NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:714.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#16. Hendak Kemana Kita•

#16

Dhera kembali melongok tirai jendela setiap kali ada mobil berhenti di depan rumah, akhirnya dengan terpaksa Dhera pun menuruti permintaan Danesh untuk pindah ke rumah orang tua Danesh. 

Dan kini, setelah ia bersedia pindah, ternyata Danesh menghilang tanpa pamit, entah kali ini untuk keperluan apa. Yang jelas, bibi Manda pun diam ketika Dhera bertanya kemana pria itu, dan sedang melakukan apa. 

Hah? Rindu? Tentu saja tidak, bagaimana  mungkin ia merindukan pria itu, sementara keberadaannya saja sering membuat Dhera kesal. Ditambah lagi permintaannya untuk segera melegalkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan, ah, entahlah, pokoknya Dhera tak suka dengan ide pernikahan yang Danesh tawarkan, apapun alasannya, dan meski ada anak-anak yang kelak harus mereka jaga berdua dengan penuh tanggung jawab. 

Tapi sekarang, baru juga beberapa jam pria itu menghilang tanpa kabar yang jelas, Dhera sudah menanti kedatangannya. Sungguh ibu hamil yang labil. 😌

Dari Arah ruang tengah, bibi Manda datang dengan nampan berisi makan siang untuk Dhera. 

“Bagaimana, apa tetangga baru yang sedang mengangkut barang, sudah selesai berbenah?” tanya bibi Manda, berpura-pura tak tahu apa yang sebenarnya tengah Dhera rasakan. 

“E-eh, iya Bi, sepertinya sudah, tinggal beberapa kotak kecil yang belum diangkut kedalam rumah,” jawab Dhera, sambil melangkah sangat perlahan kembali ke sofa serta benang rajutnya. 

Terpaksa Dhera melakukannya karena ia terlalu bosan menganggur, itu pun setelah bibi Manda mengajarinya susah payah. Karena sebenarnya, Dhera lebih suka mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, atau berkelahi sekalian, ketimbang berperang dengan benang dan jarum rajut.

Bibi Manda menghidangkan semangkuk soto ayam, sesuai permintaan Dhera, namun Dhera terlihat tak berselera untuk mulai memakan hidangan berkuah kuning tersebut. 

“Kenapa? Susah makan lagi?” tanya bibi Manda yang mulai mengerti keadaan Dhera yang tak bisa makan lahap, jika ayah sang bayi tidak berada didekatnya. 

“Sepertinya, Aku tiba-tiba kenyang.” Dhera beralasan. 

“Pelan-pelan saja, yang penting ada nutrisi yang masuk untuk si kecil.” Bibi Manda mengusap perut Dhera. 

“Iya, Bi, akan Aku coba.” Dhera kembali mengangkat sendok ke mulutnya. Suapan demi suapan ia lakukan dengan terpaksa, demi si buah hati yang hanya bisa mengandalkan pasokan makanan darinya saja.

Bibi Manda mengusap perut Dhera, “Pintar sekali Kalian, sabar sebentar yah, Daddy sedang menyelesaikan beberapa urusan. Semoga besok sudah kembali.” Bibi Manda berbisik lembut pada kedua janin dalam kandungan Dhera.

Entahlah, tapi diam-diam Dhera menyembunyikan senyum kecilnya. 🤫🤫

•••

Daddy Andre meninggalkan Rumah Sakit dengan langkah cepat, tentunya usai mendapat saran bijak dari saudara sulungnya. 

Walau pada awalnya dirinya ditertawakan, namun papa Kevin tetap memberinya saran bijak. 

“Iya, Daniel.” Dalam perjalanan, Daddy Andre menjawab panggilan dari Daniel.

“Dad, sedang dimana? Daddy sudah ditunggu nih?” tanya Daniel.

“Batalkan acaranya, tunda di lain hari saja … “

“Heh?”

“Sekarang dengarkan Daddy baik-baik.”

“Iya, Dad.”

“Segera pulang, ajak Darren, Evan, Nick, atau siapa saja yang Kamu temui di jalan.” 😮‍💨

“Sekarang Dad?”

Daddy Andre menghentikan langkahnya, ia pikir Daniel sudah paham, tapi ternyata masih bertanya, “Tahun depan!!” pekik daddy Andre kesal, “tentu saja sekarang, kan tadi Daddy sudah bilang batalkan pertemuannya.”

