengan balutan gaun pengantin.

Charles Eklet, entah bagaimana Dia melewati hari paling mengerikan dalam hidup saat dikelilingi oleh empat pria kekar beberapa minggu yang lalu. Kini Dia berdiri dengan gagah di sebelah Laras, tak lupa memasang senyum untuk menghiasi wajah tampan nya. Kejadian hari itu seperti nya tidak memberikan dampak apa pun.

Michael dan Agnes terus berjalan, tak lupa memasang senyum terbaik di wajah Mereka.

“Selamat malam Tuan Charles. Selamat atas pernikahan Mu.” Tutur Michael membuka obrolan.

Charles sedikit terbelalak saat melihat Michael namun Dia langsung kembali bereaksi seperti sebelumnya. Dia menjawab salam Michael.

Tapi Laras, Dia terpaku pada Agnes. Wanita itu sungguh tidak memakai Dress, Dia memakai celana panjang dan kemeja yang senada dengan Michael. Bahkan untuk memakai anting saja pun tidak. Dia hanya memakai kalung pemberian Michael. Namun sungguh, Agnes tetaplah Agnes. Dia terlahir dengan paras dan kharisma yang membuat Laras akan selalu merasa kalah walau sudah di selimuti banyak brand-brand mahal sekalipun.

“Selamat atas pernikahan Kalian, Laras dan Tuan Charles Eklet. Semoga rumah tangga Kalian selalu di kelilingi kebahagiaan dan keharmonisan.” Ujar Agnes lembut dengan segala gerak-gerik gemulai.

“Tentu. Terimakasih atas ucapannya, Agnes. Kami pasti akan menjadi keluarga yang harmonis.” Jawab Laras sambil mengeratkan tangan yang bertengger di lengan Charles.

Michael sangat pandai sekali bersikap seolah tidak ada apapun yang terjadi. Dia lanjut mebicarakan hal-hal ringan dengan Charles. Juga Agnes sesekali bersuara dan memberikan senyuman terbaiknya pada Laras.

“Masih banyak tamu yang baru datang, pembicaraan Kita sebaiknya sampai di sini saja.” Lontar Michael mengakhiri.

“Ah, baik. Silahkan nikmati jamuan yang sudah di siapkan.” Jawab Charles.

Michael dan Agnes pun menunduk pelan dan menuju ke menu hidangan. Agnes tidak tau bahwa Michael sempat melirik Charles dengan tatapan peringatan untuk tidak memandangi sesuatu yang bukan milik nya. Mata Michael masih setajam silet, mengingat sejak obrolan berlangsung, Charles terus saja melirik ke arah Agnes. Seolah tidak ada kejadian buruk yang Dia rencanakan beberapa minggu yang lalu.

“Aku tidak suka Dia!” Tutur Michael sambil menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Agnes duduk.

“Seharusnya memang begitu kan ? Hanya Laras yang boleh menyukai nya.”

“Aku tidak bercanda, Agnes.”

Para pelayan pun menghidangkan beberapa menu makanan untuk Michael dan Agnes. Mereka sungguh tidak selera dan malah tenggelam dalam obrolan.

“Hahaha, Aku sedikit penasaran. Apa Dia masih bisa berdiri setelah kejadian itu ?” Tutur Agnes menjaga kekehannya tidak terdengar tamu lain.

“Kemungkinan besar masih. Karena waktu itu Dia berada di bawah pengaruh obat. Selain itu, rasa gatalnya memang sulit untuk di hilangkan.”

Agnes menyipitkan mata dan berucap “Ugh, sungguh menjijikan.”

Sorot mata Charles dan Laras hanya terfokus pada Michael dan juga Agnes. Charles sungguh belum pernah melihat sosok Agnes yang di penuhi gelak tawa. Dia seolah menunjukkan sisi yang lain. Sedangkan Laras, Dia berfokus pada Michael. Pria dengan postur tubuh yang lebih bagus dari Charles, dan juga di karuniai ketampanan tanpa cela. Setiap senyum yang tertoreh, sungguh menjadi sumber kenikmatan mata. Sayangnya Laras membenci fakta bahwa senyum itu tertorehkan karena Agnes.

“Apa Agnes tidak pernah memberitahukan tentang Pria itu karena takut Ku rebut ?” Batin Laras tak suka.

