Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Nayeon duduk di sofa, menatap S.Coups yang berdiri di dekat jendela dengan ekspresi penuh kebingunan dan sejumlah pertanyaan muncul di benak kepalanya. Lampu kota yang berkilauan di malam hari memantulkan bayangan gelap di wajahnya.
"Kenapa kau begitu terobsesi mengejar pelayan barumu?" tanya Nayeon, suaranya tenang namun penuh rasa ingin tahu.
"Apa yang sebenarnya dia lakukan padamu?" sambung Nayeon
S.Coups tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya berbalik menatap Nayeon. Matanya tajam, penuh dendam yang belum terbalaskan.
"Ini bukan obsesi, Nayeon," ucap S.Coups pelan tapi tegas.
"Ini tentang tanggung jawab." ucap S.Coups
"Tanggung jawab?" Nayeon mengernyit.
"Maksudmu apa?" tanya Nayeon. S.Coups duduk di sampingnya, kedua tangannya bertaut erat.
"Keluarga nya berhutang pada keluargaku. Hutang yang sangat besar. Ayahku memberi mereka waktu untuk membayarnya, tapi mereka malah melarikan diri, meninggalkan tanggung jawab mereka begitu saja." ucap S.Coups. Nayeon menatapnya dengan kaget.
"Seberapa besar?" tanya Nayeon
"Sangat besar hingga hampir menghancurkan bisnis keluargaku. Ayahku percaya pada mereka. Dia memberi mereka pinjaman dalam jumlah besar untuk menyelamatkan usaha mereka, tapi setelah menerima uang itu, mereka menghilang. Mereka tidak pernah berniat membayar kembali." Rahang S.Coups mengeras.
Nayeon terdiam. Ia tahu betapa S.Coups menghormati ayahnya dan bagaimana pria itu selalu menjaga kehormatan keluarga mereka.
"Dan karena itu, ayahmu kehilangan segalanya?" tanya Nayeon. S.Coups mengangguk, sorot matanya penuh luka yang tersembunyi.
"Dia terus berusaha mempertahankan bisnis kami meski mengalami tekanan besar. Tapi pada akhirnya, stres dan beban itu terlalu berat. Kesehatannya memburuk dan dia meninggal sebelum melihat keadilan ditegakkan."jawab S.Coups. Nayeon menatapnya dengan perasaan bercampur aduk.
"Tapi itu bukan salah pelayan baru mu secara langsung, kan? Itu urusan keluarga mereka."ucap Nayeon. S.Coups tertawa kecil, tapi tidak ada humor di dalamnya.
"Jika dia tidak bersalah, kenapa dia melarikan diri? Kenapa dia tidak datang untuk menyelesaikan semuanya? Dia bisa saja mengusahakan cara untuk membayar hutang keluarganya, tapi dia memilih kabur." tanya S.Coups balik terhadap Nayeon
Nayeon terdiam sejenak. Ia bisa merasakan betapa dalam luka yang ditinggalkan oleh kepergian ayah S.Coups. Tapi ada sesuatu yang terasa janggal dalam cerita ini.
"Dan bagaimana jika dia punya alasan sendiri? Bagaimana jika dia tidak tahu seluruh kebenarannya?" tanya Nayeon hati-hati. S.Coups menatapnya dingin.
"Kalau begitu, biarkan aku menemukannya dan mendengar alasannya sendiri. Tapi satu hal yang pasti, hutang harus dibayar. Tidak ada yang bisa lari dari tanggung jawab." tegas S.Coups
Nayeon menatap pria di depannya dengan perasaan bercampur aduk. Ia mencintai S.Coups, tapi ada sesuatu dalam cerita ini yang belum terungkap sepenuhnya. Dan ia berniat mencari tahu kebenarannya sendiri.
Nayeon menatap S.Coups dalam diam, mencoba memahami perasaan pria itu. Ia tahu S.Coups bukan orang yang mudah memaafkan, tapi ada sesuatu dalam kisah ini yang membuatnya merasa tidak nyaman.
"Apa yang akan kau lakukan jika menemukannya?" tanya Nayeon akhirnya. S.Coups menghela napas dan menyandarkan punggungnya ke sofa.
"Aku ingin dia membayar hutangnya. Jika dia tidak bisa membayar dengan uang, maka dia harus membayarnya dengan cara lain." ucap S.Coups
"Dan jika dia tidak tahu apa-apa?" tanya Nayeon sambil menatapnya lekat.
"Bagaimana jika keluarganya tidak pernah memberitahunya tentang hutang itu?" tanya Nayeon lagi. S.Coups mendengus.
"Itu bukan urusanku. Aku tidak peduli apakah dia tahu atau tidak. Yang jelas, dia bagian dari keluarga itu. Dan keluarga bertanggung jawab atas kesalahan mereka." tegas S.Coups
Nayeon menggigit bibirnya. Ada sesuatu dalam cara S.Coups berbicara yang membuatnya merasa Lee Young mungkin tidak seburuk yang dia bayangkan.
"Aku ingin berbicara dengannya," ucap Nayeon tiba-tiba. S.Coups menoleh, menatapnya tajam.
"Apa maksudmu?" tanya S.Coups
"Aku ingin mendengar sisi ceritanya."jawab Nayeon S.Coups tertawa sinis.
"Kmau pikir aku akan membiarkanmu bertemu dengannya? Dia sedang dalam pelarian, Nayeon. Itu artinya dia bersalah."ucap S.Coups sinis.