“Baiklah, Dad.”

Daddy Andre menutup teleponnya, “Nggak Kevin, nggak Daniel, mereka sama-sama membuatku naik tensi,” gerutu daddy Andre. 🤣

Pria itu segera memasuki mobil yang sudah menunggunya di depan lobi Rumah Sakit, “Kita pulang, Pak,” pinta daddy Andre pada sang sopir.

“Baik, Tuan.” Tanpa bertanya lebih lanjut, sang sopir segera melaksanakan titah sang tuan. 

Mobil melaju dengan kecepatan standar, menyesuaikan dengan padatnya jalanan ibu kota pagi itu, benar-benar pagi yang membuat jantungnya berpadu cepat. 

Setelah mengambil nafas sejenak, Daddy Andre pun menghubungi sang istri.

*** 

Mommy Bella mengusap kepala Ezio yang sedang menikmati kudapan paginya, “Oma, mau? Enak loh.” Wajah bulat gembul menggemaskan itu menyodorkan sepotong pisang goreng buatan Naya.

Mommy Bella menggeleng, “Ya cudah, kalo dak mahu, padahal picang goleng buatan Mami, enak tau,” gumamnya sembari memasukkan pisang tersebut hingga pipinya semakin bertambah bulat.

Naya yang baru keluar dari dapur, ikut bergabung di meja makan, “Mom, katanya mau memejamkan mata?”

“Justru Mommy semakin sakit kepala, mending lihat si Pipi bakpao ini makan.” dengan gemas, mommy Bella kembali mencubit pipi bulat Ezio. “Benar-benar duplikat Daniel ketika seusianya.”

Naya tersenyum membenarkan, “Iya, Mommy benar, saat itu bahkan aku meledeknya bodoh, karena belum bisa mengoperasikan pola hitungan sederhana.” Gelak tawa Naya agaknya menular pada Mommy Bella, karena wanita tersebut ikut tertawa kala kembali mengingat kelucuan Daniel ketika masih anak-anak.

Drrrrt 

Drrrrt

Pandangan mommy Bella mengarah ke ponselnya, keningnya berkerut ketika melihat nama sang suami ada di layar ponsel menanti untuk dijawab. 

“Aku pikir Kamu sedang rapat?”

“Aku sudah meminta Daniel membatalkannya, sekarang bisakah Kamu segera bersiap,” titah Daddy Andre tanpa basa-basi.

“Hmm … baiklah,” jawab mommy Bella tanpa banyak membantah.

“Oh iya, bawa perhiasan atau apa saja di rumah.”

Mommy Bella terdiam, “Perhiasan? Untuk apa?”

Di ujung sana, daddy Andre memijat pelipisnya, “Untuk itu, tadi apa katamu? Mengunci sasaran sebelum ditembak.”

“Aaahhh … baiklah.” 

“Jangan lupa, minta juga anak kesayanganmu berpakaian rapi, 15 menit lagi Aku tiba.”

Tut

Tut

Tut

Begitu terburu-buru Daddy Andre mematikan sambungan teleponnya, semua itu terjadi karena ia merasa ada banyak hal yang penting yang harus ia lakukan. Benar-benar tuan besar sejati, sukanya main perintah, dan harus sesuai dengan apa yang ia rencanakan. 

•••

Sementara itu, Mommy Bella berjalan cepat kembali ke rumah, ia menemukan Danesh sedang berbaring melamun di kursi malas tepi kolam renang. Gitar yang ada di pelukannya ia petik asal senarnya, hingga menghasilkan irama nada tak beraturan. 

“Mom,” sapa Danesh terkejut, kala melihat Mommy Bella berdiri mematung di hadapannya dengan tiba-tiba. 

“Cepat bersiap! Pakai pakaian terbaikmu! JANGAN BERANI-BERANI KAMU BERPAKAIAN SEPERTI TUKANG SAPU JALANAN!! Pokoknya jangan sampai membuat Mommy dan Daddy kehilangan muka.” Layaknya seorang jenderal, Mommy Bella setengah berteriak memberi perintah, bahkan Danesh tak sempat membantah kalimat tersebut. 