“Lepaskan tangan Mu. Aku mau merokok.” Kata Charles dengan nada ketus.

“Apa ? Kau mau merokok lagi ? Padahal baru beberapa menit yang lalu Kau melakukannya.” Jawab Laras tak terima. Enggan melepaskan tautan tanganya.

“Aku frustasi harus menghadapi banyak orang. Sudahlah, jangan terlalu cerewet dan lepaskan tangan Mu.” Tutur Charles sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

Laras tersenyum kecut sabil memutar bola mata malas. Dia pun meladeni perkataan Charles barusan.

“Bohong! Kau hanya tidak suka bahwa Agnes datang dengan menggandeng Pria lain kan ? Di lihat dari cara Mu bicara tadi, Dia memiliki kekuasaan yang lebih dominan. Iya kan ? Kau jadi tidak bisa mengeluarkan hinaan-hinaan sarkas yang di baluti dengan kata-kata indah.”

Mereka berdua terus adu mulut. Meski nada bicara Mereka tidak sampai terdengar, tetapi gestur tubuh yang di tampilkan sungguh menjadi pusat perhatian. Asisten Tuan Antonio segera mendekat dan memberitahukan situasi anak dan menantunya.

“Tcih! Bedebah itu bahkan tidak bisa menahan sikap di hari seperti ini?” Ujar Antonio sambil berpamitan pada tamu undangan dengan amarah yang naik sampai ubun-ubun.

Fakta bahwa Dia tidak berhasil mendapatkan Tender besar setelah melakukan banyak hal kotor untuk menyapu bersih pesaing bisnis yang lain masih menjadi satu kekesalan dalam diri nya.

Saat Antonio baru akan mendekat, terjadi aksi tarik menarik antara Charles dan Laras. Charles yang kekeh ingin merokok, dan Laras yang tidak mengijinkannya karena sama-sama terbalut emosi.

“Argh. Ku bilang lepaskan tangan Ku!” Teriak Charles sambil menepis tangan Laras.

Brukh!

“Ahhh...” Rigis Laras saat bok*ongnya terbentur dengan keras di atas lantai.

“Charles!!” Teriak Antonio dengan urat leher yang tercetak jelas.

“Ya Tuhan, apa yang terjadi ?”

“Bukankah Mereka saling mencintai ?”

“Kenapa malah bertengkar di hari baik Mereka ?”

Bisikan para tamu pun mulai terdengar seperti dengungan lebah. Charles mematung di tempatnya saat suara sang Ayah menggelegar dengan balutan emosi.

“Ya Tuhan, apa itu darah ?” Batin Agnes yang saat ini melihat gaun seputih salju itu mulai berubah warna.

Langkah Antonio semakin di percepat. Diikuti oleh Paula dan orang tua Laras, Mereka langsung memerintahkan pelayan untuk mempersiapkan mobil. Charles pun menggendong Laras yang saat ini dipenuhi ringisan kesakitan usai benturan tadi.

Asisten Antonio menenangkan suasana setelah kepergian Para orang tua juga kedua pengantin.

Setelah tragedi tadi, tidak mungkin para tamu undangan masih bisa duduk dan bercengkrama santai seperti tadi. Secara serempak, Mereka semua langsung pamit. Tidak terkecuali Michael dan Agnes.

“Michael, Kau pulang duluan saja. Aku harus pergi ke rumah sakit.” Tutur Agnes yang saat ini tdak mau masuk ke dalam mobil yang sudah dibukakan oleh Michael.

“Mau melihat Laras ?”

“Emm.. Aku bukan mengkhawatirkannya. Aku mengkhawatirkan anak nya.”

“Hahh... Baiklah. Aku akan mengantar Mu. Masuklah ke mobil.”

“Michael, Kau ada meeting kan ? Tidak apa, Aku bisa naik Taxi.”

“Aku tidak ingin kejadian itu terulang lagi, Agnes. Masuk dan duduklah dengan tenang, Aku masih memiiki waktu untuk berkendara sebelum meeting di mulai.”

Agnes pun memilih untuk masuk dengan patuh. Semakin banyak berdebat, akan semakin memangkas banyak waktu berharga.

...***...

Jangan lupa like dan komen ya, Thank you so much Darling~♡

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!