Tapi perasaannya sedikit membaik setelah mendapat teriakan mommy Bella, Danesh berlari cepat menaiki tangga menuju kamarnya. Mandi kilat asal wangi bau sabun dan shampo, biarpun Sering berpenampilan berantakan, ia sangat percaya diri dengan wajah tampannya. Karena gen tersebut menurun dari kedua kakek moyangnya, opa Sony dan opa Kenzo. 

Kini pria itu terpaku di depan cermin, setelan jas hitam, dipadu dengan dasi, dan juga kemeja putih bersih, ternyata membuat penampilannya berubah seratus persen. Pantas jika mommy Bella selalu marah karena dirinya sering berpenampilan serampangan. 

Rupanya sang mommy juga ingin memamerkan putra tampannya pada semua orang, Danesh meraba dadanya yang berdebar menanti kejutan apa yang hendak diberikan kedua orang tuanya. 

Danesh turun dari kamarnya, ia melirik pesan yang baru saja dikirim bibi Manda. 

📬 Walau sedikit dipaksa, tapi dia sudah berhasil menghabiskan makanannya. 

Begitulah bunyi pesan bibi Manda, pesan tersebut datang bersama foto Dhera yang sedang duduk meluruskan kaki, dengan benang rajut di pangkuannya. 

“Ayo Cepat!” pekik Daniel, yang melihat Danesh justru terpaku di tangga, menatap layar ponselnya. 

Danesh mendongak menatap wajah kesal Daniel, seolah-olah hendak menelannya bulat-bulat. “Kok Kamu juga disini, kita mau kemana sih?”

Daniel menarik lengan Danesh tak sabaran, “Mau ke penj^aga^lan.” 🤧

•••

Celia bilang, danesh seperti kang kebun. 🥲

Dhera bilang, danesh adalah kang kurir. 😕

Mommy Bella bilang, danesh mirip tukang sapu jalanan. 😭

1
Katherina Ajawaila
awal cerita yg menarik, walau penuh dengan kata nekat banget, ngelawan ortu loh
Adis Riea Rusmono
bagus
Retna Tri Tunjung
novel yg bagus
Anisatul Azizah
lha trs ngopoooo hajar anak orang smp babak belur
Anisatul Azizah
mereka benar2 tdk peduli dg putrinya, padahal sblm pergi jg pamit dan tau kondisi putrinya hamil
Anisatul Azizah
Mau nyembelih Danesh😂
Anisatul Azizah
uhui... pak Duda ada celah dikit langsung trobosss
Anisatul Azizah
se blak"an itu obrolan dlm ambulance😂
Anisatul Azizah
ini bukan sembunyiii😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar🦉
tetap semangat 💪
endang nastusil
Luar biasa
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
semangat neng othor🥰🥰
Setyowati Setyowati
semangat thor ...fokus satu" dulu kalau di paksakan takutnya GK sesuai ekspetasi...kalau bisa bikin secita baru ..Marina contohnya ..di babnya di tambahi lagi ..semoga sehat selalu dan dapat ide lagi untuk buat karya lagi 💪💪
Endang Ardian: yaahh.. padahal q sangat penasaran c
Setyowati Setyowati: gak pa" thor ..di tekuni dan di nikmati kehidupan nyata sama dunia halu ..
di bawa seimbang ya thor..biar seneng semuanya 💪💪
total 3 replies
Bunda Aish
ok deh Mbak bulan apapun itu terimakasih ya dan tetap semangat dalam berkarya 🫰
Rahmawati
tetep semangat Thor nulisnya, di tunggu ceritanya yg baru
yellya
oke lah kak, 💪🤗🥰
Heri Achmadi
tetap semangat Thor...
moon: /Heart//Heart//Heart//Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
Yayuk Bunda Idza
tetap semangat berkarya Thor.... semoga selalu sukses
Yayuk Bunda Idza: sama2 Thor
moon: amin terima kasih kak
total 2 replies
Nik momRiz&Ga
Terimakasih thor, gpp. d tunggu krya selanjutnya, tetep semangat n semoga sehat selalu.
aamiin,,
moon: terima kasih kak/Determined/
total 1 replies
Sh
ok..ga apa apa..tetap semangat... sekarang pikiran ga terbagi 2 judul....Ayo gebrak di judul baru Marina...biar hasilnya bisa bagus... Geraldy juga udah cukup banyak...Jerih payah boleh dibilang udah sangat bagus sekali...Aku lanjutkan dalam dunia halu aja ...Kenzo dan Leon..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!